MENGENDALIKAN DIRI
@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana
Pada suatu hari
setelah usai mengikuti pertempuran yang hebat, Jengis Khan beristirahat sejenak
melepas lelah di tepi air terjun kecil ditemani burung rajawali yang selalu
mengikutinya. Sengaja ia mencari tempat yang agak sepi dan jauh dari serdadunya
agar ia dapat beristirahat dengan tenang tanpa diganggu. Beberapa saat kemudian
ia mulai merasa haus dan segera membawa wadah yang terbuat dari tanah liat
untuk menampung air dari air terjun dekat tempatnya berteduh.
Ketika ia hendak menampung air
dengan mangkuknya itu tiba-tiba saja burung rajawali peliharaannya itu
menyambar mangkuk tersebut hingga jatuh. Kaget Jengis Khan dibuatnya, karena
tak pernah hal ini dilakukan sebelumnya oleh rajawalinya yang setia.
“hmm.. mungkin dia hanya ingin bercanda,”
pikirnya dalam hati.
Kembali ia mengambil mangkuk yang
terjatuh itu dan mencoba kembali menampung air dengannya. Kemudian untuk kedua
kalinya sang burung rajawali peliharaannya menjatuhkan mangkuk yang dipegang
sang panglima. Kali ini sang rajawali menghentaknya dengan sangat keras
sehingga mangkuk tersebut terpental cukup jauh. Jengis Khan menjadi jengkel
karenanya, kalau sekali mungkin ini bisa dianggap bercanda, namun untuk yang
kedua kalinya maka ini seperti pelecehan baginya. Dengan murka dirinya
mengancam akan menyembelih burung rajawalinya jika hal itu dilakukannya lagi.
Lalu Jengis Khan memungut kembali
mangkuk yang terbuat dari tanah liat itu untuk kembali mencoba menampung air
dengannya. Baru saja ditengadahkan mangkuknya di bawah kucuran air terjun, sang
rajawali tanpa terduga kembali menyambar mangkuknya dengan sangat keras hingga
terpental jauh dan terpecah.
Tak lagi menahan kesabarannya,
diayunkan pedang perangnya ke arah burung rajawalinya hingga putuslah leher
sang rajawali dan terlepaslah jiwa dari raganya. Puas melampiaskan
kemarahannya, Jengis Khan mencoba menaiki ujung tebing yang merupakan tempat
sumber mata air itu berada untuk meminumnya dan sekaligus melihat-lihat keadaan
sekitar. Begitu ia sampai di atas, betapa kagetnya ia melihat ada bangkai
binatang yang membusuk tergenang tepat di sumber mata air tersebut, seketika ia
menyadari bahwa sang rajawali sejak tadi sebenarnya hendak memberitahukan
kepadanya bahwa air yang ingin diminumnya sudahlah tercemar bangkai yang
membusuk dan bukan tak mungkin akan bisa membunuhnya.
Dengan sedih ia menatap ke arah
mayat burung rajawali yang baru saja ditebasnya. Betapa sedih dan menyesalnya
ia atas perbuatannya. Dihampirinya jasad sang rajawali, dilepasnya baju perang
yang dipakainya untuk digunakan membungkus jasad sang rajawali dan kemudian
dimakamkan dengan terhormat menggunakan upacara kemiliteran.
Sebagai panglima perang, Jengis
Khan begitu hebat nan perkasa mengalahkan musuh-musuhnya, namanya tersohor di
seluruh dunia. Bahkan hingga kini sejarah kehebatannya dan lekang di makan
usia. Namun kehebatannya menaklukkan dan menguasai orang lain bukanlah jaminan
baginya untuk dapat mengalahkan dan menguasai dirinya. Ia menyadari bahwa
sangatlah penting baginya dan seluruh pasukannya untuk dapat menguasai dirinya
sebelum menguasai orang lain.
Menurut Rahayu (2015), self
control atau pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan
perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian
diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan
mereka lakukan. Pengendalian diri (self control) didefinisikan sebagai
“pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain
serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”.
Pengendalian diri dapat digunakan
untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan.
Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap
perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal
yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Semakin tinggi kendali
diri yang dimiliki seseorang semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.
Dalam keadaan tertentu kita
kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat
membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita
ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam
diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci,
cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari
sesuatu yang kita alami. Kita adalah makhluk perasaan (emosi), the world run on feelings, dan sekarang
kita hidup dijaman dimana segala bentuk emosi sangat mudah menular dengan
adanya internet dan sosial media. Meluapkan amarah merupakan hal wajar. Namun
terkadang, emosi yang terlalu meluap buat Anda jadi tak terkendali. Menurut
penelitian terbaru yang telah dimuat dalam Journal of Experimental Social
Psychology, perasaan marah sebenarnya dikarenakan adanya pikiran negatif
terhadap suatu hal. Pikiran itu terus berkelanjutan, sehingga tidak bisa
mengontrol diri sendiri.
Menurut Yudiono (2017), cara
untuk mengendalikan diri adalah
1. Menenangkan
diri
2. Berempati
Pemicu marah
terkadang hal sepele. Untuk menghindari masalah sepele ini menjadi besar,
berempatilah. Empati adalah keadaan mental yang membuat kita merasakan keadaan
atau pikiran orang lain. Kita mungkin akan sedikit susah berempati karena
merasa diri lebih superior. Namun, kuatkanlah melakukannya karena memang tujuan
kita adalah meredam marah.
3. Mengingat
dampak negatif yang akan terjadi
4. Menganggap
hari terakhir Anda hidup
5. Memaafkan
dan melupakan
6. Membaca
ta’awudz dan berwudhu untuk yang beragama Islam
7. Berolahraga
Olahraga bisa
menstimulasi zat-zat kimia dalam otak yang membuat kita lebih rileks dan
bahagia. Selain itu, olahraga akan menguras energi kita secara positif sehingga
melenturkan ketegangan syaraf kita.
Kebijaksanaan seseorang amatlah
terlihat dari sepandai apa ia mampu mengendalikan dirinya. Pengendalian diri
merupakan salah satu aspek terpenting dalam hidup, karena musuh terbesar bagi
manusia bukanlah orang lain atau sesuatu di luar dirinya, melainkan musuh
terbesar bagi manusia adalah apa yang terdapat dalam dirinya, dalam pikirannya,
dalam hatinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Srikandi. 2015. Pengertian Pengendalian diri. http://seputarpengertian.blogspot.co.id.
Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.
Yudiono, Herman. 2017. 7 Cara Efektif Mengendalikan Emosi Diri
Sendiri. www.tipspengembangandiri.com.
Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.
Komar, Aka. 2014. Belajar dari Jengis Khan (Pengendalian Diri).
www.kompasiana.com. Di akses pada
tanggal 16 Nopember 2017.
Nai, Yohakim Yordanus. 2012. Bagaimana Cara Mengendalikan Diri. http://yohakimn.blogspot.co.id/. Di
akses pada tanggal 16 Nopember 2017.
DAFTAR LINK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar