Minggu, 06 Desember 2015

AKU



1.      Pengertian Mengenal Diri
—Mengenal diri merupakan salah satu ciri khas manusia, sebagai makhluk istimewa, terutama karena memiliki akal budi dan kehendak bebas. Tapi banyak orang yang tidak mengenal dirinya karena menganggapnya tidak penting atau tidak tahu bagaimana caranya. Padahal “manusia sebuah misteri”; manusia bukan sesuatu yang dapat habis atau selesai dibahas, dengan berbagai ilmu. Ini karena manusia terdiri dari dua entitas: jasmani dan ruhani. Entitas jasmani secara menyeluruh dapat diketahui, namun unsur rohani? Dengan kecanggihan iptek, filsafat, psikologi,neurologi tak mampu secara keseluruhan terungkap. Hal ini sudah dijelaskan dalam QS. Al-Isra (17): 85 ketika para sahabat bertanya tentang hakikat ruh. Maka mengenal diri bukan berarti mengenal segalanya tentang diri, karena hal itu bukan perkara mudah, bahkan tidak mungkin.
—Mengenal diri: suatu keberhasilan memahami hal-hal yang penting tentang diri sendiri, yang membantu dalam usaha membangun sikap baik dan positif pada diri sendiri, mau menerima dan mengembangkan diri sendiri
—Utamanya: mengenal kepribadian, watak dan temperamen, bakat dan potensi, serta dapat memetakan diri sendiri perihal kekuatan dan kelemahan.
2.       Manfaat dan Tujuan Mengenal Diri
—Diharapkan mampu mengelola diri, menerima diri apa adanya, mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan baik. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang bermental tangguh-kuat-sehat, memiliki integritas diri, mandiri, kreatif, dan inovatif serta termotivasi dari dalam. Kondisi seperti ini memudahkan seseorang meraih sukses dan berkontribusi positif dalam kehidupan.
—Tujuan dan manfaat mengenal diri harus dikaitkan dengan tugas manusia mengembangkan dirinya dengan akhlak mulia. Ciri khas manusia adalah bereksistensi yang secara terus menerus berada dalam proses menjadi diri sendiri. Manusia adalah sesuatu yang “sudah” dan sekaligus “belum”, yang “faktual” dan yang “potensial”; suatu realitas yang masih harus dibentuk terus menerus melalui proses pembelajaran tanpa henti, tanpa akhir, selama eksistensi manusia itu masih ada.
—Usaha seseorang merealisir banyak kemungkinan (potensial) tentang dirinya harus didasarkan pada kenyataan faktual dirinya. Data faktual ini berfungsi sebagai pengarah; keberhasilannya mewujudkan apa yang potensial, tidak lain karena apa yang dia miliki sebelumnya, juga sebagai pembatas; tidak semua kemungkinan dapat diwujudkan.

      3. Cara Mengenal Diri, melalui:
1.Sejarah perkembangan diri (evolusi perkembangan fisik, masa pranatal-4 tahun dengan menanyakan pada orang tua)
2.Penelusuran bakat dan kepribadian (melalui tes; setiap orang, selain merupakan perpaduan dari berbagai tipe, juga memiliki sifat dominan dan khas)
3.Pengalaman sehari-hari; sabar/tidak dalam antrian, kegigihan dalam mengejar cita, ketekunan dalam menjalankan tugas, kesetiaan menepati janji, kepekaan terhadap lingkungan, dll. Tinjau kembali pengalaman-pegalaman tersebut.
4.Kebersamaan dengan orang lain; untuk membandingkan dengan orang lain, apa perbedaan-persamaan, dan di mana kekhususan kita; bagaimana diri kita (sikap, tutur kata, dll)
5.Kaca mata orang lain; penilaian orang lain lebih obyektif
6.Tes psikologi
7.Refleksi pribadi; caranya dengan rekoleksi, tafakkur, tahajud, wirid, puasa dll
*Perpaduan dari berbagai cara mengenal diri, dapat memberi pemahaman yang semakin baik tentang diri. pemahaman yang semakin baik sangat membantu untuk menerima dan mengembangkan diri.

4.      Kepribadian, Watak, dan Temperamen
Kepribadian (personality) menurut G. Allport adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan*
—Organisasi dinamis: kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian kita.
—Psikofisik: organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan.
—Menentukan: menunjukkan bahwa kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu
—karakteristik (khas/unik): menunjukkan sifat individualis; tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, jadi tidak ada orang yang berkepribadian sama.
—Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian menghubungkan individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang kadang-kadang menguasainya). Di sini kepribadian berfungsi adaptasi dan menentukan.
*Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
    5. Kepribadian dalam terminologi Islam
—Kepribadian = Shakhsiyyah yang menurut al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih hampir mirip dengan term akhlak. Bedanyanya shakhsiyyah dalam psikologi berkaitan dengan tingkah laku yang didevaluasi (tidak dievaluasi), sedangkan akhlak berkaitan dengan tingkah laku yang dievaluasi, namun jika shakhsiyyah islamiyyah harus dipahami sebagai akhlak. Karenanya kepribadian Islam, selain mendiskripsikan tingkah laku seseorang, juga berusaha menilai baik-buruknya.
—Kepribadian: integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan akhlak yang mencerminkan keseluruhan perilaku keseharian kita, baik kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, dan alam sekitar. Semua perilaku akan dinilai oleh dirinya sendiri, orang lain, dan juga Allah.

      6.Diri Sendiri

Nama saya Soleh Hakim Ansori saya lahir di Kuningan 12 November 1996, Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Selain anak paling muda dikeluarga saya, saya juga merupakan anak laki-laki satu-satunya oleh karena itu saya merasa memiliki tanggungjawab paling besar dibandingkan dengan kakak saya agar dapat membanggakan dan mensejahterakan keluarga kecil saya.
Meskipun saya merupakan anak paling muda dikeluarga saya, saya tidak ingin dianggap anak manja. Karena dalam budaya kita biasanya anak paling muda atau lebih sering disebut anak bungsu biasanya sering dikaitkan dengan anak yang manja, tidak ingin bekerja keras dalam melakukan semua hal, dan juga tidak dapat hidup mandiri. Namun saya membuktikan bahwa saya bukan anak manja seperti itu, dengan ketekunan dan kerja keras saya dapat menempuh pendidikan sampai keperguruan tinggi meskipun keluarga saya bukanlah keluarga berpendidikan dan berkecukupan dalam hal perekonomian.
Pendidikan saya dimulai dari sekolah dasar tepatnya di SDN 3 CIHIDEUNGHILIR meski tidak sempat masuk Taman Kanak-kanak saya dapat menjalani pendidikan di sekolah dasar dengan prestasi yang cukup mebanggakan. Dengan dukungan dari keluarga, saya dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar dalam waktu enam tahun dengan selalu masuk lima besar peringkat kelas.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar saya melanjutkan pendidikan kesekolah menengah pertama tepatnya di SMPN 1 CIDAHU. Menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun dengan ketekunan dan kerja keras akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan tersebut dengan prestasi yang cukup membanggakan yaitu selalu masuk tiga besar peringkat kelas.
Kemudian saya melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, tepatnya di SMKN 4 KUNINGAN. Saya memutuskan untuk masuk ke SMK bukannya ke SMA dikarenakan saya ingin mendapat pendidikan yang lebih dibidang teknik, dan akhirnya saya mendapat pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Setelah tiga tahun belajar di Sekolah Menengah Kejuruan, sayapun lulus dengan prestasi yang cukup membanggakan.
Selanjutnya saya memutuskan untuk terus melanjutkan pendidikan dibidang teknik, dengan kerja keras akhirnya saya dapat melanjutkan pendidikan dibidang teknik tepatnya di Universitas Mercubuana. Saya akan berusaha sekuat tenaga agar dapat lulus dari Universitas Mercubuana dengan prestasi yang cukup memuaskan, saya tidak akan menyia-nyiakan perjuangan keluarga terutama orang tua saya yang sudah bekerja keras untuk dapat menyekolahkan saya sampai keperguruan tinggi.

Sumber :


Sekian Artikel Dari Saya. . .
Soleh Hakim Ansori
Y011-SOLEH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar