Berbagai permasalahan yang sering
muncul dalam kehidupan ini banyak diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang
dalam mengendalikan diri. Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik orang lain
(mencuri, merampok, korupsi), vandalism,
penyalahgunaan obat terlarang dan free sex merupakan contoh perilaku
yang timbul karena ketidakmampuan dalam mengendalikan diri (self control).
Perkembangan self control pada dasarnya
sejalan dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin dewasa diharapkan mempunyai
self control yang lebih baik dibanding saat remaja dan anak-anak. Namun
demikian beberapa kasus menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana beberapa
permasalahan tersebut juga dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Mahasiswa
yang telah beranjak dewasa (bertambahnya usia dan ilmu) tentunya diharapkan
oleh masyarakat mempunyai self control yang lebih tinggi dibanding anak-anak
SMA. Tentunya akan aneh jika bertambahnya usia tidak diimbangi dengan kemampuan
mengendalikan diri, bahkan berbuat sesuka hati dengan membiarkan perilaku yang
lebih mementingkan egosime tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan diperoleh.
Dari
masalah diatas kita mengetahui bahwa pentingnya pengendalian diri tetapi
sebelum kita mengetahui manfaat dari pengendalian diri kita harus mengetahui
dahulu pengertian pengendalian diri.
Apa itu pengendalian diri?
Pengendalian diri atau kontrol diri (Mujāhadah
an-Nafs) adalah menahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri
sendiri dan juga orang lain, seperti sifat serakah atau tamak. Dalam literatur
Islam, pengendalian diri dikenal dengan istilah aś-śaum, atau puasa. Puasa
adalah salah satu sarana mengendalikan diri.
Hal tersebut berdasarkan hadist Rasulullah saw. yang
artinya: “Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dari antaramu mampu menikah,
hendaklah dia nikah, kerana yang demikian itu amat menundukkan pemandangan dan
amat memelihara kehormatan, tetapi barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah dia
puasa, kerana (puasa) itu menahan nafsu baginya.” (HR. Bukhari)”
Lalu apa
saja jenis-jenis pengendalian diri?
Kontrol diri yang digunakan seseorang dalam menghadapi
situasi tertentu, meliputi :
a.
Behavioral control, kemampuan
untuk mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.
Adapun cara yang sering digunakan antara lain dengan mencegah atau menjauhi
situasi tersebut, memilih waktu yang tepat untuk memberikan reaksi atau
membatasi intensitas munculnya situasi tersebut
b. Cognitive control, kemampuan individu dalam mengolah
informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai dan
menggabungkan suatu kejadian dalam sutu kerangka kognitif sebagai adaptasi
psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Dengan informasi yang dimiliki oleh
individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan, individu berusaha menilai dan
menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara
subyektif atau memfokuskan pada pemikiran yang menyenangkan atau netral.
c.
Decision control, kemampuan
seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini
atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik
dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan untuk memilih
berbagai kemungkinan (alternative) tindakan
d. Informational control, Kesempatan
untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian yang menekan, kapan akan terjadi,
mengapa terjadi dan apa konsekuensinya. Kontrol informasi ini dapat membantu
meningkatkan kemampuan seseorang dalam memprediksi dan mempersiapkan yang akan
terjadi dan mengurangi ketakutan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang tidak
diketahui, sehingga dapat mengurangi stress.
e.
Retrospective control, Kemampuan
untuk menyinggung tentang kepercayaan mengenai apa atau siapa yang menyebabkan
sebuah peristiwa yang menekan setelah hal tersebut terjadi. Individu berusaha
mencari makna dari setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bukan
berarti individu mengontrol setiap peristiwa yang terjadi, namun individu
berusaha memodifikasi pengalaman stress tersebut untuk mengurangi kecemasan.
Bagaimana
ciri-ciri orang yang memiliki sikap pengendalian diri?
ciri-ciri seseorang mempunyai kontrol diri antara lain
:
a.
Kemampuan
untuk mengontrol perilaku yang ditandai dengan kemampuan menghadapi situasi
yang tidak diinginkan dengan cara mencegah atau menjauhi situasi tersebut,
mampu mengatasi frustasi dan ledakan emosi.
b. Kemampuan
menunda kepuasan dengan segera untuk mengatur perilaku agar dapat mencapai
sesuatu yang lebih berharga atau lebih diterima oleh masyarakat
c.
Kemampuan
mengantisipasi peristiwa dengan mengantisipasi keadaan melalui pertimbangan
secara objektif.
d. Kemampuan
menafsirkan peristiwa dengan melakukan penilaian dan penafsiran suatu keadaan
dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif
e.
Kemampuan
mengontrol keputusan dengan cara memilih suatu tindakan berdasarkan pada
sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.
Faktor apa saja yang mempengaruhi pengendalian diri?
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kontrol diri
a.
Kepribadian
Kepribadian
mempengaruhi control diri dalam konteks bagaimana seseorang dengan tipikal
tertentu bereaksi dengan tekanan yang dihadapinya dan berpengaruh pada hasil
yang akan diperolehnya. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda (unik) dan
hal inilah yang akan membedakan pola reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Ada
seseorang yang cenderung reaktif terhadap situasi yang dihadapi, khususnya yang
menekan secara psikologis, tetapi ada juga seseorang yang lamban memberikan
reaksi.
b. Situasi
Situasi merupakan faktor yang berperan penting
dalam proses kontrol diri. Setiap orang
mempunyai strategi yang berbeda pada
situasi tertentu, dimana strategi tersebut memiliki
karakteristik yang unik. Situasi
yang dihadapi akan dipersepsi berbeda oleh setiap orang, bahkan
terkadang situasi yang sama dapat
dipersepsi yang berbeda pula sehingga akan mempengaruhi cara
memberikan reaksi terhadap situasi
tersebut. Setiap situasi mempunyai karakteristik tertentu yang
dapat mempengaruhi pola reaksi yang
akan dilakukan oleh seseorang
c.
Etnis
Etnis atau budaya mempengaruhi
kontrol diri dalam bentuk keyakinan atau pemikiran, dimana
setiap kebudayaan tertentu memiliki
keyakinan atau nilai yang membentuk cara seseorang
berhubungan atau bereaksi dengan
lingkungan. Budaya telah mengajarkan nilai-nilai yang akan
menjadi salah satu penentu
terbentuknya perilaku seseorang, sehingga seseorang yang hidup dalam
budaya yang berbeda akan menampilkan
reaksi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang
menekan, begitu pula strategi yang
digunakan.
d. Pengalaman
Pengalaman akan membentuk proses pembelajaran
pada diri seseorang. Pengalaman
yang
diperoleh dari proses pembelajaran
lingkungan keluarga juga memegang peran penting dalan
kontrol diri seseorang, khususnya
pada masa anak-anak. Pada masa selanjutnya seseorang bereaksi
dengan menggunakan pola fikir yang
lebih kompleks dan pengalaman terhadap situasi sebelumnya
untuk melakukan tindakan, sehingga
pengalaman yang positif akan mendorong seseorang untuk
bertindak yang sama, sedangkan
pengalaman negatif akan dapat merubah pola reaksi terhadap
situasi tersebut.
e.
Usia
Bertambahnya usia pada dasarnya akan
diikuti dengan bertambahnya kematangan dalam berpikir
dan bertindak. Hal ini dikarenakan
pengalaman hidup yang telah dilalui lebih banyak dan
bervariasi, sehingga akan sangat
membantu dalam memberikan reaksi terhadap situasi yang
dihadapi. Orang yang lebih tua
cenderung memiliki control diri yang lebih baik dibanding orang
yang lebih muda.
referensi