Perubahan adalah sebuah hal yang pasti akan menimpa dan
mempengaruhi organisasi termasuk diantaranya perusahaan. Penolakan terhadap
perubahan terjadi pada tingkatan individu orang atau karyawan serta terjadi
pada tingkatan organisasi. Penolakan terhadap perubahan hampir pasti akan
selalu terjadi. Bagaimana cara mengatasi penolakan perubahan dalam organisasi?
Edukasi, Komunikasi dan Sosialisasi
Informasi mengenai proses perubahan yang terjadi, dalam
praktiknya akan selalu mendapatkan bumbu-bumbu tambahan yang terkadang bisa
menyesatkan dan berdampak negatif. Informasi yang beredar menjadi simpang siur.
Untuk itu mengkomunikasikan alasan yang logis mengenai diperlukannya perubahan
dapat mengurangi penolakan atau resistensi dari karyawan. Pertama, adanya komunikasi
yang jelas dapat mengurangi dampak dari informasi yang kurang tepat dan
komunikasi yang buruk. Jika karyawan menerima informasi yang menyeluruh dan
tepat, resistensi dari karyawan diharapkan akan menurun. Kedua, komunikasi yang
baik dapat “menjual” alasan untuk perubahan dengan “mengemas” komunikasi
tersebut dengan baik.
Partisipasi
Dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk turut
berpartisipasi dalam proses perubahan tersebut dapat mengurangi tingkat
resistensi atau penolakan dari karyawan. Karena tidak mungkin kita menolak
keputusan perubahan yang dimana kita ikut serta dalam proses pengambilan
keputusannya. Upaya partisipasi ini seperti pedang bermata dua. Disatu sisi,
jika karyawan yang dilibatkan dalam proses partisipasi ini memiliki kompetensi,
maka akan menghasilkan keputusan yang bermakna, mengurangi tingkat resistensi,
mendapatkan komitmen, dan meningkatkan kualitas keputusan untuk sebuah
perubahan. Namun pada sisi lain, proses partisipasi ini dapat membuat keputusan
yang buruk dan memakan waktu yang lama.
Memberikan Dukungan dan Komitmen
Dukungan dan komitmen perusahaan kepada karyawan sangatlah
penting dalam proses perubahan untuk dapat meminimalisir rasa takut dan
kecemasan dari karyawan. Memberikan konsultasi dan terapi, memberikan pelatihan
keahlian-keahlian yang baru, adalah beberapa langkah yang menunjukkan dukungan
dan komitmen perusahaan untuk mendampingi karyawan dalam proses perubahan ini.
Kepada karyawan-karyawan yang menolak perubahan ini dapat dilakukan dengan
memberikan pensiun dini ataupun memberikan golden shake hand.
Membangun Hubungan Yang Positif
Karyawan akan lebih bersedia untuk menerima perubahan
apabila karyawan memiliki kepercayaan terhadap manajemen yang menerapkan proses
perubahan. Jika manajemen mampu memfasilitasi terciptanya hubungan yang
positif, karyawan dapat lebih menerima proses perubahan, bahkan oleh para
karyawan yang tidak setuju akan adanya perubahan.
Menerapkan Perubahan Secara Adil
Yang juga menjadi penting untuk mengurangi atau mengatasi
adanya penolakan dari karyawan adalah dengan menerapkan perubahan itu secara
adil kepada seluruh karyawan bahkan termasuk kepada jajaran Top Management. Ini
menjadi penting karena ekspektasi karyawan terhadap perlakuan yang adil adalah
sangat penting. Jika misalnya terjadi pengurangan gaji besar-besaran yang hanya
diberlakukan kepada karyawan tingkat paling bawah, menurut anda, apa yang akan
terjadi?
Manipulasi dan Kooptasi
Walaupun manipulasi memiliki konotasi makna yang negatif,
manipulasi yang dimaksud disini adalah menyamarkan upaya untuk mempengaruhi
proses perubahan untuk mengurangi resistensi karyawan. Manipulasi dapat
dilakukan dengan cara “memelintir” pesan untuk mendapatkan kerjasama dari
karyawan. Sementara kooptasi adalah metode “buying off” yang mengkombinasikan
manipulasi dan partisipasi. Kooptasi dapat dilakukan dengan misalnya memberikan
jabatan kepada “pemimpin” dari karyawan yang menolak perubahan. Hal ini
dilakukan bukan dengan tujuan untuk mendapatkan solusi atau saran, tetapi lebih
kepada untuk mendapatkan dukungan.
Merekrut Orang Yang Menerima Perubahan
Beberapa orang memiliki sikap yang positif dalam menghadapi
perubahan. Orang yang memiliki konsep diri yang positif dan toleransi risiko
yang lebih besar lebih dapat menerima perubahan. Selain merekrut orang yang
terbuka kepada perubahan, menjadi penting untuk memilih tim yang dapat
beradaptasi, dengan tidak hanya mempertimbangkan motivasi indidual karyawan,
tetapi juga motivasi kelompok.
Koersi
Cara terakhir untuk mengurangi tingkat resistensi dari
karyawan adalah dengan mengaplikasikan koersi atau mengaplikasikan ancaman
secara langsung kepada para karyawan yang menolak adanya perubahan. Namun cara
ini juga dapat semakin meningkatkan pertentangan serta dapat meningkatkan turn
over ratio.
Diterjemahkan dan dikembangkan dari buku Organizational
Begavior Global Edition Sixteenth Edition yang ditulis oleh Stephen P Robbins
dan Timothy A Judge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar