OLEH: @P17-GIMAWATI
I.
PENDAHULUAN
Keterbukaan informasi membuat berita
sangat cepat dan mudah untuk diakses, ketika terjadi suatu bencana di belahan
dunia manapun bisa dalam hitungan menit kita mengetahui informasinya. Kepedulian kepada sosial sekitar dan sosial
dunia tidak lagi terbatas waktu, seperti contoh tsunami aceh bukan hanya
kepedulian warga Indonesia, tetapi kepedulian warga dunia. Banyak bantuan
kepedulian dari berbagai negara untuk tsunami yang terjadi di Aceh, baik itu
makanan, pendampingan psikologis, tentara atau militer.
Menjadi warga negara yang baik dua
hal yang paling menonjol. Yang pertama adalah peduli terhadap sesama manusia,
dan yang kedua adalah satu orang dapat membuat perbedaan. Dalam Ideologi negara
Indonesia juga terdapat point-point kepedulian, entah itu berkaitan dengan
negara kepada warga negaranya, ataupun sebaliknya. Peduli bisa dilakukan dalam
banyak hal, seperti peduli pada nasib bangsa, peduli pendidikan, peduli
kesehatan, peduli pada pemerataan kesejahteraa, dan lain-lain. Selain bidang
sosial bidang lingkngan juga butuh kepedulian kita, comtoh :Kerusakan
lingkungan seperti pembakaran hutan untuk lahan sawit yang menimbulkan polusi,
banjir karena kurang resapan dan sampah. Pengetahuan, kepekaan dan aksi terhadap
masalah-masalah untuk menyelesaikannya adalah salah satu wujud dari kepedulian.
Mengingat pentingnya nilai kepedulian, maka dalam makalah ini akan menjelaskan
tentang nilai kepedulian dalam pendidikan Islam, secara menanamkan kepedulian
dan contoh kisah inspiratif tentang kepedulian.
II. PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Karakter Peduli.
Karakter
berasal dari kosa kata bahasa Inggris character yang artinya perilaku. Selain
karakter kata lain yang berarti tingkah laku adalah attitude.Dalam pembentukan
kualitas manusia, peran karakter tidak dapat disisihkan. Sesngguhnya karakter
inilah yang menempatkan baik dan tidaknya seseorang. Kata lain tentang karakter
adalah budi pekerti. Edi setyawati menunjukkan lima jangkauan nilai budi
pekerti, yaitu sikap perilaku dalam hubungan: pertama, dengan Tuhan. Kedua,
dengan diri sendiri. Ketiga, dengan keluarga. Keempat, dengan masyarakat dan
bangsa. Kelima, dengan alam semesta. Posisi karakter bukan jadi pendamping
kompetensi, melainkan jadi dasar, ruh, atau jiwanya. Jadi dapat disimpulkan
sangat penting karakter baik itu ada dalam pikiran, hati dan sikap seorang
manusia.
Tujuan
pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh
iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Untuk mencapai
tujuannya, pendidikan karakter menanamkan banyak nilai-nilai luhur diantaranya
: Disiplin, bertanggung jawab, jujur, bersahaja, bekerja keras, setia, sabar,
peduli dan lain-lain.
2.2
Peduli Lingkungan
Lingkungan
dalam Kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti semua yang mempengaruhi pertumbuhan
manusia dan hewan. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Pentingnya peduli pada lingkungan bukan hanya untuk masa kini akan tetapi untuk
masa depan bumi dan manusia seterusnya.
Lingkungan terdiri dari sumber daya alam yang terbagi menjadi dua yaitu
: Pertama, sumber alam biotik atau semua jenis tumbuhan dan hewan yang dapat
diperbaharui. Kedua, sumber alam abiotik sumber alam yang tidak dapat
diperbaharui lagi, seperti minyak, emas, aspal, dll. Manusia dirinya tidak bisa
terpisah dari lingkungan sosial dan fisiknya, hubungan timbal balik akan
menumbuhkan harmonisasi atau keseimbangan dalam berkehidupan.
Kebutuhan manusia tampak terus
meningkat karena adanya pertumbuhan penduduk yang pesat. Maka diharapkan
manusia hendaklah menggunakan sumber alam yang ada pada lingkungan hidupnya
serta menjaganya. Tujuan Allah menciptakan bumi dan seisinya memang untuk
manusia menjaganya.
2.3
Contoh Kisah Tentang Kepedulian
Suatu hari Ali bin Abi Thalib bertanya
pada Istrinya Fatimah, apakah ada persediaan makanan untuk hari ini. Namun
ternyata tidak sedikitpun persediaan makanan untuk hari itu, baik untuk dirinya
maupun keluarga dan anak-anaknya. Sehingga Ali keluar rumah untuk meminjam uang
satu dirham kemudian berangkat ke pasar untuk membeli suatu makanan. Namun
disana ia bertemu sahabat Miqdad yang ternyata juga membutuhkan uang untuk
makan keluarganya. Sehingga uang satu dirhampun berpindah tangan dan dengan
tangan kosong akhirnya Ali hendak pulang kembali kerumahnya. Ditengah
perjalanan Ali bertemu dengan Rosulullah yang menanyakan apakah dirumah Ali ada
makanan yang bisa dinikmati bersama. Tentu Ali tersentak kaget. Ia tidak dapat
memberikan jawaban karena malu kepada Rosulullah. Sesampainya dirumah ternyata
Fatimah telah menyiapkan masakan dengan aroma yang sangat lezat. Sontak Ali
kaget karena pada saat meninggalkan rumah tidak ada persediaan apapun untuk
dimakan. Lalu Ali bertanya kepada Fatimah tentang dari mana datangnya semua
makanan ini? Ketika itu Rosulullah meletakkan telapak tangannya ke pundak Ali
sembari mengguncang-guncangkan pundaknya dan berkata “wahai Ali inilah pahala
dinarmu, inilah balasan dinarmu. Dari sisi Allah yang member rizki , kepada
siapa saja yang dikehendaki.”
III. PENUTUP
Nilai kepedulian adalah nilai yang
harus dimiliki didalam diri seorang manusia, baik dalam pikiran, hati, dan
diwujudkan sikapnya. Kepedulian kita sangat berarti bagi sesama manusia, negara
dan masa depan kita. Menjadi orang
penting itu baik, tetapi lebih penting menjadi orang baik.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Ishaq, Ibnu.
Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media, 2013.
Juwariyah.
Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi’I dan Ahmad Syauqi. Yogyakarta: Bidang
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.
Lickona,
Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media,
2013.
Majid,
Abdul. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Mulyana,
Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta, 2011.
Musaheri. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar