Selasa, 22 Desember 2015

Adil itu Bukan Sama, Tetapi...

Adil berasal dari bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.
Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama.

Adil bukan lah menyamaratakan semua hal. Adil bukan lah semua orang mendapatkan hal yang sama. Adil adalah menerima sesuai porsi masing-masing, sesuai kebutuhan masing-masing, sesuai kemampuan masing-masing, sesuai usaha masing-masing orang.

Jika kita tidak berusaha keras jangan harap kita mendapat kesetaraan yang sama dengan orang yang lebih berusaha daripada kita. Sama kasusnya seperti dalam mendapatkan hasil ujian, ketika beberapa hari sebelum ujian kita sibuk main ke sana kemari, sementara ada teman kita yang lain yang memilih sibuk untuk belajar dan mengulang pelajaran selama satu semester, lalu kemudian ujian tiba hingga hasilnya diumumkan, nilai kita tidak akan lebih baik dari pada teman kita tersebut. Itu yang disebut hasil yang adil.


Semua orang punya jalannya masing-masing, punya langkahnya masing-masing, dan punya rintangan-rintangan hidupnya masing-masing. Semua itu telah ditentukan oleh Allah SWT dengan sangat adil. Yang mengaggap hal-hal tidak adil adalah diri kita yang lebih senang melihat kesuksesan orang lain daripada melihat perjalanan sendiri. Maka dari itu, tidak elok membandingkan diri terus menerus dengan orang lain, kecuali jika hal itu menjadikan diri kita terpacu untuk berbuat hal yang sama baiknya atau lebih baik lagi tanpa menjadikannya sebuah patokan permanen. Karena patokan permanen kita sebaiknya adalah diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar