Mengendalikan
Diri (Self control)
Oleh
: Rahmatika Chasania Meilani
(@P04-RAHMATIKA)
Abstak
Self control atau
kontrol diri merupakan salah satu kompetensi pribadi yang perlu
dimiliki oleh setiap individu. Perilaku yang baik, konstruktif, serta keharmonisan
dengan orang lain dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk mengendalikan
dirinya. Self control yang berkembang dengan baik pada diri
individu akan membantu individu untuk menahan perilaku yang bertentangan dengan
norma sosial. Tangney, dkk (2004,) menyatakan bahwa “Central to our
concept of self control is the ability to override or change one’s inner
responses, as well as to interrupt undesired behavioral tendencies and refrain
from acting on them”. Pusat dari konsep pengendalian diri adalah kemampuan
untuk mengesampingkan atau mengubah tanggapan batin, serta untuk menekan
kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari tindakan
menyimpang.
Tingkah laku individu
ditentukan oleh dua variabel yakni variabel internal dan variabel eksternal.
Sekuat apapun stimulus dan penguat eksternal, perilaku individu masih bisa
dirubah melalui proses kontrol diri (Skinner dalam Alwisol, 2009). Artinya
meskipun kondisi eksternal sangat mempengaruhi, dengan kemampuan kontrol diri
individu dapat memilih perilaku mana yang akan ditampilkan.
Kata
Kunci : self-control, Pengendalian Diri
I.
Pendahuluan
Chalhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan pengendalian diri (self-control)
sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang,
dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya
sendiri.
Golfried dan Merbaum, mendefinisikan pengendalian diri sebagai
suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsukuensi
positif. Selain itu, pengendalian diri juga menggambarkan
keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan
perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu
seperti yang diinginkan (Nur Gufron & Rini Risnawati, 2011:22)
Menurut Mahoney & Thoresen, pengendalian diri
merupakan jalinan yang secara utuh (intergrative)
yang dilakukam individu terhadap lingkungannya. Individu dengan
kontrol diri tinggi sangat memerhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku
dalam situasi yang bervariasi.
II.
Permasalahan
Individu
cenderung akan mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi
sosial yang kemudian dapat petunjuk situasional, lebih fleksibel, berusaha
untuk memperlancar interaksi sosial, bersifat hangat, dan terbuka
Berdasarkan konsep
Averill, terdapat 3 jenis kemampuan mengendalikan diri yang meliputi 3 aspek.
Averill menyebut pengendalian diri dengan sebutan kontrol personal, yaitu
kontrol perilaku (behavioral control), kontrol kognitif (cognitive
control), dan mengontrol kepuasan (decisional control) (Nur Gufron
& Rini Risnawati, 2011: 29-31)
Menurut
Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), ada beberapa sub-faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri ( self-control )
dalam diri individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam
faktor emotion regulation (terdiri dari active
distraction , passive waiting , information
gathering , comfort seeking , focus on delay
object/task , serta peak anger ).
III.
Pembahasan
Berdasarkan
dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kontrol diri (self
control) adalah kemampuan seseorang untuk membimbing tingkah lakunya sendiri,
mampu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya yang
berhubungan dengan orang lain, lingkungan, pengalaman yang bersifat fisik
maupun psikologis untuk memperoleh tujuan di masa depan dan dinilai secara
sosial.
Macam-macam
Kontrol Diri
Menurut
Skinner (dalam Hassassana, 2015), berdasarkan konstruknya, kontrol diri dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Objective
Control
Objective
control atau sering disebut actual control adalah kontrol diri yang dimunculkan
oleh individu secara nyata dalam suatu situasi tertentu.
2. Subjective
Control
Subjective
control atau sering disebut perceived control yaitu keyakinan yang dimiliki
oleh individu bahwa individu tersebut memiliki kontrol diri.
3. Experiences
Control
Experiences
control yaitu perasaan yang dimiliki oleh individu pada saat individu
berinteraksi dengan lingkungannya, dan pada saat yang sama individu akan
berusaha mencapai suatu hasil tertentu atau menghindari hasil yang tidak
diinginkan.
Ciri-Ciri
Kontrol Diri
Menurut
Ghufron & Risnawati (dalam Wulandari, 2015) mengatakan ciri-ciri kontrol
diri diantaranya yaitu;
·
Kemampuan mengontrol perilaku;
·
Kemampuan mengontrol stimulus;
·
Kemampuan mengantisipasi peristiwa;
·
Kemampuan menafsirkan peristiwa;
·
Kemampuan mengambil keputusan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kontrol diri
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kontrol diri yaitu :
1.
Orientasi Religius
Bergin
(dalam Dewi, 2014), orientasi religius dapat memiliki beberapa konsekuensi
positif, termasuk variabel kepribadian seperti kecemasan, kontrol diri,
keyakinan irasional, depresi dan sifat kepribadian lain. Orientasi religius
berkorelasi positif dengan kontrol diri, disamping itu ada hubungan antara
religius dan kepribadian positif.
2.
Pola Asuh Orang Tua
Disiplin
yang diterapkan orangtua merupakan hal yang penting dalam kehidupan, karena
dapat mengembangkan self control dan self direction, sehingga seseorang bisa
mempertanggungjawabkan dengan baik segala tindakan yang dilakukannya. Hurlock
(dalam Hassassana, 2015).
3.
Faktor Kognitif
Menurut
Mischee, dkk (dalam Dewi, 2014), kemampuan individu untuk mengendalikan diri
dipengaruhi oleh perencanaan yang baik dalam bertindak. Individu dapat
melakukan berbagai usaha untuk mengendalikan dirinya dengan cara berusaha untuk
tidak melihat stimulus melainkan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian
stimulus. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi kontrol diri adalah orientasi religius, pengaruh pola asuh
orang tua, dan faktor kognitif.
IV.
Kesimpulan
dan Saran
Berdasarkan
paparan para ahli, dapat disimpulkan self control merupakan
kemampuan individu yang bermanfaat untuk mencegah, mengatur, dan mengelola
dorongan dalam diri agar tidak melanggar standar moral yang berlaku
untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar. Self control dapat
membuat individu menampilkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan lingkungannya
sehingga tidak akan menimbulkan keresahan dalam berhubungan dengan dirinya
sendiri dan orang lain.
Daftar
Pustaka
Pradana, Ksatria; Sasalarasati;
Fahmaromansyah; Putra, Billy. 2017. Apa Yang Dimaksud Dengan Pengendalian Diri
atau Self-Control - Dicitia. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pengendalian-diri-atau-self-control/8224
(Diakses 25 November 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar