Senin, 02 Desember 2019

Semangat Kerja







Pengertian Semangat Kerja

Berhasil tidaknya suatu kegiatan organisasi sangat tergantung pada semangat kerja karwayan. Masalah semangat kerja pegawai merupakan suatu hal yg sangat penting dan harus mendapat perhatian dalam setiap organisasi. Tanpa adanya semangat kerja yg besar pada diri setiap pegawai yg ada dalam suatu perusahaan maka mereka tidak akan berkerja dengan memberikan hasil yg maksimal. Untuk lebih memahami pengertian dari semangat kerja tersebut terdapat beberapa pendapat para ahli, yaitu :

Wursanto (2001:149) mengemukakan bahwa:
Semangat kerja (morale) ayau moral adalah suatu keadaan yg sangat erat hubungannya dengan aspek mental seseorang. Jadi semangat kerja merupakan suatu kondisi mental seseorang yg memberikan timbulnya semangat kerja seseorang (morale individi) dan semangat kerja kelompok (moral group). Semangat kerja perorangan adalah kemauan atau semangat seseorang untuk menyumbangkan tenaga maupun pemikirannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Semangat kerja kelompok adalah kemauan atau semanngat kerja dari setiap kelompok orang-orang secara bersama-sama untuk menyumbangkan tenaga atau pikirannya mencapai tujuan bersama.

Kondisi mental pegawai sangat mempengaruhi produktifitaskerja perusahaan, dimana tingkat produktifitas sangat tergantung pada prestasi pegawai itu sendiri. Peran seorang pemimpin dalam meningkatkan semangat kerja sangat diharapkan. Hal ini disebabkan dalam satu perusahaan. Seorang manajer tidak akan mampu berkerja sendiri dalam mencapi tujuan, tetapi manajer harus mampu mengarahkan bawahannya agar mampu berkerja dengan lebih baik sesuai dengan yg di harapkan dan apabila bawahan tersebut tidak akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yag diharapkan, maka manajer perlu mengetahui sebab-sebabnya. Banyak factor yg menyebebkan hai ini bisa terjadi, salah satunya yaitu kurangnya semangat kerja pegawai didalam pekerjaannya.
Pengertian semangat kerja menurut Alexander Leighten dalam bukunya Moekijat (2002:130) mengatakan bahwa:

Semangat atau moril kerja kemampuan sekelompok orang untuk berkerja sama dan giat serta konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Berkerjasama dengan menekankan dengan tegas hakikat saling hubungan dari satu kelompok dengan keinginan yg nyata untuk berkerjasama. Dengan giat dan konsekuen menunjukkan caranya untuk sampai menjelaskan baha tujuannya adalah satu yg mereka inginkan. Semangat kerja adalah kegiatan perasaan untuk keperluan suatu sebab atau kegembiraan yg dimiliki dalam setiap usaha.

Indikator Semangat Kerja 

Indikator semangat kerja sangat penting untuk diketahui dalam suatu organisasi, karena dengan petunjuk tersebut kita dapat menilai apakah semangat kerja pegawai tinggi atau rendah. Moekijat (2002:138) mengemukakan bahwa indikasi semangat kerja yg tinggi ditunjukkan oleh perasaan senang,optimis mengenai kegiatan-kegiatan dan tugas kelompok serta ramah tamah satu sama lain, sedangkan semangat kerja yg rendah ditunjukkan oleh perasaan tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah dan pesimistis.

As’ad (2000:27) juga mengatakan bahwa ada empat indikator yg mempengaruhi semangat kerja yaitu :

  1. Kedisiplinan kerja, yaitu usaha untuh mematuhi peraturan yg dikeluarkan perusahaan untuk dilaksanakan oleh pegawai.
  2. Ketelitian kerja, yaitu sejauh mana pegawai mempunyai rasa kecermatan kerja, sehingga kesalahan dalam berkerja mebjadi sangat rendah.
  3. Kegairahan kerja, yaitu adanya keinginan yg tinggi dari pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
  4. Kerajinan kerja, yaitu pegawai dalam mengemban tugas-tugas dan tanggung jawab mempunyai rasa kesungguhan berusaha.
Aspek-aspek Semangat Kerja
            Aspek-aspek semangat kerja perlu untuk dipelajari karena aspek-aspek ini mengukur tinggi-rendahnya semangat kerja. Menurut Maier (1999, p.180), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal ini mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, dan untuk memiliki semangat berkelompok. Menurut Maier (1999, p.184), ada empat aspek yang menunjukkan
seseorang mempunyai semangat kerja yang tinggi, yaitu:
a. Kegairahan
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja. Motivasi tersebut akan terbentuk bila seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang lebih dipentingkan oleh karyawan adalah seharusnya bekerja untuk organisasi bukan lebih mementingkan pada apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan memiliki semangat kerja buruk apabila lebih mementingkan
gaji daripada bekerja. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa seseorang dengan gaji yang tinggi masih juga berkeinginan untuk pindah bekerja di tempat lain. Seseorang yang benar-benar ingin bekerja, akan bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan dari atasannya dan juga mereka akan bekerja bukan karena perasaan takut tetapi lebih pada dorongan dari dalam dirinya untuk kerja yang tinggi akan menganggap bekerja sebagai sesuatu hal yang menyenangkan bukan hal yang menyengsarakan.
b. Kekuatan untuk melawan frustasi
Aspek ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan memilih sikap yang pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya. Adanya semangat kerja yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan untuk mendapatkan ijin ketika menderita sakit.

c. Kualitas untuk bertahan
Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Gaji ataupun insentif yang tinggi yang diberikan oleh perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan, dan berpikir panjang jika ingin keluar dari perusahaan. Tunjangan serta fasilitas yang
diberikan oleh perusahaan mampu merangsang semangat kerja karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Keyakinan ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik, hal inilah yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan seseorang memiliki kesungguhan dalam bekerja. Sehingga tidak menganggap bahwa bekerja bukan hanya
menghabiskan waktu saja, melainkan sesuatu yang penting.
d. Semangat kelompok
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan adanya semangat kerja maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling bersaing untuk menjatuhkan. Semangat kerja menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar orang lain dapat mencapai tujuan bersama. Lingkungan kerja yang baik, menciptakan suasana kerja yang baik pula, kebersamaan diantara karyawan dengan membagi pekerjaan secara adil mampu meningkatkan semangat kerja
bagi karyawan itu sendiri

Cara Meningkatkan Semangat Kerja

            Adapun sebahagian pendapat yg mengatakan bahwa upah yg tinggi dalam bentuk uang adalah cara yg tepat untuk meningkatkan semangat kerja pada tahap pertama mungkin akan mampu meningkatkan semangat kerja  dengan memberikan tingkat upah yg tinggi  tetapi pada tingkat tertentu menaikkan upah lebih tinggi lagi dianggap kurang efektif.

Beberapa cara yg digunakan untuk meningkatkan semangat kerja yg tinggi, baik yg sifatnya material maupun non material menurut Nitisemito (2000:170) adalah sebagai berikut :

  1. Gaji yg cukup.
  2. Memperhatikan kebutuhan rohani.
  3. Sesekali perlu menciptakan suasana santai.
  4. Harga diri pegawai perlu mendapatkan perhatian.
  5. Tempatkan pegawai pada posisi yg tepat.
  6. Berikan kesempatan untuk maju. 
  7. Perasaan aman untuk menghadapi masa depan perlu diperhatikan. 
  8. Usahakan para pegawai mempunyai loyalitas.
  9. Pemberian insentif yg terarah.
  10. Fasilitas yg menyenangkan. 
Dalam mendorong dan memelihara semangat kerja pegawai dapat pula dilaksanakan melalui tehnik pengawasan dan kebijaksanaan manajemen.
Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar