Pengertian
Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan
berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan
dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama [1] "Kejujuran
adalah kebijakan terbaik" adalah pepatah dari Benjamin Franklin.; Namun, kutipan "Kejujuran adalah bab pertama dalam
buku kebijaksanaan" tersebut diberikan untuk Thomas Jefferson, seperti yang digunakan dalam sebuah surat kepada Nathaniel Macon.
Pendidikan kejujuran
Pentingnya
pengajaran kejujuran kepada semua peserta didik, entah itu anak usia dini
hingga mahasiswa di tingkat perguruan tinggi, semata-mata karena kesadaran
bahwa kejujuran bukanlah ilmu teoretis. Dia ialah tentang realitas dan praktik
kehidupan keseharian kita semua. Kejujuran ialah inti ajaran setiap agama.
Sejak awal Tuhan menurunkan aturan hukum-Nya kepada Musa, larangan berbohong
menjadi satu dari 10 perintah Tuhan itu (Thou shalt not bear false witness
against thy neighbor). Pun dalam rangkaian kenabian akhir, Nabi Muhammad selalu
mewanti-wanti umatnya untuk berkata jujur meski itu menyakitkan (qul al-haq
walau kaana murran).
Pasal
1 ayat 1 UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan dengan jelas
bahwa sebagai tenaga pendidik profesional, guru punya tugas utama untuk
mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar,
menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini, kunci keberhasilan
dalam proses pembelajaran tidak semata-mata karena keberhasilan seorang peserta
didik mendapatkan nilai yang bagus, yang biasanya digambarkan dengan nilai
rapor atau indeks prestasi, tetapi justru yang jauh lebih penting ialah sejauh
mana seorang guru dapat membangun dan menanamkan nilai-nilai akhlak mulia dari
peserta didik tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kejujuran akademik
Pada
2009, Transparansi Internasional pernah merilis Global Corruption Barometer
yang di antaranya berisi opini publik dan pengalaman masyarakat terhadap
perilaku sogokan (bribery). Yang menarik ialah hasil penelitian itu yang
menyebutkan bahwa institusi-institusi pendidikan masih rentan terhadap berbagai
bentuk tindakan korupsi. Artinya, lembaga-lembaga pendidikan di sekitar kita
masih menjadi lokus dari tindakan kejahatan keuangan. Jika ini benar, dapat
dikatakan bahwa kasus-kasus ketidakjujuran (dishonesty) masih menyelimuti
berbagai kegiatan akademik dalam lembaga sekolah atau universitas kita.
Di
sinilah yang harus menjadi perhatian kita semua. Ketika kejujuran akademik
tidak menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, dapat dipastikan bahwa
tujuan utama pendidikan untuk membina kecakapan moral, emosional, dan
intelektual dari seluruh peserta didik menjadi jauh panggang dari api.
Kegagalan dalam menjaga kejujuran akademik (academic honesty) berarti secara
otomatis kegagalan institusi pendidikan. Di sinilah dapat dipahami betapa dalam
rangka menjaga tingkat kejujuran ini, sekolah dan universitas di berbagai
negara maju menciptakan sistem aturan yang begitu ketat. Pelanggaran
terhadapnya pasti akan berhadapan dengan sanksi yang sangat berat, misalnya,
pemecatan dengan tidak terhormat.
Kesimpulan
Kata kejujuran
digunakan pada enam tempat, yaitu kebenaran dalam perkataan, kebenaran dalam
niat, kehendak, kebenaran dalam tekad, kebenaran dalam mengetahui, kebenaran
dalam mewujudkan dalam mewujudkan kebenaran agama. Moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Daftar
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar