Senin, 13 November 2017

Mengambil Resiko

 @E17-Nabilla, @ProyekA09

Oleh: Nabilla Mutiara N

SEBUAH KENYATAAN TENTANG KEBERHASILAN 

Saya katakan tidak ada yang bisa menjamin dan memastikan keberhasilan sebuah proses. Saat Anda mau minum, Anda mengambil gelas kemudian mendekatkan ke mulut Anda, apakah dijamin berhasil? Tidak.

Apa lagi dalam kegiatan yang lebih kompleks seperti bisnis, dimana faktor yang menentukan keberhasilan tidak sepenuhnya di tangan kita. Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan.
Tidak ada satu bisnis yang dijamin berhasil
  • Tidak ada satu iklan yang dijamin menghasilkan penjualan tinggi
  • Tidak ada satu strategi yang memastikan memenangkan persaingan
  • Tidak ada jaminan karyawan Anda akan loyal 100% selamanya
  • Tidak ada jaminan pelanggan tidak berpindah ke produk lain
Ya, tidak ada satu pun metode, cara, teknik, taktik, tempat memasang iklan, dan lainnya yang dijamin berhasil.
Bukan untuk menakuti, hanya untuk memberikan pemahaman bahwa seperti inilah kenyataannya. Jika Anda dalam bisnis atau mau masuk dunia bisnis, Anda harus bersedia menerima kenyataan ini.
Cari yang tidak ada resiko? Sampai kapan? Memang ada usaha tanpa resiko? Selalu ada. Tidak ada yang namanya “yang pasti-pasti saja”, “yang jelas-jelas saja”, dan “yang biasa berhasil”. Zaman terus berubah, yang dulu kita anggap aman, tidak akan terjadi selamanya.
Yang dulu menghasilkan, belum tentu nanti akan menghasilkan lagi. Kata siapa bekerja di perusahaan aman? Kata siapa nabung di deposito aman? Mungkin resikonya kecil, tetapi hasilnya kecil.
HASILNYA AKAN MEMBAYAR
Kenapa seorang pengusaha tetap berniaga meski selalu ada resiko. Apa motivasi mereka untuk terus menjadi seorang entreprener meski dibayangi dengan resiko?
Karena saat berhasil akan membayar semua kerugian yang terjadi akibat kegagalan. Contoh berani mengambil resiko dalam periklanan.
Misalnya Anda memasang iklan di Facebook. Anda menghabiskan uang Rp 1.000.000, kemudian gagal. Anda perbaiki iklan Anda. Tapi masih gagal, rugi lagi dan lagi. Anggap sampai 10X. Total Anda gagal Rp 10.000.000.
Karena Anda terus memperbaiki, maka yang ke 11 Anda berhasil. Anda mendapatkan tambahan keuntungan Rp 5.000.000 per bulan misalnya. Maka dalam 2 bulan saja, kerugian sebelumnya sudah tertutup. Bulan ketiga dan seterusnya pendapatkan Anda naik Rp 5.000.000.
Bahkan Anda bisa meningkatkan anggaran iklan Anda sehingga keuntungan semakin besar dan mendapatkan terus-menerus. Anda sudah lupa dengan kerugian Rp 10.000.000 di awal.
Yang aneh adalah banyak orang yang takut mengambil resiko untuk modal ratusan ribu, padahal potensi penghasilan tak terbatas. Banyak orang yang takut mengeluarkan uang untuk belajar bisnis. Takut tidak menghasilkan, padahal biayanya antara puluhan ribu sampai jutaan. Sementara, berapa penghasilan setelah Anda berhasil nanti?
CARA AGAR BERANI MENGAMBIL RESIKO
1. Keinginan yang kuat
2. Keyakinan atau optimisme
3. Ilmu 

Mengambil kesempatan pada diri sendiri

Mungkin pada akhirnya Anda harus bersedia mengambil kesempatan pada diri Anda sendiri, untuk menerima bahwa Anda dapat membuat pilihan yang tepat dan mengatasi hal-hal buruk jika semuanya tidak berjalan semestinya.
Tapi perlu diingatkan bahwa risiko hampir selalu diperlukan untuk inovasi dan kemajuan, kata Aulet.
Ini bukan tentang mengambil setiap risiko yang datang, tapi melatih otak Anda untuk dapat mengambil risiko cerdas dan terdidik sambil juga membiarkan diri Anda memikirkan apa yang akan terjadi jika hal-hal tidak sesuai rencana.
Bagi Brown, ini adalah sesuatu yang dia ingatkan pada dirinya setiap hari.
"Ini tentu kehidupan yang sangat berbeda bagi saya," katanya.
"Saya berpenghasilan yang sangat baik sebagai pengacara perusahaan, jadi keluar dari kehidupan tersebut untuk menjadi seorang pengusaha dan belajar bagaimana hidup secara berbeda dan membuat pilihan dengan cara yang berbeda adalah salah satu pengalaman paling luar biasa dalam hidup saya."
"Ini lucu karena saya tidak pernah berpikir bisa merasa lebih bahagia dengan mengambil risiko lebih banyak dan kurang kepastian."

Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar