Oleh: Muhammad Arief Afifuddin, @D08-Arief, @Proyek-B09
Resiko bagi yang mencoba menegakkan
kebenaran :
1. Dipenjara.
2. Dibunuh.
3. Diusir
Berani Menyuarakan Kebenaran
Keberanian adalah power utama
yang dibutuhkan oleh seorang wirausahaan. Ketika seseorang berani menghadapi
permasalahan disekitar dengan menjunjung tinggi nilai kebenaran, maka sudah
dapat dipastikan usaha anda akan menjadi besar, bahkan anda akan dihargai dan
dihormati oleh masyarakat sekitar. Bahkan mungkin saja anda akan mendapatkan
relasi atau bahkan donator dalam bisnis anda.
Pada kenyataannya
pun banyak orang yang sukses dalam bisnisnya atau kariernya disebabkan
keberanuiannya dalam menyuarakan kebenaran. Akan tetapi, banyak orang yang
tidak berani melakukannya disebabkan ketakutan akan ancaman yang akan
menderanya, bahkan mereka memilih untuk mencari jalan aman dengan berdiam diri
saja, tapi bereaksi sedikitpun, padahal kejahatan, atau tindakan yang
jelas-jelas salah nyata baginya.
JANGAN
TAKUT MENEGAKKAN KEBENARAN
"Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan sampai
menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenarnya jika memang benar kamu
melihatnya, menyaksikannya atau mendengarnya." (HR Ahmad)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, "Janganlah takut berada di
jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela." Aku berkata,
"Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya,
"Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit."
Rasulullah saw sendiri sudah mengisyaratkan, bahwa akibatnya
akan pahit. Tetapi itu hanya sebatas di dunia. Sama dengan orang yang harus
menelan obat, seberapapun pahitnya bila yakin bahwa itu akan menyembuhkan,
seharusnya ditempuh juga.
Allah SWT memerintahkan manusia agar menegakkan kebenaran
bersikap dan berprilaku jujur, berani mengatakan yang benar meskipun perkataan
yang benar tersebut akan mengakibatkan dirinya dimusuhi, dikucilkan, dianiaya
bahkan kehilangan nyawa.
Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya,
"Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika
ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan."
(QS. An Nisaa": 135).
Ayat di atas memerintahkan hamba Allah SWT yang beriman
benar-benar menegakkan kebenaran dan menghukum dengan seadil-adilnya meskipun
yang bersalah, keluarga sendiri bahkan orangtua kandung sendiri. Jangan tebang
pilih atau pandang bulu dan mengikuti kehendak hawa nafsu dalam memutuskan
suatu perkara. Allah SWT memberikan mandat kepada manusia sebagai khalifah di
bumi agar menjadi penegak kebenaran, tanpa ragu-ragu.
Dalam Sebuah hadits Qudsi dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: "Allah SWT berfirman : Hai hambaKu sesungguhnya
Aku mengharamkan terhadap diriKu berbuat zalim dan yang demikian berlaku pula
untuk kamu. Maka janganlah kamu berbuat kezaliman. Kehancuran umat terdahulu
adalah karena mereka berbuat zalim dan sewenang-wenang." (HR. Muslim).
Sebagai seorang muslim haruslah menjadi suri teladan dan menjadi
rahmat bagi semesta alam dan senantiasa berkata benar sebagaimana sabda
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas"ud dari Rasulullah SAW
beliau bersabda: "Sesungguhnya kebenaran itu membawa kebaikan dan kebaikan
itu membawa ke syurga. Dan sesungguhnya orang yang membiasakan dirinya benar
dalam segala tingkah lakunya akan dicatat Allah sebagai orang yang selalu
benar. Sedangkan kedustaan itu membawa kepada penyelewengan dan penyelewengan
itu membawa ke neraka dan orang-orang yang membiasakan berdusta akan dicatat
Allah sebagai pendusta." (HR. Bukhari).
Sudah saatnya bangsa ini menegakkan kebenaran di negerinya agar
Allah SWT menurunkan karunia, nikmat dan rahmat dari langit dan bumi.
Kehancuran suatu bangsa di masa lalu hendaknya menjadi pelajaran bagi kita.
Mereka itu mengingkari perintah Allah SWT berbuat zalim dan melampaui batas.
Mereka yang menjadi ulil amri di negeri ini berkuasa atas kehendak Allah SWT
dan mereka harus menjalankan kekuasaannya sesuai dengan kehendak si pemberi
kuasa. Dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara harus menjalankan otoritas
yang diberikan Allah berkata benar dan menegakkan keadilan.
Mereka harus mempergunakan mata dan telinganya untuk melihat dan
mendengar realita di tengah-tengah masyarakat. Betapa saat ini masyarakat belum
sepenuhnya merasakan kebenaran dan keadilan itu ditegakkan. Masyarakat lebih
sering melihat tontonan kebohongan dari elit politik di negerinya yang terjerat
kasus korupsi. Putusan-putusan hakim banyak yang justru mencederai rasa
keadilan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: "Apakah engkau
hendak meminta keistimewaan dari pelaksanaan hukum-hukum Allah? Sesungguhnya
kehancuran umat-umat terdahulu karena bila yang mencuri rakyat jelata mereka
hukum, tetapi kalau yang mencuri orang yang berpangkat mereka biarkan saja.
Demi Allah yang memelihara jiwa saya kalau Fatimah binti Muhammad mencuri saya
potong tangannya." (HR. Bukhari).
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS Al Ma-idah [5] : 8)
Tak selamanya usaha menegakkan kebenaran berjalan mulus. Yang
lebih sering terjadi justru menemukan jalan terjal dan berliku. Meski demikian,
kebenaran tetaplah harus ditegakkan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
maupun masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar