Oleh : Oky Maulana (@N07-OKY)
Berbagai permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan
ini banyak diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan diri.
Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik orang lain (mencuri, merampok,
korupsi), vandalism, penyalahgunaan obat
terlarang dan free sex merupakan contoh perilaku yang timbul karena
ketidakmampuan dalam mengendalikan diri (self control).
Pembahasan
Self Control menurut ahli
Chaplin (2006), dikatakan bahwa self-control adalah
kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau
merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif.
Dalam Kartini Kartono (2000). Self-control atau
kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki.
Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri atau
kendali diri adalah pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang
fisiknya, tingkah laku dan proses-proses psikologisnya, dengan kata lain
sekelompok proses yang mengikat dirinya.
Dalam Goldfried dan Merbaum (1973), self-control
adalah proses dimana seorang individu menjadi pihak utama membentuk,
mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi
positif.
Aspek Self Control
Menurut Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat lima
jenis tipe mengontrol diri, yaitu :
· Behavioral
control
Berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil tindakan
yang konkret untuk mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkin dapat
mengurangi intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek
jangka waktu.
· Cognitive
control
Merupakan kemampuan untuk menggunakan proses dan
strategi yang sudah dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor. Ini untuk
memodifikasi akibat dari tekanan-tekanan. Strategi tersebut termasuk dalam hal
yang berbeda atau fokus pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau membuat
sensasi.
· Decisional
control
Merupakan kesempatan untuk memilih antara prosedur
alternatif atau cara bertindak. Dalam Averill (1973), decisional control
merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan
berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.
· Informational
Control
Merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui lebih
banyak tentang tekanan- tekanan, apa saja yang terjadi, mengapa, dan apa
konsekuensi selanjutnya.
· Retrospective
Control
Bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang
mengakibatkan tekanan-tekanan setelah ini terjadi.
Kelima aspek ini yang digunakan untuk menyusun
instrumen self-control .
Fungsi Self-Control (Pengendalian Diri)
Messina dan Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009),
menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki beberapa fungsi:
· Membatasi
perhatian individu kepada orang lain
· Membatasi
keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya
· Membatasi
individu untuk bertingkah laku negative
· Membantu
individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang
Ciri-Ciri Kontrol Diri
Menurut Ghufron & Risnawati (dalam Wulandari,
2015) mengatakan ciri-ciri kontrol diri diantaranya yaitu;
· Kemampuan
mengontrol perilaku;
· Kemampuan
mengontrol stimulus;
· Kemampuan
mengantisipasi peristiwa;
· Kemampuan
menafsirkan peristiwa;
· Kemampuan
mengambil keputusan
Macam-macam Kontrol Diri
Menurut Skinner (dalam Hassassana, 2015), berdasarkan
konstruknya, kontrol diri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
· Objective
Control
Objective control atau sering disebut actual control
adalah kontrol diri yang dimunculkan oleh individu secara nyata dalam suatu
situasi tertentu.
· Subjective
Control
Subjective control atau sering disebut perceived
control yaitu keyakinan yang dimiliki oleh individu bahwa individu tersebut
memiliki kontrol diri.
· Experiences
Control
Experiences control yaitu perasaan yang dimiliki oleh
individu pada saat individu berinteraksi dengan lingkungannya, dan pada saat
yang sama individu akan berusaha mencapai suatu hasil tertentu atau menghindari
hasil yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar