Selasa, 14 November 2017

Memikirkan awal melakukan sesuatu dan resiko akhirnya



Mengambil Resiko

Oleh: Rebekka Oktavia Nainggolan
@D06-Rebekka, @proyekB09
                sedikit keamanan yang Anda miliki dan semakin mengejar peluang, semakin banyak kesamanan yang akan Anda raih. Semakin besar resiko yang diambil, akan semakin besar hasil yang menanti. Resiko kecil, atau yang disebut dengan “keamanan” menjanjikan hasil yang kecil juga. Hukum resiko dan imbalan sudah seperti itu. Inilah pentingnya mengapa kita harus berani mengambil resiko.Mengapa Harus Berani Mengambil Resiko?, Tapi tetap harus perhitungan bukan?
Yah, tentu saja. Kita perhitungkan sebelum bertindak. Kita lihat resikonya. Kita bisa menerima resikonya? Jika bisa maka, ambil tindakan. Apakah resikonya bisa diantisipasi? Maka ambil tindakan.
1.       Defenisi Mengambil Resiko
               Definisi berani mengambil resiko bukan asal bertindak. Saya setuju itu. Bukan nekat tanpa perhitungan dan mempersiapkan diri. Bukan itu yang dimaksud berani.Perhitungan boleh, namun jangan sampai terlalu menghitung dengan berharap pasti berhasil. Karena Anda tidak akan pernah menemukannya. Perhitungan boleh tetapi jangan berlebihan sehingga Anda tidak pernah bertindak.
               Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya.”
                Ya, untuk meraih sukses, seseorang perlu keberanian untuk mengambil suatu kesempatan yang berisiko. Coba bayangkan ketika Anda menginginkan suatu benda di dalam ruang tertutup dengan kunci baja di sebelah rumah Anda. Jika Anda hanya berdiam diri, apakah Anda akan mendapatkannya? Jelas, tidak kan? Namun, kalau Anda keluar rumah, lalu menyeberang jalan yang ramai—meski risiko ditabrak mobil, motor dan semacamnya—kesempatan Anda untuk memiliki benda tersebut jelas ada.
Jadi, kekuatan yang mendorong seseorang berani mengambil resiko adalah keinginan yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Jika ketakutan mengalahkan keinginannya, maka dia akat takut mengambil resiko. Keinginan kuat adalah alasan pertama mengapa menjadi pemberani.

 Adanya konsekuensi, sebagai dampak adanya ketidak pastian yang memunculkan dampak yang merugikan pelaku usaha.

2.      MOTIVASI MENGAMBIL RESIKO
  1. Didasari oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang sepadan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan.
  2. Dikarenakan kondisi yang mendesak (kepepet).
3.JENIS-JENIS RESIKO DALAM BISNIS
  1. Resiko Murni
                resiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian.
4.KERUGIAN AKIBAT ADANYA RESIKO
1.      Kerugian langsung
      Yaitu jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dari dampak langsung dari resiko yang dapat terjadi seperti kebakaran, pencurian, dsb. Sehingga pelaku usaha harus mengganti nilai kerusakan atau kehilangan dari usaha tersebut.
2.      Kerugian tidak langsung
      Yaitu nominal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung dari resiko yang terjadi seperti kegagalan dalam keuntungan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar