Minggu, 24 September 2017

Tanggung Jawab Dalam Islam



Tanggung Jawab Dalam Islam

@D30-Rafli
Oleh:Rafli Jabar Ainuna Azidan





Sejarah Islam
Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin ke V Umar bin Abdil Aziz dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari surat ashshoffat yang artinya : (Kepada para malaikat diperintahkan) “Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat merekadan sembah-sembahan yangselalu mereka sembah, selain Allah: maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban ).”
Beliau mengulangi ayat tersebut beberapa kali karena merenungi besarnya tanggungjawab seorang pemimpin di akhirat bila telab melakukan kedzaliman. Dalam riwayat lain Umar bin Khatab r.a. mengungkapkan besarnya tanggung jawab seorang pemimpin di akhiarat nanti dengan kata-katanya yang terkenal : “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad nicaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya : Mengapa tidak meratakan jalan untuknya ?” Itulah dua dari ribuan contoh yang pernah dilukiskan para salafus sholih tentang tanggungjawab pemimpin di hadapan Allah kelak.

Pengertian dan makna tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.[1]
Tiap-tiap manusia sebagai makhluk Alloh bertanggung jawab atas perbuatannya. Firman Alloh SWT :Tiap-tiap diri ( individu ) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. ( QS.al-Mudatstsir, 74: 38)             
Dari ayat diatas, tampak bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bartanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan  makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang sangat besar untuk bertanggung jawab mengingat bahwa manusia memegang beberapa peranan dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.               
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis. Manusia sebagai makhluk individu artinya bahwa manusia harus bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri yaitu dengan menjaga keseimbangan antara jasmani dan rohaninya sendiri dan juga harus bertanggung jawab terhadap Alloh sebagai penciptanya.Tanggung jawab manusia sebagai makhluk individual akan lebih kuat ketika manusia tersebut mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya dan akan berusaha dengan sepenuh hati untuk menjalankan tanggung jawabnya bukan sebagai beban tetapi sebagai kesadaran.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial , ia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Nilai – nilai yang diperankan seseorang sebagai makhluk sosial harus dipertanggung jawabkan sehingga tidak menganggu keharmonisan  hidup antar anggota sosial dan tidak menganggu konsensus nilai yang ada dan telah disetujui bersama. Misalnya Nabi Adam as, yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah-Nya di bumi, tidak bisa hidup sendirian, untuk itu Allah menciptakan siti hawa sebagai istrinya dari jenisnya sendiri. Firman Allah SWT :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. ( QS. Al-Baqarah, 2:30)

Hai, sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam) dan dari padanya Alloh menciptakan istrinya (Hawa). Dan daripada keduanya Alloh memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. ( QS 4:1)
Demikian juga tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai yang ada dalam ajaran agamanya. Manusia bertanggung jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya, misalnya kita sebagai seorang muslim berkewajiban melakukan shalat 5 waktu dalam sehari maka kita harus melaksanakan kewajiban tersebut dengan penuh kesadaran karena kita yakin akan hal tersebut dengan begitu kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita sebagai seorang hamba-Nya.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah sebuah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia bersifat jujur terhadap dirinya sendiri dan juga jujur terhadap orang lain. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan sepenuh hati dan orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban untuk kepentingan orang lain. Dari keterangan di atas kita dapat melihat contoh yang sangat riil yaitu tanggung jawab orang tu terhadap anak-anaknya, dengan segenap kemampuan yang ia miliki dan dengan seluruh hidupnya, orang tua rela melakukan apapun dan berkorban untuk kebahagiaan anak-anaknya. Perjuangan orang tua untuk anak-anaknya tidak bisa dihitung lagi banyaknya, begitu besar pengorbanan mereka, hingga mereka menggadaikan kepentingan dan kebahagiaan mereka sendiri hanya untuk anak-anaknya. Itulah wujud tanggung jawab yang dilakukan orang tua kepada anaknya, dengan begitu mereka telah bertanggung jawab atas titipan Alloh kepada mereka yaitu untuk merawat, membesarkan dan mendidik amanah Alloh SWT.
Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kita sebagai seorang mahasiswa maka kewajiban kita adalah belajar, dengan begitu kita telah memenuhi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa, berarti kita telah bertanggung jawab atas kewajiban kita.Tetapi ketika kita menghadapi ujian dan kita sadar akan kewajiban kita untuk belajar, tetapi kita tidak mau belajar dengan alasan malas, capek, segan dan lain-lain, itu berarti kita tidak bertanggung jawab pada diri kita sendiri.
Pembagian kewajiban berbeda-beda dan setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu . Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Kewjiban terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan  kepada setiap orang sama, tidak dibeda-bedakan . Contoh undang-undang larangan membunuh, mencuri, dll.
2.      Kewajiban  terbatas
Kewjiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan[2].
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia mampu menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang , kaitannya dengan tanggung jawab ialah rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.

Jenis-jenis tanggung jawab
Menurut sifat dasarnya manusia merupakan makhluk bermoral tetapi manusia juga seorang pribadi yang mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan kemauan untuk bertindak sesuai keinginan sendiri sehingga manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak. Oleh karena itu dalam hal ini manusia harus bertanggung jawab atas dirinya pribadi.
Ada beberapa tanggung jawab manusia yaitu :
1.      Tanggung jawab kepada Alloh
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Alloh. Sebagai makhluk ciptaan alloh maka manusia bisa mengembangkan diri sendiri dengan pikiran, akal, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya yang telah Alloh karuniakan padanya.
Tanggung jawab kepada Alloh menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Alloh SWT. Sebagai makhluk ciptaan Alloh SWT manusia harus bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan, memmberi rizki dan selalu memberikan yang terbaik untuk makhlukNya. Karena itu manusia wajib mengabdi kepada Alloh SWT sesuai firman Alloh SWT :
  
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya  mereka itu menyembah kepada-Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).
Menyembah itu mengabdi kepada Alloh SWT , sebagai wujud tanggung jawab kepada Alloh. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Namun Alloh hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan kemampuannya. Firan Alloh SWT :

“ Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan yang dikerjakannya).( QS.al-Baqarah, 2:286)
Dalam kehidupan sehari-hari manusia solat sesuai dengan perintah Alloh SWT. Apabila manusia tidak solat maka ia harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di akhirat nanti.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Alloh. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaanya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Alloh.[3]

2.      Tanggung jawab kepada keluarga
Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Tanggung jawab kepada keluarga ini menuntut tiap anggota keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam hal tanggung jawab. Misalnya seorang ayah mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yaitu untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-anaknya dengan seluruh kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari dari tanggung jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu, ibu  mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus suami dan anak-anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh dan solehah. Seorang anakpun juga mempunyai
tanggung jawab yang besar kepada keluarga terutama kedua orang tuanya yaitu dengan membahagiakannya, dengan sungguh-sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi sehingga bisa membuat kedua orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Dari semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga.

3.      Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial, manusia merupakan anggota masyarakat. Oleh karena itu dalam berfikir, berbicara dan bertingkah laku, manusia terikat oleh masyarakat. Manusia terikat akan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh sebab itu semua tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.Misalnya di dalam masyarakat di sekita kiita tinggal sedang mengadakan kerja bakti dan kita dengan sengaja tidak ikut berpartisipasi di dalamnya, maka kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita itu. Akibatnya kita harus siap apabila akan terjadi ketidak nyamanan dalam hubungan dengan masysrakat sekitar, misalnya kita akan menjadi bahan omongan masyarakat sekitar dan jika memang ada sanksi yang telah disepakati bersama misalnya dengan membayar denda karena tidak ikut berpartisipasi, maka kita harus bertanggung jawab dalam hal ini yaitu dengan membayar dan berusaha untuk mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat sekitar.
Dari situlah kita tau bahwa tanggung jawab kita sebagai anggota masysrakat bukan sekedar wacana saja tetapi juga dalam hal perbuatan kita harus bertanggung jawab. Contoh lain ketika mmenjadi aparatur desa yang dipilih oleh masyarakat aka harus dengan kesadaran untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan sepenuh hati dan ikhlas, yaitu dengan cara bekerja secara optimal sebagai aparatur desa yang jujur dan bertanggung jawab akan tuga-tugasnya.
Tiap-tiap anggota masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga kerukunan dan keharmonisan antar anggota masyarakat.  

4.      Tanggung jawab kepada Bangsa Negara
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara. Manusia terikat dengan norma-nora atau peraturan, hukum yang dibuat oleh  suatu negara tersebut jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. Apabila perbuatan seseorang itu salah dan melanggar aturan yang ada dalam negaranya maka harus dipertanggung jawabkan kepada negara. Misalnya seorang pejabat pemerintahan, mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola pemerintahan yang telah dipercayakan kepadanya, akan tetapi ketika seorang pejebat tersebut melakukan korupsi maka ia juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada pemerintaha, yaitu dengan diproses secara hukum dan harus memoertangung jawabkan perbuatannya di dalam penjara. Sebabagai warga negara yang baik kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik negara kita, berusaha untuk memajukan negara kita yaitu sebagai pelajar kita harus terus menuntut ilu untuk kepentingan kemajuan bangsa kita dari segi pendidikan. Sebagai warga negara kita juga mempunyai tanggung jawab untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Makna Tanggung jawab dalam Islam
Makna tanggung  jawab dalam islam maupun secara umum hampir sama, hamya saja ada pokok-pokok yang membedakan antara kedua pengertian tersebut. Tanggung jawab dalam  islam berkait erat dengan balasan. Dan balasan itu berupa pahala dan atau siksa yang bergantung pada amal yang dilakukan oleh manusia itu sabagai manusia yang mukalaf dan memikul tanggung jawab di depan Alloh SWT.  Tidak ada seorang pun dari kaum muslimin yang terlepas dari tanggung  jawab  islam ini, kecuali mereka yang belum mukalaf ( belum balig atau  tidak berakal ). Karena ia tidak memenuhi syarat-syarat taklif, seperti akal, balig, dan kemampuan. Sedangkan selama seorang muslim masih mukalaf, maka ia mempunyai tanggung jawab atas setiap perkataan dan diamnya, melakukan atau meninggalkan  pekerjaan,  berjihad atau meninggalkan jihadnya terhadap semua kebutuhan  amal islam selama ia mampu. Setiap perbuatan manusia didunia ini ada pertanggung jawabannya karena Alloh SWT menciptakan manusia tidak dalam  keadaan sia-sia.
Alloh menciptakan  manusia, menempatkannya di dunia, menundukkan semua yang ada di dunia untuk manusia, membolehkan manusia untuk menikmati apa- apa yang baik dan  halal di dalamnya serta memerintahkan nya untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan cara yang disyariatkan-Nya berupa perkataan, perbuatan, akhlak, dan perilaku.
Firman Alloh SWT :
  
“ Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan, barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.” (az-Zalzalah: 7-8).Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia mempunyai tanggung jawab dihadapan Alloh SWT atas apa yang ia perbuat di dunia, yang baik maupun yang buruk. Perasaan seperti ini akan membangkitkan dalam dirinya perasaan bertanggung jawab.

Daftar Pustaka
i. Fitriyanto.Rahmat, 2016. Tanggung Jawab Dalam Islam, Dalam http://rahmadfitriyanto.blogspot.co.id/2016/04/tanggung-jawab-dalam-islam.html 
ii. Ismail.Achmad Satori, 2012, Tanggung Jawab Dalam Islam, Dalam https://ervakurniawan.wordpress.com/2012/02/05/tanggung-jawab-dalam-islam/ 
iii. Satrio.Muslim, 2015, Tanggung Jawab Manusia Dalam Islam, Dalam http://www.academia.edu/15167418/Tanggungjawab_manusia_dalam_islam 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar