Minggu, 04 September 2016

Mampukah Mengambil Risiko ?




Oleh  : Anna Lusiana (@A36-ANNA)

Apa itu resiko? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "resiko" bukan merupakan kata yang baku. Kata baku yang benar adalah "risiko", yang berarti adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
Kata resiko sendiri diambil dari serapan bahasa Inggris yaitu "risk".

Resiko terbagi menjadi dua bentuk :
  •  Resiko Objektif  
Resiko objektif /degree of risk diartikan sebagai variasi yang relatif dalam kerugian yang aktual dari perkiraan kerugian.
  • Resiko Subjektif 
 Resiko subjektif diartikan sebagai ketidakpastian berdasarakan pada kondisi mental seseorang atau pernyataan pikiran.

Lalu pertanyaan nya mampukah kita mengambil resiko? Yakin, bahwa anda mampu. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena ketika seseorang berada pada dua pilihan yang tentu kedepan nya kita tidak tahu seperti apa. Apakah jalan ini baik? Apakah jalan itu buruk? Selalu pemikiran kita berhenti sampai disitu. Itu semua karena kita takut jika pilihan yang kita ambil salah.

Coba pikirkan, daripada kita terus berfikir berulang-ulang seperti itu dan akhirnya tidak mengambil keduanya, justru kita amat rugi. Karena kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Cobalah untuk modal "nekat" ambil saja pilihan itu. Mungkin saja itu pilihan yang terbaik untuk kita. Mungkin saja dengan langkah awal itu kta bisa bangkit dan bersemangat untuk merubah takdir kita. Keluarlah dari zona nyaman kita. Sesungguhnya itu yang membuat kita jadi malas dan takut untuk menjadi orang yang sukses  atau beruntung.

Ada satu contoh yang terjadi pada suatu kelas, dimana ketika sang guru menawarkan keringanan kepada muridnya dengan memberikan nilai 100 diawal pertemuan tanpa perlu belajar lagi, tanpa perlu masuk kelas, tanpa perlu 'menyoggok'. Syarat yang iya minta pun cukup mudah, yaitu cukup memberikan nama nya pada selembar kertas dan memberikan kertas itu kepadanya. Tentu jika anda menjadi sang murid pasti kalian mau kan? Rasanya mudah sekali mendapatkan nilai tanpa perlu usaha. Kemudian kalian berfikir ulang bukan? Apakah ini jebakan? "Jika saya ambil apakah saya akan di drop out?", tanya sang murid pada gurunya. "tidak, saya serius. Jika kalian mau, saya kasih kalian nilai 100 tanpa prosesnya". karena seluruh murid berfikir ulang dan ulang, akhirnya sang guru berkata, "Jika saya menghitung sampai 10, maka tawarannya saya cabut kembali. saya anggap kalian menolak." Dan benar hingga hitungan ke-10, tidak ada yang tunjuk tangan. Akhirnya tawaran itu dicabut kembali. Anak-anak pada menyesal, 'kenapa tidak mengambil kesempatan itu?.' Kemudian mereka minta dihitung ulang kembali. Namun keputusan sang guru sudah bulat. kemudian sang guru berkata,"kesempatan dan pilihan tidak pernah terjadi 2 kali."

Dari cerita inilah kemudian dapat disimpulkan. Jangan pernah ragu untuk mengambil keputusan. Mungkin saja itu jalan yang terbaik. Dan jika memang hal baik tidak berjalan mulus, tapi tidak akan pernah ada penyesalan karena sudah berani untu mengambil resiko.



DAFTAR PUSTAKA

http://slideplayer.info/slide/3942549/
http://www.motivasi-islami.com/berani-mengambil-resiko/
https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar