Muhammad Arifin
(N14-Arifin)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Menurunnya semangat Belajar
Pendidikan
dianggap sangat penting sebagai bekal untuk menjalani kehidupan dalam
masyarakat. Dengan kata lain berate menyangkut pembelajaran seseorang. Faktor –
faktor belajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada diri pembelajar, yang
dapat diamati dari perbedaan perilaku sebelum dan sesudah berada di dalam
proses belajar, sebab dalam makna belajar adalah adanya perubahan perilaku
seseorang kearah yang lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran.
Faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam belajar itu banyak jenisnya. Faktor – faktor
belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang berasal dari
dalam dan factor ekstern atau berasal dari luar. Factor intern banyak
dipengaruhi dari dalamdiri siswa itu sendiri dan faktor eksternal dipengaruhi
oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Antar kedua faktor itu masing
masing bisa mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasinya yang
diperoleh dengan cara belajar.
1.Faktor Internal(keadaansiswa)
Faktor internal terdiri dari dua faktor,
yakni:
a) Faktor fisiologis, yaitu meliputi
segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik/jasmani individu seseorang,
dan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
Faktor tersebut meliputi kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik.
Menurut Noehi Nasution, dkk. dalam Syaiful
Bahri Djamarah, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan”. Anak-anak yang kekurangan
gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau
memperhatikan pelajaran.
b) Faktor Psikologis, yaitu yang di
sebabkan oleh kondisi kejiwaan individu yang meliputi:
1.
Minat
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.
2.
Inteligensi (kecerdasan)
Menurut Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono,
bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk
dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan
lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa
memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari
3.
Bakat
Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor
yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang dalam suatu
bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan manusia untuk melakukan
suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
4 Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri
dan juga dari luar”.
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan
psikologis yang menggerakkan seseorang ke arah beberapa jenis tindakan(Haggrat,
1989) dan sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran.
5.
Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi
adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan,
dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan
disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada
hubungannya dengan aktivitas itu”.
6.
Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan atau
fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah
siap untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya untuk
belajar. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat
menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar, cenderung
akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses
belajar secara keseluruhan.
7. Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi
sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada
bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu
termasuk belajar menjadi hilang. Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala
pusing, sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk
bekerja.
8.
Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam
Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang
mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana
yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru,
sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan
hasil.
KESIMPULAN
Menurunnya
semangat belajar remaja disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari diri individu
sendiri yang ada dua yaitu faktor fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan
faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar individu yakni faktetor
lingkungannya.
Untuk
mengatasi faktor eksternal dengan kesadaran orang tua dan perhatian
mereka terhada proses belajar anak. Selain itu juga dalam hal pergaulan mencari
teman yang giat belajar. Juga perhatian
guru sangat berpengaruh. Sementara faktor internal dengan
kesadaran sendiri akan pentingnya belajar serta cara menyamankan dirinya dalam
belajar. Sepeti bagaimana mengatur waktu dengan baik agar sesuai dengan
kebutuhkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryaman.B, 2011,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. http://www.kosmaext2010.com/makalah-psikologi-belajar-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.php. diakses pada tanggal 30 November 2019
Sunaryo, Psikologi
untuk Keperawatan, EGC, Jakarta, 2004, hal.172
Babam
suryaman, Loc.cit
Susan
B.Bastable, Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsippengajaran dan
pembelajara, Jakarta, EGC, 2002, hal.134
Tidak ada komentar:
Posting Komentar