MENYIKAPI PERUBAHAN YANG
HADIR
AROLVO ARTYA ANGGAREXO
P12-AROLVO
Penjelasan
Pada
umumnya masyarakat lebih menyukai kehidupan mereka berjalan seperti biasa.
Sudah menjadi sifat khas manusia untuk mempertahankan hal-hal yang enak dan
nyaman. Karena itu, hal-hal baru yang dapat menimbulkan perubahan pada awalnya
cenderung ditolak. Di sini saya sendiri bisa memberi contoh. Orang tua dari
kita mungkin menolak jika kita meminta sebuah handphone baru. Bagi mereka, kita
belum cukup dewasa untuk menggunakan alat komunikasi tersebut. Di sini
kebanyakan orang lupa bahwa alat komunikasi seperti handphone dibutuhkan
semata-mata sebagai alat penghubung antarmanusia dalam berkomunikasi, dan tidak
ada hubungan dengan kedewasaan seseorang. Tentu seorang anak balita tidak
mungkin menggunakan handphone, karena belum mempu menguasai dan mengoperasikan
alat tersebut.
Masyarakat umumnya enggan
mengikuti perubahan, terutama perubahan-perubahan sosial dan budaya yang
melibatkan perubahan kebiasaan, lembaga sosial, nilai, dan kepercayaan.
Meskipun demikian, harus dikatakan bahwa tidak semua hal baru atau perubahan
mendapat tentangan secara luas dari masyarakat. Ada sebagaian masyarakat dengan
karakteristik tertentu memang sangat
terbuka pada perubahan. Misalnya, masyarakat yang heterogen, masyarakat
dengan tingkat pendidikan dan kontak sosial dengan kebudayaan lain sangat
terbuka, masyarakat di daerah perkotaan,
dan sebagainya. Sementara itu, masyarakat dengan karakteristik yang cenderung
menolak perubahan akan menyebabkan lambat atau tidak mulusnya sebuah perubahan
sosial. Karena perubahan sosial dan budaya tidak bisa dihindari, baik
masyarakat yang terbuka pada perubahan maupun yang cenderung menolak perubahan
harus dapat diakomodasi kepentingannya.
Tipe – Tipe Masyarakat
dalam Menyikapi Perubahan
a. Masyarakat
Terbuka
Dalam menerima
perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Masyarakat
yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe
masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif.
Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat
tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat
menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya.
Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Berikut adalah ciri-ciri
masyarakat modern:
1. Sikap
hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2. Mempunyai
keberanian untuk mengemukakan pendapat
3. Lebih
mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4. Memiliki
perencanaan dan pengorganisasian
5. Yakin
pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
2. Masyarakat
yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi
Semua unsur-unsur
yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu
diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena
perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari
barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat
tanpa seleksi disebut WESTERNISASI.
b. Masyarakat
Tertutup
Masyarakat tertutup
sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan
hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya
mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau
menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Ciri – Ciri Masyarakat
Tertutup :
1. Tak
mau kehilangan budaya aslinya
2. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat
3. Memiliki
sifat etnosentrisme yang tinggi
4. Terlalu
kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5. Mobilitas
sosial rendah
Daftar pustaka:
Tito Tristi.2016.Sikap
dan perilaku masyarakat dalam menghadapi perubahan sosial budaya di era
globalisasi. Dalam http://tithos.blogspot.co.id/2016/05/sikap-dan-perilaku-masyarakat-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar