PRINSIP HIDUP
PRINSIP DASAR HIDUP YANG
BENAR
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak mendatangkan manfaat bagi
manusia yang lain. [Hadist Nabi]
3 Poin penting dalam melakukan sesuatu:
-mulai dari diri sendiri
-mulai dari yang kecil
-mulai dari sekarang
-mulai dari diri sendiri
-mulai dari yang kecil
-mulai dari sekarang
Berusahalah memahami orang lain dengan menempatkan diri kita
sendiri pada posisi orang yang bersangkutan
Apabila dinasehati janganlah melihat oleh siapa kita dinasehati dan
bagaimana orang tersebut menasehati, tetapi perhatikan apa isi nasehat dan
mengapa orang menasehati (jangan siapa & bagaimana, lihat apa &
mengapa).
Waktu tidak akan pernah berhenti, maka pergunakanlah sebaik-baiknya!
Proyeksikanlah kegiatan-kegiatan kita dalam rencana-rencana, karena gagal
merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
Jangan menyakiti orang lain jika kita sendiri tidak mau disakiti. Yang
hina itu bukan orang yang dihina tapi orang yang menghina.
Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara:
-Sehat sebelum sakit;
-Muda sebelum tua;
-Kaya sebelum miskin;
-Lapang sebelum sempit;
-Hidup sebelum Mati;
-Sehat sebelum sakit;
-Muda sebelum tua;
-Kaya sebelum miskin;
-Lapang sebelum sempit;
-Hidup sebelum Mati;
Dalam menjalani hidup kejarlah hal-hal yang pasti terjadi, insya
Allah hal-hal yang mungkin terjadi dapat kita raih.
Apabila kita menghadapi masalah yang penting dan masalah yang mendesak,
selesaikanlah masalah yang mendesak terlebih dahulu, sebab hal yang
penting belum tentu mendesak.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. [Q.S.
Alam Nasyrah: 5-7]
Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak dikerjakan
oleh orang-orang gagal. Mereka (orang-orang sukses) belum tentu suka
mengerjakannya. Namun ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka.
B. PENTING KEHIDUPAN
YANG BENAR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Kita kini hidup di era yang
menganut nilai relativisme, suatu masa di mana berlaku ungkapan, “Tidak ada
kemutlakan!” Dalam banyak hal, garis pemisah antara kebenaran dan kekeliruan
telah menjadi kabur, jika tidak ingin dikatakan terhapus sama sekali. Tetapi,
jauh di dalam lubuk hati, kebanyakan dari kita masih tetap dapat membedakan
mana yang benar dan yang salah – paling tidak dalam beberapa aspek kehidupan.
Misalnya, tidak ada satu
pun di antara kita yang rela seseorang mengambil sesuatu yang menjadi milik
kita. Kita tidak suka dibohongi, dan ketidakjujuran cenderung menghancurkan
hubungan di tempat kerja, di rumah, dalam jalinan persahabatan, dan dalam
organisasi kemasyarakatan. Tak seorangpun dapat menerima apabila kerusakan
mesin mobil dijadikan alasan pengalih kecerobohan pengemudi mabuk yang mengakibatkan
seseorang cedera atau meninggal dunia. Kita sepakat memandang sebagai hal yang
tercela, bila seorang eksekutif menjual rahasia perusahaan demi keuntungan
pribadi. Atlet yang “bermain sabun” merekayasa skor pertandingan juga
dikategorikan melakukan tindakan yang salah. Dan masih banyak hal salah lainnya
yang dapat kita sebutkan. Mungkin tidak semua orang sependapat dalam setiap
kasus, namun tampaknya kita semua mempunyai perasaan naluriah mengenai cara
yang benar menjalani hidup – apa yang oleh Alkitab disebut sebagai,
“kebenaran”.
Memandang perasaan tersebut
secara positif, menyebabkan kebanyakan dari kita sependapat bahwa menolong
seseorang yang sedang menghadapi masalah kesehatan, keuangan atau
masalah-masalah lain adalah hal yang “benar”. Jika kita melihat seseorang
sedang berada dalam ancaman serangan secara fisik, adalah tindakan tepat jika
kita menolong orang tersebut. Demikian juga, kebajikan dan kasih, serta kalimat
penghiburan dan dukungan, kita anggap sebagai hal yang “benar” dan dibutuhkan.
KESIMPULAN
Agar hidup kita bahagia,
perlu kita miliki beberapa prinsip hidup:
1. Menempatkan rasa
aman dan harapan pada Tuhan.
2. Kita harsu memilki
sasaran yang tepat dalam hidup.
3. Kita juga perlu
memiliki pola pikir yang benar.
Hidup dengan benar ditandai
oleh pemilihan jalan yang benar. Seseorang yang menjalani kehidupan pribadi dan
pekerjaannya berdasarkan standar moral dan etika yang tinggi dapat menjadi
inspirasi bagi kita. Tidak jarang kita berusaha mencontoh perilaku terpuji para
tokoh panutan karena bagi kita mereka telah meletakkan standar menjalani
kehidupan dengan benar. Seperti diungkapkan dalam Amsal 4:18-19, “Tetapi jalan
orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang
tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa
yang menyebabkan mereka tersandung.”
DAFTAR PUSTAKA
Dessy. 2008. Prinsip Hidup 90%-10%. Beritanet.com
Robert Thamsy. 2005. Menemukan Resep untuk Hidup
yang Benar. Monday Manna
Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan.
CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme.
(Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
Luluvikar. 2004. Apa Tujuan Hidupmu.
http/google/tujuanhidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar