Laman

Senin, 20 November 2017

SELF CONTROL

MENGENDALIKAN DIRI
@D04-Rizky
Oleh : Rizky Aditya Pradana

Pada suatu hari setelah usai mengikuti pertempuran yang hebat, Jengis Khan beristirahat sejenak melepas lelah di tepi air terjun kecil ditemani burung rajawali yang selalu mengikutinya. Sengaja ia mencari tempat yang agak sepi dan jauh dari serdadunya agar ia dapat beristirahat dengan tenang tanpa diganggu. Beberapa saat kemudian ia mulai merasa haus dan segera membawa wadah yang terbuat dari tanah liat untuk menampung air dari air terjun dekat tempatnya berteduh.

Ketika ia hendak menampung air dengan mangkuknya itu tiba-tiba saja burung rajawali peliharaannya itu menyambar mangkuk tersebut hingga jatuh. Kaget Jengis Khan dibuatnya, karena tak pernah hal ini dilakukan sebelumnya oleh rajawalinya yang setia.

“hmm.. mungkin dia hanya ingin bercanda,” pikirnya dalam hati.

Kembali ia mengambil mangkuk yang terjatuh itu dan mencoba kembali menampung air dengannya. Kemudian untuk kedua kalinya sang burung rajawali peliharaannya menjatuhkan mangkuk yang dipegang sang panglima. Kali ini sang rajawali menghentaknya dengan sangat keras sehingga mangkuk tersebut terpental cukup jauh. Jengis Khan menjadi jengkel karenanya, kalau sekali mungkin ini bisa dianggap bercanda, namun untuk yang kedua kalinya maka ini seperti pelecehan baginya. Dengan murka dirinya mengancam akan menyembelih burung rajawalinya jika hal itu dilakukannya lagi.

Lalu Jengis Khan memungut kembali mangkuk yang terbuat dari tanah liat itu untuk kembali mencoba menampung air dengannya. Baru saja ditengadahkan mangkuknya di bawah kucuran air terjun, sang rajawali tanpa terduga kembali menyambar mangkuknya dengan sangat keras hingga terpental jauh dan terpecah.

Tak lagi menahan kesabarannya, diayunkan pedang perangnya ke arah burung rajawalinya hingga putuslah leher sang rajawali dan terlepaslah jiwa dari raganya. Puas melampiaskan kemarahannya, Jengis Khan mencoba menaiki ujung tebing yang merupakan tempat sumber mata air itu berada untuk meminumnya dan sekaligus melihat-lihat keadaan sekitar. Begitu ia sampai di atas, betapa kagetnya ia melihat ada bangkai binatang yang membusuk tergenang tepat di sumber mata air tersebut, seketika ia menyadari bahwa sang rajawali sejak tadi sebenarnya hendak memberitahukan kepadanya bahwa air yang ingin diminumnya sudahlah tercemar bangkai yang membusuk dan bukan tak mungkin akan bisa membunuhnya.

Dengan sedih ia menatap ke arah mayat burung rajawali yang baru saja ditebasnya. Betapa sedih dan menyesalnya ia atas perbuatannya. Dihampirinya jasad sang rajawali, dilepasnya baju perang yang dipakainya untuk digunakan membungkus jasad sang rajawali dan kemudian dimakamkan dengan terhormat menggunakan upacara kemiliteran.

Sebagai panglima perang, Jengis Khan begitu hebat nan perkasa mengalahkan musuh-musuhnya, namanya tersohor di seluruh dunia. Bahkan hingga kini sejarah kehebatannya dan lekang di makan usia. Namun kehebatannya menaklukkan dan menguasai orang lain bukanlah jaminan baginya untuk dapat mengalahkan dan menguasai dirinya. Ia menyadari bahwa sangatlah penting baginya dan seluruh pasukannya untuk dapat menguasai dirinya sebelum menguasai orang lain.

Menurut Rahayu (2015), self control atau pengendalian diri merupakan kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami benar konsekuensi akibat tindakan yang akan mereka lakukan. Pengendalian diri (self control) didefinisikan sebagai “pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri”.

Pengendalian diri dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Dengan memiliki pengendalian diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak. Semakin tinggi kendali diri yang dimiliki seseorang semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.

Dalam keadaan tertentu kita kadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri di mana banyak hal yang sangat membuat kita ingin marah dan berontak terhadap sesuatu hal yang membuat kita ingin marah. Semua itu timbul karena emosi yaitu perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami itu bisa berupa amarah, sedih, senang, benci, cinta, bosan, dan sebagainya yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami. Kita adalah makhluk perasaan (emosi), the world run on feelings, dan sekarang kita hidup dijaman dimana segala bentuk emosi sangat mudah menular dengan adanya internet dan sosial media. Meluapkan amarah merupakan hal wajar. Namun terkadang, emosi yang terlalu meluap buat Anda jadi tak terkendali. Menurut penelitian terbaru yang telah dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology, perasaan marah sebenarnya dikarenakan adanya pikiran negatif terhadap suatu hal. Pikiran itu terus berkelanjutan, sehingga tidak bisa mengontrol diri sendiri.

Menurut Yudiono (2017), cara untuk mengendalikan diri adalah
1.       Menenangkan diri
2.       Berempati
Pemicu marah terkadang hal sepele. Untuk menghindari masalah sepele ini menjadi besar, berempatilah. Empati adalah keadaan mental yang membuat kita merasakan keadaan atau pikiran orang lain. Kita mungkin akan sedikit susah berempati karena merasa diri lebih superior. Namun, kuatkanlah melakukannya karena memang tujuan kita adalah meredam marah.
3.       Mengingat dampak negatif yang akan terjadi
4.       Menganggap hari terakhir Anda hidup
5.       Memaafkan dan melupakan
6.       Membaca ta’awudz dan berwudhu untuk yang beragama Islam
7.       Berolahraga
Olahraga bisa menstimulasi zat-zat kimia dalam otak yang membuat kita lebih rileks dan bahagia. Selain itu, olahraga akan menguras energi kita secara positif sehingga melenturkan ketegangan syaraf kita.

Kebijaksanaan seseorang amatlah terlihat dari sepandai apa ia mampu mengendalikan dirinya. Pengendalian diri merupakan salah satu aspek terpenting dalam hidup, karena musuh terbesar bagi manusia bukanlah orang lain atau sesuatu di luar dirinya, melainkan musuh terbesar bagi manusia adalah apa yang terdapat dalam dirinya, dalam pikirannya, dalam hatinya.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Srikandi. 2015. Pengertian Pengendalian diri. http://seputarpengertian.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Yudiono, Herman. 2017. 7 Cara Efektif Mengendalikan Emosi Diri Sendiri. www.tipspengembangandiri.com. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Komar, Aka. 2014. Belajar dari Jengis Khan (Pengendalian Diri). www.kompasiana.com. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

Nai, Yohakim Yordanus. 2012. Bagaimana Cara Mengendalikan Diri. http://yohakimn.blogspot.co.id/. Di akses pada tanggal 16 Nopember 2017.

DAFTAR LINK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar