Tampilkan postingan dengan label @D04-Rizky. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @D04-Rizky. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Desember 2017

PROAKTIF


@DO4-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana

Menurut E. Koeswara (1986), proaktif adalah suatu keyakinan bahwa penyebab dan sumber tingkah laku berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Sedangkan menurut Stephen R Covey (1997), proaktif adalah sikap untuk bertanggung jawab atas hidup diri kita sendiri. Hidup yang kita jalani berasal dari berbagai macam bentuk keputusan yang kita buat dan kita sebagai manusia juga punya tanggung jawab dan berbagai inisiatif untuk membuat segalanya terjadi.

Secara umum, proaktif adalah sikap seseorang yang mampu mengenali kesempatan dan memanfaatkannya sehingga menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik. Orang dengan sikap proaktif tidak sekedar bereaksi terhadap berbagai keadaan tetapi memiliki inisiatif untuk melakukan aksi terhadap perubahan.

Contohnya sikap yang ditujukkan oleh para aktivis lingkungan hidup untuk membersihkan sampah di sungai. Ini merupakan sikap proaktif untuk menjaga lingkungan agar sampah tidak menumpuk di sungai yang menyebabkan banjir. Lain halnya dengan orang yang bersikap reaktif, ketika banjir sudah terjadi barulah berkoar-koar menyalahkan berbagai pihak seperti pemerintah yang tidak tanggap atau masyarakat yang sembarangan membuang sampah.

Adapun ciri-ciri dari orang yang proaktif, yaitu
1.      Memiliki rasa tanggung jawab, mereka tidak mudah menyalahkan orang lain atas suatu kejadian tetapi lebih memilih bertanggung jawab dan mencari solusi atas permasalahan.
2.      Lebih fokus bekerja dan berusaha agar dapat melakukan perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas sehingga dampak perubahan itu juga lebih besar.
3.      Memiliki perubahan di mulai dari dirinya sendiri dengan melakukan introspeksi diri apakah yang dia lakukan sudah benar atau tidak.
4.      Memiliki prinsip-prinsip yang ia anggap benar. Prinsip itulah yang di terjemahkan ke dalam bentuk nilai-nilai yang akan mengarahkan sikap dan perilakunya sehingga setiap sikap dan perilakunya selalu berpegang pada prinsip yang di anutnya.
5.      Berupaya mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya yaitu yang disebut dengan empat anugerah unik yang hanya dimiliki manusia yaitu kesadaran diri, hati nurani, imajinasi kreatif, dan kebebasan kehendak.

Pemimpin Yang Proaktif akan mampu membuat keputusan secara bijak dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut, tanpa terpengaruh suasana hati atau keadaan.  Bila dihadapkan dengan kondisi yang kurang kondusif ataupun keadaan dimana semua orang melakukannya, Pemimpin yang Proaktif tidak reaktif, tidak ikut-ikutan, dan tidak menyalahkan orang lain atas kondisi tersebut.

Pemimpin Yang Proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan. Mereka bertekad menjadi pendorong yang kreatif dalam hidup mereka sendiri, dan mereka menjadi inspirasi bagi orang lain.

DAFTAR LINK

Kamis, 14 Desember 2017

"KETULUSAN=PAMRIH"?

SISI LAIN “KEADILAN”
@DO4-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana


Malam itu hujan deras mengguyur Philadelphia. Malam sudah larut. Hawa dingin menusuk belulang semua orang yang berada di luar rumah. Seorang pria tua beserta istrinya memasuki lobi sebuah hotel kecil. Kehadirannya disambut hangat oleh seorang pemuda yang sedang bertugas sebagai resepsionis hotel.

“Selamat malam, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya anak muda itu dengan ramah.

“Semua hotel besar di kota ini telah terisi, adakah satu kamat untuk kami di sini?” kata pria tua itu kepada resepsionis hotel.

“Saya mohon maaf sebelumnya semua kamar telah terisi penuh, Pak. Saat ini sedang ada 3 event yang diselenggarakan bersamaan di kota ini yang menyebabkan banyak tamu berdatangan.”

Respsionis itu terdiam sejenak.

“Tapi, saya tidak bisa membiakan Bapak dan Ibu berhujan-hujan di luar sana di malam selarut ini. Kalau Bapak dan Ibu tidak keberatan, bagaimana kalau Anda berdua tidur di kamar saya?”

Keduanya sangat berterima kasih. Keesokan harinya saat akan berpamitan, pria tua tersebut berkata kepada resepsionis ini, “Anak muda, kamulah orang yang seharusnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani. Doakan suatu hari nanti saya bisa membangunkan sebuah hotel untukmu.”

Pemuda itu menanggapinya dengan sebuah senyuman dan dengan segara melupakan kata-kata pria tua itu.

2 tahun kemudian, sebuah surat datang ke hotel kecil di Philadelphia. Suart itu ditujukan kepada resepsionis muda yang telah melayani pria tua itu 2 tahun yang lalu. Surat itu berisi sebuah tiket ke New York dan permintaan agar anak muda ini berkenan menjadi tamu pria tua yang pernah dilayaninya.

Sesampainya di New York, pria tua mengajak pemuda itu berjalan-jalan ke sudut jalan Fifth Avenue Thirty Fourth Street. Ia menunjukkan sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan mengatakan, “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola.”

Pemuda itu adalah George Charles Boldt, dan pria tua itu adalah William Wardolf Astor. Saat ini Charles Boldt menjadi pimpinan Hotel Wardolf-Astoria. Salah satu hotel terbaik di dunia.
Pelayanan yang tulus kepada orang lain tak pernah memberi dampak kecuali kebaikan. Boleh jadi balasan yang hadir tak tersampaikan seketika. Tetapi yakinlah, Tuhan selalu mengamati hamba-hamba-Nya.

Dunia ibarat sebuah cermin. Jika yang kita tampilkan adalah ketulusan,  yang terpantul kepada kita adalah ketulusan. Jika yang kita tampilkan adalah pamrih, yang hadir pun adalah pamrih.

Dari cerita tersebut kita dapat mengambil satu contoh keadilan yang terjadi di dalam hidup yang itu semua karena Tuhan. Tuhan begitu adil terhadap umatnya, asalkan umatnya mau berusaha. Kita sebagai umat Tuhan yang memiliki akal seharusnya berfikir untuk berusaha mengikuti sifat-sifat Tuhan yang salah satunya adalah Maha Adil.

Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran. Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat) yang berlaku.

Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama.

Perilaku adil merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan orang dan untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain. Tanpa itu, kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan konsistensi antara perilaku dan perkataan.

Adillah kita dalam memecahkan segala permasalahan, katakan salah jika salah dan benar jika benar. Adillah kita dalam memberikan sesuatu kepada orang lain. Jangan berikan emas 5 gram kepada seorang balita. Adillah kita dalam beribadah, adillah kita dalam bertetangga, adillah kita dalam bekerja dan lain sebagainya agar kita bisa menjadi makhluk yang di percaya dan di sayang oleh makhluk lain dan juga Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2012. Man Shabara Zhafira. Jakarta: Kompas Gramedia.

DAFTAR LINK

REFERENSI GAMBAR


MENGENAL KERJASAMA


@DO4-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana

Jika dikatakan mahluk Tuhan, maka sangat luas maksudnya. Namun jika dikatakan manusia, maka hanya satu maksudnya, yakni adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna diciptakan. Karena manusia bukan hanya sempurna pada penciptaan namun pada kondisi lainnya. Manusia dengan akal dan juga berbagai kelebihannya butuh interaksi pada yang lain, butuh pertolongan dan butuh hidup bersama dengan yang lain. Semua itu disebut sebagai aktifitas sosial.

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Manusia butuh orang lain. Makanya manusia harus bisa mencari orang lain demi memenuhi kebutuhannya. Dan salah satu cara memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya adalah dengan cara bekerja sama.

Sejarah mencatat, kemerdekaan bangsa Indonesia juga dari hasil kerjasama antar anak bangsa. Di mana, waktu itu, bukan hanya Jawa, namun juga Arab dan seluruh penduduk Indonesia bersatu padu bekerjasama melawan penjajah.

Soekarno bekerjasama dengan Bung Hatta untuk melakukan loby demi loby. Kemudian mereka juga bekerja sama dengan para masyarakat dan pendukung kemerdekan waktu itu, sehingga tertulislah teks kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, masih terjadi kerjasama antara Soekarno dan para tokoh Indonesia kala itu untuk membentuk Negara Indonesia.

Dan kerjasama dalam menggapai kemerdekaan ini dicatat dalam sejarah bangsa, karena kerja sama tanpa melihat bentuk ras, etnis ataupun agama. Semuanya bersatu padu bekerja sama untuk kemerdekaan bangsa.

Menurut KBBI, kerjasama adalah  kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang (lembaga, pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama umumnya mencakup paradigma yang berlawanan dengan kompetisi. Banyak orang yang mendukung kerja sama sebagai bentuk yang ideal untuk pengelolaan urusan perorangan.

Walau begitu, beberapa bentuk kerja sama bersifat ilegal karena mengubah sifat akses orang lain pada sumber daya ekonomi atau lainnya. Sehingga, kerja sama dalam bentuk kartel bersifat ilegal, dan penetapan harga biasanya ilegal.

Dalam kehidupan terdapat banyak macam-macam kerja sama, yaitu:
1.      Kerja sama antar umat beragama
·         Saling menghormati umat seagama dan beda agama
·         Menghormati lembaga keagamaan yang seagama dan beda agama
·         Menghormati hak dan kewajiban antar umat beragama
2.      Kerja sama bidang kehidupan pertahanan dan keamanan Negara
     Setiap warga Negara yang sudah berumur minimal 17 tahun wajib melakukan dan menjalankan upaya bela Negara. Mewujudkan pertahanan dan kemanan nasional. Adapun bela Negara adalah sikap mental yang harus dimiliki seorang warga Negara atau kelompok untuk ikut serta dalam aksi melindungi dan mempertahankan keberadaaan bangsa dan Negara.
3.      Kerja sama dalam bidang kehidupan dan ekonomi
Pada pasal 23A UUD 1945, disebutkan, “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dalam Undang-undang.” “Pajak digunakan oleh negara untuk membiayai pembangunan nasional”. Pembangunan nasional yang dilakukan untuk kesejahteraan rakyat diambil dari uang rakyat yang berasal dari pajak. Kemudian pada pasal 33 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, “Ekonomi disusun sebagai usaha berdasarkan asas kekeluargaan”.
4.      Kerja sama dalam bidang kehidupan dan social politik
Sebuah perilaku politik atau kehidupan sebaiknya didasari dari nilai hikmat, kebijaksanaan, permusyawaratan. Hal itu demi tercapainya sebuah gotong royong atau kerja sama inti dalam membangun peradaban manusia yang berdasarkan landasan kepentingan bersama.
Menurut Sora (2016), ada beberapa cara untuk membina kerjasama supaya dapat berjalan secara lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan:
a.       Tentukan tujuannya
    Karena dengan tujuan yang jelas, kegiatan dalam kerjasama akan berjalan secara lebih teratur dan lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.
b.      Siapkan profil
      Jika kamu akan bergabung dengan sebuah kerjasama tim, maka gali materi-materi tentang diri kamu dan gali juga latar belakang tentang diri kamu, termasuk hal-hal apa saja yang menarik tentang diri kamu sendiri.
c.       Buat kesan yang positif
    Buat kesan yang baik atau positif saat kamu mulai bekerjasama dengan sebuah tim dan teruslah pertahankan.
d.       Hargai setiap pendapat dan kebiasaan rekan kerja
    Setiap individu pada organisasi pastinya memiliki kebiasaan yang berbeda-beda terutama dalam mengemukakan pendapat. Jadi setiap individu saat melakukan kerjasama harus bisa menghargai dan menghormati seriap pendapat individu yang lainnya, supaya kerjasama yang dilakukan dapat terjalin secara harmonis dan berjalan secara baik tentunya.
e.        Selalu fokus pada kualitas
     Boleh-boleh saja kamu membuat jaringan kerjasama yang banyak dengan siapa saja, tapi utamakan kualitas bukan kuantitas, terutama kualitas dalam bekerja.
f.        Tawarkan bantuan
      Jangan ragu untuk menawarkan bantuan, jika memang kamu merasa sanggup untuk membantu orang lain saat bekerjasama.
g.        Tunjukan antusiasme
   Tunjukan antusiasme bahwa kamu senang bisa bekerjasama dan mengenal orang-orang pada organisasi/lembaga tersebut, lakukanlah hal itu dengan tulus.
DAFTAR PUSTAKA

Sora. 2016. Pengertian Kerjasama Dan Manfaatnya Lengkap Umum. http://www.pengertianku.net. Di akses pada tanggal 14 Desember 2017.

DAFTAR LINK





Senin, 27 November 2017

SEMANGAT MESKIPUN MALAS

PRIORITASKAN SEMANGATMU!
@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana


Semangat adalah keadaan pikiran ketika batin tergerak untuk melakukan satu atau banyak tindakan. Bersemangat adalah ada semangatnya; mengandung semangat; berjiwa; bernafsu (berkemauan). Jadi, semangat itu memiliki fungsi sebagai penggerak batin untuk bertidak.

Semangat juga bersifat angin-anginan, dia terkadang ada dan tidak ada. semangat tidak hanya datang satu kali, bisa puluhan kali atau ratusan kali bahkan lebih. Semangat bisa datang dan pergi berulang kali tanpa bisa dihitung (Ruslani, 2015). Wajar bagi kita seorang manusia normal mengalami naik turunnya semangat dalam menjalani hidup. Hal tersebut memang lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena terkadang hidup begitu mudah dijalani dan terasa begitu menyenangkan. Akan tetapi terkadang pula justru hidup begitu sulit dan sangat menyedihkan. Namun ada sebagian orang yang justru bisa membuat hidupnya selalu stabil dalam hal semangat. Bukan karena hidupnya selalu mudah dan tak ada masalah. Akan tetapi itu dikarenakan dia menjadikan hidupnya bukan suatu masalah dan ia tidak menjadikan hidupnya sebagai suatu kesulitan. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Kuncinya ada di dalam diri kita sendiri (Zulfikar, 2012).

Cara membuat hidup selalu bersemangat (Zulfikar, 2012)
1.       Ketahui apa yang benar-benar kita senangi
Melakukan sesuatu yang tidak kita senangi membuat kita malas dalam bekerja. Sebaliknya, melakukan hal kesenangan membuat kita bahkan lupa waktu, saking bersemangatnya. Kuncinya adalah lakukan apa yang kita senangi atau senangi apa yang kita lakukan.
2.       Buat Visi dan Target Yang Jelas
Target, visi, goals, impian atau apapun istilahnya adalah alat yang tepat untuk membakar semangat kita. Setiap kali kita kehilangan semangat, ingat impian kita.
3.       Berkumpul dengan orang-orang yang dapat memotivasi kita
Seperti halnya dengan handphone, kita juga perlu untuk di cas. Hal ini sangat penting. Karena kita tidak bisa hanya mengkitalkan semangat sendiri. Kita perlu mendapat semangat tambahan dari orang – orang di sekeliling kita.
4.       Kenali diri kita!
Kita harus bisa mengenali diri kita sendiri, dan kita perlu tau hal – hal apa yang ada pada diri kita. Apa potensi diri kita, sisi positif dan negatif apa yang ada pada diri kita. Sebab jika kita tau sisi kurang dan lebih yang ada pada diri kita, kita bisa tahu apa yang perlu kita butuhkan dan apa yang perlu di perbaiki.
5.       Pelajari lebih banyak, pelajari lebih dalam
Mengapa kita tidak suka kepada sesuatu? Itu karena kita tidak tahu cukup banyak tentang sesuatu itu. Nah, jika kita ingin meningkatkan semangat hidup, pelajarilah lebih banyak hal-hal baru dan pelajari lebih dalam tentang sesuatu hal yang selama ini kurang menarik minat kita.
6.       Dapatkan kata positif dari orang lain
Satu komentar positif dari orang lain akan sangat berharga untuk mengubah pikiran kita terhadap diri sendiri. Menurut riset, rata-rata seseorang mendapat kementar negatif 600% lebih banyak dari pada komentar positif. Kumpulkanlah sebanyak mungkin komentar positif untuk meningkatkan semangat hidup kita.
7.       Tulislah kata–kata motivasi
Menuliskan kata–kata motivasi di tempat–tempat yang sering kita lihat seperti kamar dan buku catatan kita. Hal ini penting, karena bisa menambah motivasi dan semangat kita.
8.       Publikasikan
Sekali orang lain tahu bahwa kita adalah orang yang penuh semangat, itu akan semakin memperkuat positioning diri kita sebagai orang yang penuh semangat. Dan kita benar-benar mendapatkan pengaruh besar. Atau dengan memotivasi dan memberi semangat ke orang lain. Karena seperti ilmu, semangat juga jika di bagikan ke orang lain akan membuat orang yang memberi semangat akan bertambah semangat pula. Apalagi jika orang yang kita semangati itu jadi tambah semangat, maka kita pun akan semakin semangat.
9.       Berfikirlah bahwa kita bisa
Kekuatan pikiran itu sangatlah besar pengaruhnya pada diri seseorang. Ketika ia berfikir bahwa ia bisa maka kekuatan dorongan untuk bisa pun semakin besar. Karena apa yang akan terjadi pada diri kita bergantung apa yang kita pikirkan. Jika kita berfikir sulit maka akan sulit. Namun jika kita berfikir mudah, maka akan mudah.

Menurut Tehrani (2014), malas dan tidak serius termasuk di antara faktor yang mencegah terjadinya perubahan dan perkembangan diri. Seorang pemuda harus selalu bersemangat, penuh tenaga, dana senantiasa beraktivitas. Sebalikny, kemalasan merupakan bagian dari ekor-ekor setan. Dengan kemalasan, manusia dapat terhenti dalam perjalanan untuk mendekatkan diri kepada Yang Mahabenar. Anak muda seharusnya memiliki semangat dan keseriusan, karena hal itu merupakan kelaziman dalam usianya.

Apabila kita selalu bisikkan kepada diri kita kata-kata yang berlawanan, misal “Aku tak mampu, tak bisa, tak mungkin, dan itu takkan pernah terjadi pada diriku”, maka hal itu akan menghilangkan potensi dan kemampuan diri kita. Sebaliknya, jika kita selalu menguatkan semangat dalam menghadapi berbagai kesulitan dan meningkatkan kemampuan dalam menanggung bebas persoalan serta selalu berusaha meraih kesempurnaan jasmani dan rohani, maka kita akan meraih keberhasilan, dan jalan keluar pun akan terbuka bagi kita.

Perlu di ingat bahwa gagal dan jatuh itu adalah hal yang biasa. Namun ketika kita jatuh dan gagal akan tetapi kita mau bangkit lagi, itulah hal yang luar biasa. Karena kesuksesan itu ialah tentang sebuah kesabaran dalam bertahan. Jangan pernah menyerah.

DAFTAR PUSTAKA
Tehrani, Mahdi Hadawi. 2014. Pemuda Dambaan Surga: Nasihat Bagi Generasi Muda. Jakarta: Penerbit Citra.

Ruslani. 2015. Pengertian Tentang Semangat. http://www.ruslani.com. Di akses pada tanggal 28 Nopember 2017.

Zulfikar, Wanadry. 2012. Cara Membuat Hidup Selalu Bersemangat. www.facebook.com. Di akses pada tanggal 28 Nopember 2017.

DAFTAR LINK

Referensi Gambar

Senin, 20 November 2017

SELF CONTROL

MENGENDALIKAN DIRI
@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana

Pada suatu hari setelah usai mengikuti pertempuran yang hebat, Jengis Khan beristirahat sejenak melepas lelah di tepi air terjun kecil ditemani burung rajawali yang selalu mengikutinya. Sengaja ia mencari tempat yang agak sepi dan jauh dari serdadunya agar ia dapat beristirahat dengan tenang tanpa diganggu. Beberapa saat kemudian ia mulai merasa haus dan segera membawa wadah yang terbuat dari tanah liat untuk menampung air dari air terjun dekat tempatnya berteduh.

Ketika ia hendak menampung air dengan mangkuknya itu tiba-tiba saja burung rajawali peliharaannya itu menyambar mangkuk tersebut hingga jatuh. Kaget Jengis Khan dibuatnya, karena tak pernah hal ini dilakukan sebelumnya oleh rajawalinya yang setia.

“hmm.. mungkin dia hanya ingin bercanda,” pikirnya dalam hati.

Kembali ia mengambil mangkuk yang terjatuh itu dan mencoba kembali menampung air dengannya. Kemudian untuk kedua kalinya sang burung rajawali peliharaannya menjatuhkan mangkuk yang dipegang sang panglima. Kali ini sang rajawali menghentaknya dengan sangat keras sehingga mangkuk tersebut terpental cukup jauh. Jengis Khan menjadi jengkel karenanya, kalau sekali mungkin ini bisa dianggap bercanda, namun untuk yang kedua kalinya maka ini seperti pelecehan baginya. Dengan murka dirinya mengancam akan menyembelih burung rajawalinya jika hal itu dilakukannya lagi.

Lalu Jengis Khan memungut kembali mangkuk yang terbuat dari tanah liat itu untuk kembali mencoba menampung air dengannya. Baru saja ditengadahkan mangkuknya di bawah kucuran air terjun, sang rajawali tanpa terduga kembali menyambar mangkuknya dengan sangat keras hingga terpental jauh dan terpecah.

Tak lagi menahan kesabarannya, diayunkan pedang perangnya ke arah burung rajawalinya hingga putuslah leher sang rajawali dan terlepaslah jiwa dari raganya. Puas melampiaskan kemarahannya, Jengis Khan mencoba menaiki ujung tebing yang merupakan tempat sumber mata air itu berada untuk meminumnya dan sekaligus melihat-lihat keadaan sekitar. Begitu ia sampai di atas, betapa kagetnya ia melihat ada bangkai binatang yang membusuk tergenang tepat di sumber mata air tersebut, seketika ia menyadari bahwa sang rajawali sejak tadi sebenarnya hendak memberitahukan kepadanya bahwa air yang ingin diminumnya sudahlah tercemar bangkai yang membusuk dan bukan tak mungkin akan bisa membunuhnya.

Dengan sedih ia menatap ke arah mayat burung rajawali yang baru saja ditebasnya. Betapa sedih dan menyesalnya ia atas perbuatannya. Dihampirinya jasad sang rajawali, dilepasnya baju perang yang dipakainya untuk digunakan membungkus jasad sang rajawali dan kemudian dimakamkan dengan terhormat menggunakan upacara kemiliteran.

Sebagai panglima perang, Jengis Khan begitu hebat nan perkasa mengalahkan musuh-musuhnya, namanya tersohor di seluruh dunia. Bahkan hingga kini sejarah kehebatannya dan lekang di makan usia. Namun kehebatannya menaklukkan dan menguasai orang lain bukanlah jaminan baginya untuk dapat mengalahkan dan menguasai dirinya. Ia menyadari bahwa sangatlah penting baginya dan seluruh pasukannya untuk dapat menguasai dirinya sebelum menguasai orang lain.

Menurut Rahayu (2015), self control atau pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan. Pengendalian diri (self control) didefinisikan sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”.

Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.

Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami. Kita adalah makhluk perasaan (emosi), the world run on feelings, dan sekarang kita hidup dijaman dimana segala bentuk emosi sangat mudah menular dengan adanya internet dan sosial media. Meluapkan amarah merupakan hal wajar. Namun terkadang, emosi yang terlalu meluap buat Anda jadi tak terkendali. Menurut penelitian terbaru yang telah dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology, perasaan marah sebenarnya dikarenakan adanya pikiran negatif terhadap suatu hal. Pikiran itu terus berkelanjutan, sehingga tidak bisa mengontrol diri sendiri.

Menurut Yudiono (2017), cara untuk mengendalikan diri adalah
1.       Menenangkan diri
2.       Berempati
Pemicu marah terkadang hal sepele. Untuk menghindari masalah sepele ini menjadi besar, berempatilah. Empati adalah keadaan mental yang membuat kita merasakan keadaan atau pikiran orang lain. Kita mungkin akan sedikit susah berempati karena merasa diri lebih superior. Namun, kuatkanlah melakukannya karena memang tujuan kita adalah meredam marah.
3.       Mengingat dampak negatif yang akan terjadi
4.       Menganggap hari terakhir Anda hidup
5.       Memaafkan dan melupakan
6.       Membaca ta’awudz dan berwudhu untuk yang beragama Islam
7.       Berolahraga
Olahraga bisa menstimulasi zat-zat kimia dalam otak yang membuat kita lebih rileks dan bahagia. Selain itu, olahraga akan menguras energi kita secara positif sehingga melenturkan ketegangan syaraf kita.

Kebijaksanaan seseorang amatlah terlihat dari sepandai apa ia mampu mengendalikan dirinya. Pengendalian diri merupakan salah satu aspek terpenting dalam hidup, karena musuh terbesar bagi manusia bukanlah orang lain atau sesuatu di luar dirinya, melainkan musuh terbesar bagi manusia adalah apa yang terdapat dalam dirinya, dalam pikirannya, dalam hatinya.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Srikandi. 2015. Pengertian Pengendalian diri. http://seputarpengertian.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Yudiono, Herman. 2017. 7 Cara Efektif Mengendalikan Emosi Diri Sendiri. www.tipspengembangandiri.com. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Komar, Aka. 2014. Belajar dari Jengis Khan (Pengendalian Diri). www.kompasiana.com. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Nai, Yohakim Yordanus. 2012. Bagaimana Cara Mengendalikan Diri. http://yohakimn.blogspot.co.id/. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

DAFTAR LINK


Selasa, 14 November 2017

JUDULNYA MENARIK GAK?

BERKARAKTERLAH!

@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana


Saya adalah orang yang paling malas berpakaian formal termasuk seragam. Kebiasaan itupun terbawa sampai saya berkuliah mungkin sampai saya tua nanti. Saat saya menulis artikel ini di perpustakaan kampus, saya pun menggunakan kaos oblong dan sandal jepit yang sebenarnya di peraturan tidak diperbolehkan ketika memasuki area kampus saya. Ketika saudara saya mengadakan acara pernikahan pun saya menggunakan kaos oblong dengan sandal jepit. Dan saya sering sekali di tegur orang sekitar karena penampilan saya yang terlalu “santai” itu.

Penampilan memang terkadang menjadi sesuatu yang dipersoalkan dalam pergaulan sosial kita. Mungkin masyarakat kita suka sekali dengan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu substantif. Masyarakat kita sudah dikondisikan untuk percaya bahwa kemeja dan sepatu adalah perangkat untuk memantaskan diri dalam sebuah acara formal, mereka pun menganggap kalau dalam acara formal tidak pakai kemeja dan sepatu adalah pemandangan yang kurang pantas.

Suatu hari seorang Arab kampung datang kepada Muawiyah ibn Abi Sofyan dengan pakaian yang sangat kumal. Ternyata karena alasan itu Muawiyah pun tidak memedulikan kehadirannya.

“Ya Amirul Mukminin” kata orang Arab kampung itu.

“Sungguh, bukanlah pakaian yang mengajak Anda berbicara tuan! Yang mengajak tuan bicara adalah manusia yang berada di dalam pakaian ini”

Arab kampung itu kemudian berbicara panjang lebar tentang berbagai masalah dengan tingkat keilmuan yang tinggi. Tutur kata dan bahasanya indah. Penjelasannya runtut dan menunjukkan bahwa ia adalah kaum terpelajar.

Usai berbicara, Arab kampung itupun keluar dan pergi meninggalkan istana tanpa meminta suatu apapun. Muawiyah pun berkata, “Aku belum pernah melihat seseorang yang pada awalnya sama sekali tak kuhargai, namun pada akhirnya ia begitu mulia di mataku.”

Di lingkungan saya terdapat banyak orang yang berilmu luas, tetapi penampilannya sederhana. Ketika mengajar hanya menggunakan baju koko dan sandal jepit, tanpa buku, hanya pulpen yang ia bawa. Tapi hal itu sama sekali tidak menurunkan derajatnya di depan orang lain yang mengenalnya. Bahkan orang yang mengenalnya akan merasa sangat kagum pada perilakunya. Mereka tetap menghargai Beliau karena ilmunya, bukan karena penampilannya.

Suatu hari seorang wanita yang mengenakan gaun pudar bersama suaminya yang berpakaian sederhana dan telihat usang, turun dari kereta api di Boston. Mereka berjalan menuju kantor rektor Harvard University, mereka hendak bertemu langsung dengan sang rektor. Sesampai di depan ruang rektor, dengan pakaian yang udik, mereka pun disambut dengan sinis oleh sekretaris rektor.

“Maaf, bisakah kami bertemu Pimpinan Harvard?” kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk. Tidak bisa diganggu,” jawab sang sekretaris cepat. “Kalau begitu kami akan menunggu” jawab sang istri.

Selama empat jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan yang berpenampilan udik tersebut merasa bosan menunggu dan akhirnya mau pergi. Tetapi ternyat tidak. Mereka dengan sabar menunggu sang rektor melihat kedua tamunya itu, sang sekretaris justru yang muali hilang kesabaran hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk memberitahukan kepada sang rektor kalai ada tamu udik yang hendak menemuinya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi” bujuk sang sekretaris kepada rektornya. Sang rektor menemui mereka dengan wajah yang tidak menyenangkan.
Sang wanita langsung mengemukakan tujuannya menemui sang rektor, “Maaf telah mengganggu kesibukan Tuan. Kami memiliki seorang anak yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini.”

Sang rektor terkejut, “Nyonya, kami tida bisa mendirikan patung untuk setiap orang yang pernah masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini akan seperti kuburan.”
“Oh, bukan begitu maksud kami” sang wanita buru-buru menjelaskan. “Kami tidak hendak mendirikan patung di sini. Kami hana ingin menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard.”
Sang rektor mentap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan lalu berujar, “Gedung? Apakah Anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari 7,5 juta dollar untuk mendirikan kampus ini”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Rektor Harvard itu kelihatan merasa senang dan puas karena dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Tapi sejenak, sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya segitu biayanya, kenapa kita tidak bikin universitas sendiri saja?” suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard tampak kecut.

Sepasang suami istri itu adalah Mr. dan Mrs. Leland Stanford pemilik Standford University. Universitas tersebut merupakan salah satu universitas favorit kelas atas di AS saat ini. Universitas itu melahirkan pendiri Electronic Arts, LinkedIn, Sun Microsystems, Yahoo!, Cisco System, Google, dan lain-lain.

Pasangan ini sombong tapi sombongnya memiliki karakter dan dapat dituangkan ke sesuatu yang benar. Mereka menjadikan kesombongannya alat untuk menjadikan mereka lebih bermanfaat bagi orang lain dan itulah yang membuat mereka menjadi lebih menarik dibandingkan dengan yang lainnya.

Janganlah jadikan penampilan luar itu sebagai satu-satunya fokus sehingga lupa dengan substansinya. Ada yang terlalu mementingkan penampilan hingga mengabaikan yang lebih pokok.

Filsafah Jawa mengungkapkan, ajining raga saka busana. Falsafah tersebut mengandung 2 pengertian. Secara terminologi artinya berharganya diri seseorang, dianggap cukup apabila mengenakan busana atau pakaian yang serba bagus dan indah. Sedangkan secara ertimologi, berharganya diri seseorang apabila setiap pikiran dan perilakunya dihiasi dengan budi pekerti luhur. Tetapi realitas yang ada rasanya pengertian terminologi harus diragukan relevansinya. Banyak orang yang ternyata perampok, penghianat, koruptor yang justru menggunakan pakaian yang mewah dengan dasi dan jasnya.

Saya pikir, falsafah tersebut bukan hanya termaknai hanya untuk pakaian yang melekat di badan kita, namun lebih dari itu adalah pakaian diri seutuhnya. Bagaimana bersikap dan berperilaku dengan sesama, bagaimana sopan santun kita kepada orang tua dan rasa cinta kasih kita kepada yang muda, bagaimana agar kehadiran kita memberi kemanfaatan dalam kebaikan bagi sekitar dan lain-lainnya.

Pada hakikatnya, kemenarikan seseorang bukan terdapat pada pakaiannya namun terdapat pada karakter dan kepribadian orang tersebut. Meskipun orang itu hanya menggunakan sandal jepit ketika acara penting, tapi jika karakter dan kepribadian orang tersebut terpancar, orang lain tidak akan peduli dengan apa yang orang tersebut gunakan. Dan satu lagi yang perlu diingat, perbanyaklah ilmu agar kita tidak sombong dan tidak memaksakan diri kita untuk menjadi menarik untuk orang lain. Biarlah kemenarikan itu terpancar dengan sendirinya dari dalam diri kita.

DAFTAR PUSTAKA
Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2012. Man Shabara Zhafira. Jakarta: Kompas Gramedia.

Referensi Gambar

SAHABAT GLOBALISASI

TIDAK ADA YANG BERUBAH DENGAN JATIDIRI

@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana


Di antara keistimewaan manusia yang tidak dimiliki makhluk-makhluk lain di dunia ini adalah bahwa diri manusia dan kehidupannya senantiasa mengalami perubahan. Lebah madu, selama berjuta-juta tahun, selalu membangun searangnya dari materi sejenis lilin dan berbentuk segi enam, tanpa sedikit pun mengalami perubahan dalam bentuk dan modelnya. Demikian pula semut dan rayap, selama beribu tahun tak pernah mengubah bentuk sarang dan sistem sosialnya. Namun dalam kehidupan manusia selalu saja terjadi perubahan dan dinamika. (Tehrani, 2014)

Sejak zaman purbakala hingga modern, dari kondisi masih menempati gua hingga masa bercocoktanam, dari masa mengonsumsi makanan mentah hingga saat ditemukannya api, dari zaman batu sampai masa ditemukannya cara-cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Hari demi hari bahkan jam demi jam atau lebih cepat dari itu selalu terjadi dinamika dan perubahan dalam kehidupan manusia. Tiada satu pun generasi yang mampu membayangkan kemajuan-kemajuan yang akan terjadi dan perubahan-perubahannya yang akan dialami generasi setelahnya.

Manusia mengalami perubahan pada dirinya, yang merupakan salah satu di antara perubahan dan dinamika tersulit dan terberat dalam kehidupannya. Membangun dan menyempurnakan jatidiri berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan merupakan perubahan yang paling mendasar, asas dari nilai-nilai kemanusiaan, dan langkah awal dalam menjajaki masa muda yang penuh gairah, semangat, dan optimisme.

Perubahan pasti ada dan tidak bisa dihentikan. Saat ini perubahan zaman berupa globalisasi yang melesat sangat cepat. Penyebaran informasi yang sangat liar, kegiatan masyarakat yang tidak bisa lepas dari gadget, otot diganti robot, dan kurangnya minat baca buku pada anak adalah contoh kecil dari terjadinya perubahan di kehidupan manusia yang terjadi karena globalisasi.

Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Adapun penyebabnya adalah Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang berperan untuk kemudahan dalam transaksi ekonomi antar negara, kerja sama ekonomi Internasional yang memudahkan terjadinya kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat, dan majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi yang mempermudah dalam jasa transport dan pengiriman barang keluar negeri. (Imam, 2015)

Arus globalisasi tidak dapat di hentikan oleh siapapun. Dengan adanya globalisasi bukan berarti kita sebagai manusia diwajibkan untuk selamanya “menunduk” kepada globalisasi. Namun kita sebagai manusia yang diberikan akal untuk berfikir dapat memilih dan memilah dampak positif dari globalisasi yang dapat kita ambil.

Dampak Positif Globalisasi

  1. Pembangunan semakin banyak
  2. Semakin cepat dan mudahnya komunikasi.
  3. Peningkatan pada ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien
  4. Turisme dan pariwisata meningkat
  5. Informasi dan ilmu pengetahuan mudah didapatkan.
  6. Taraf hidup dari masyarakat meningkat.
  7. Memacu meningkatkan kualitas diri.
  8. Kemudahan dalam transportasi.
Dampak Negatif Globalisasi

  1. Sikap solidaritas atau kepedulian, gotong royong, kesetiakawanan berkurang.
  2. Kreativitas menurun karena individu kebanyakan bersikap konsumtif.
  3. Budaya atau adat bangsa akan terkikis.
  4. Informasi tidak terkendali dan tidak tersaring.
  5. Perusahaan dalam negeri akan kalah saing dengan perusahaan luar negeri, hal ini mengakibatkan perusahaan dalam negeri sulit berkembang.
  6. Perilaku dan sikap buruk banyak bermunculan.
  7. Tenaga tani berkurang.
  8. Sikap ala kebarat-baratan menjadi gaya hidup dan mudah terkontaminasi.
  9. Munculnya sikap individualisme.
“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya,  karena mereka hidup bukan di jamanmu” –Ali Bin Abi Thalib

Perubahan dan dinamika kehidupan selalu mungkin dialami oleh manusia. Maka dari itu, membangun jatidiri berdasarkan pandangan samawi adalah sangat mungkin bagi orang-orang yang hidup pada generasi tertentu. Karenanya, setiap orang bertanggung jawab untuk membangun jati dirinya. Caranya? Dengan selalu memerhatikan sikap, perbuatan, dan perkataannya.

DAFTAR PUSTAKA

Tehrani, Mahdi Hadawi. 2014. Pemuda Dambaan Surga: Nasihat Bagi Generasi Muda. Jakarta: Penerbit Citra.

Imam, Aang. 2015. Apa itu Globalisasi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampak Globalisasi. http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html. Di akses pada tanggal 14 Nopember 2017.

Referensi Gambar