Pengendalian
Diri
@D30-Rafli
Oleh : Rafli Jabar Ainuna Azidan
Pengendalian diri atau Penguasaan
diri ( Self Regulation ) merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi
( Emotional Quotient ). Aspek ini penting sekali dalam kehidupan manusia
sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, namun justru
berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi,
maka orang tersebut selalu diikuti oleh“Musuh” nya. Pengendalian diri atau
penguasaan diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek
kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh dari
proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan
orang-orang sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang
menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa
sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi
sahabat atau malah menjadi lawan. Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.
Pengendalian diri merupakan sikap,
tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak
untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri
tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan
mengenai manfaat dari pengendalian diri, saya akan menjelaskan mengenai
cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut
adalah cara-caranya :
1. Cara pertama adalah mengendalikan
diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Seperti menjaga sikap, ucapan,
maupun menjaga dari pikiran-pikiran negative terhadap apapun yang dihadapi.
Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak
membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan
tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif,
coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan
atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?
2. Cara kedua pengendalian diri
adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau
perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran
atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai
oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung
kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi
marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan
ini.
Jika kesadaran diri kita bagus maka
kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai
mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan melakukan
tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil
mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih
belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran
kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri.
Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua,
kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara
ketiga!
3. Cara
ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan,
mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan
perenungan. Tanyakan pada diri
sendiri pertanyaan, misalnya,
berikut ini:
a. Apa
sih untungnya saya marah?
b. Apakah
benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa
saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
d. Kalau saya marah dan sampai melakukan
tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri.
Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu
mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif
maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita
melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi
atau keinginan kita akan menurun.
4.
Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi
naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat
emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam
emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk
menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda
bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility,
yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon?
Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana? Lakukan
cara kelima.
5. Cara kelima yaitu menyibukkan
diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan
satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya
bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah
yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri
memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga
berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan
mereda.
Adapun hal-hal yang harus dihindari
antara lain :
a. Berbicara
tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering
menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan
kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara
otomatis pula emosinya justru akan terus berkobar.
b. Terlalu
sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah
menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada
saat ini. Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan
terus-menerus melakukan ini.
c. Nafsu
terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas
(terlalu sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin
tersesat kedalam hal-hal negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama
dan tuhannya.
Dengan menjauhi hal-hal tersebut
diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
Contoh Sikap Dan Perilaku
Pengendalian Diri :
1.
Dalam Keluarga
a)
Hidup sederhana dan tidak suka pamer
harta kekayaan dan kelebihannya.
b)
Tidak mengganggu ketentraman anggota
keluarga lain.
c)
Tunduk dan taat terhadap aturan
serta perintah orang tua.
2.
Dalam Masyarakat
a)
Mencari sahabat sebanyak-banyaknya
dan membenci permusuhan.
b)
Saling menghormati dan menghargai
orang lain.
c)
Mengutamakan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi.
d)
Mengikuti segara aturan yang berlaku
dalam masyarakat
3.
Dalam Lingkungan Sekolah Dan Kampus
a)
Patuh dan taat pada peraturan di
sekolah
b)
Menghormati dan menghargai teman,
guru, karyawan, dll
c)
Berani mengatakan tidak pada ajakan
dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa
d)
Hidup penuh kesederhanaan, tidak
sombong dan gengsian
MANFAAT PENGENDALIAN DIRI
Tanpa disadari, meskipun terlihat
sederhana, namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut mampu
menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan diri.
Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya
antara lain :
1. Kita
jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran. Karena jika kita sedang dalam keadaan
marah, kita tidak sabar,tawakal,bersyukur.dll.dapat meningkatkan komunikasi
positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2. Akan
lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan
kemampuan diri dan meningkatkan rasa
syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan kepadanya
3. Dapat
mengurangi rasa gelisah,cemas,iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua
tingkatan.
Daftar Pustaka :
i.
Yulia.Marita, 2012, Pengendalian
Diri, Dalam http://maritayulia.blogspot.co.id/2012/11/pengendalian-diri.html
ii.
Ardianto.Bram, 2013, 13 Cara Belajar
Mengendalikan Pikiran Anda, Dalam https://bramardianto.com/13-cara-belajar-mengendalikan-pikiran-anda.html
iv.
Yudiono.Herman, 2015. 7 Cara Efektif
Mengendalikan Emosi Diri Sendiri, Dalam http://www.tipspengembangandiri.com/cara-mengendalikan-emosi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar