Senin, 02 Desember 2019

MENURUNYA SEMANGAT BELAJAR


Muhammad Arifin (N14-Arifin)

Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Menurunnya semangat Belajar
Pendidikan dianggap sangat penting sebagai bekal untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat. Dengan kata lain berate menyangkut pembelajaran seseorang. Faktor – faktor belajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada diri pembelajar, yang dapat diamati dari perbedaan perilaku sebelum dan sesudah berada di dalam proses belajar, sebab dalam makna belajar adalah adanya perubahan perilaku seseorang kearah yang lebih baik dalam melaksanakan pembelajaran.
Faktor  yang mempengaruhi seseorang dalam belajar itu banyak jenisnya. Faktor – faktor belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang berasal dari dalam dan factor ekstern atau berasal dari luar. Factor intern banyak dipengaruhi dari dalamdiri siswa itu sendiri dan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah  dan lingkungan masyarakat. Antar kedua faktor itu masing masing bisa mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasinya yang diperoleh dengan cara belajar.
1.Faktor Internal(keadaansiswa)
Faktor internal terdiri dari dua faktor, yakni:
a) Faktor fisiologis, yaitu meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik/jasmani individu seseorang, dan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Faktor tersebut meliputi kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik.
Menurut Noehi Nasution, dkk. dalam Syaiful Bahri Djamarah, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan”. Anak-anak yang kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau memperhatikan pelajaran.
b) Faktor Psikologis, yaitu yang di sebabkan oleh kondisi kejiwaan individu yang meliputi:
1. Minat                                                                             
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2. Inteligensi (kecerdasan)
Menurut Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari
3. Bakat
Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
4 Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang ke arah beberapa jenis tindakan(Haggrat, 1989) dan sebagai suatu kesediaan peserta didik untuk menerima pembelajaran.
5. Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu”.
6. Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan.
7. Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang. Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja.
8. Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan hasil.

KESIMPULAN
Menurunnya semangat belajar remaja disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.  Faktor internal yaitu yang berasal dari diri individu sendiri yang ada dua yaitu faktor fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar individu yakni faktetor lingkungannya.
            Untuk mengatasi faktor eksternal dengan  kesadaran orang tua dan perhatian mereka terhada proses belajar anak. Selain itu juga dalam hal pergaulan mencari teman yang giat belajar. Juga perhatian guru  sangat  berpengaruh. Sementara faktor internal dengan kesadaran sendiri akan pentingnya belajar serta cara menyamankan dirinya dalam belajar. Sepeti bagaimana mengatur waktu dengan baik agar sesuai dengan kebutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Suryaman.B, 2011, Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Belajar. http://www.kosmaext2010.com/makalah-psikologi-belajar-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar.php. diakses pada tanggal 30 November 2019
Sunaryo, Psikologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta, 2004, hal.172 
 Babam suryaman,  Loc.cit
Susan B.Bastable, Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsippengajaran dan pembelajara, Jakarta, EGC, 2002, hal.134


Tidak ada komentar:

Posting Komentar