Pemimpin merupakan penggerak utama organisasi, otoritas organisasi berada di tangan pemimpin. Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan dari suatu organisasi. Proses pembentukan tim efektif sangat erat kaitannya dengan peran hubungan yang melekat pada pemimpin, yaitu peran utama dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja, pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi, pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya. Keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap anggota tim bersedia untuk bekerja dan memberikan yang terbaik untuk kesuksesan tim sesuai tujuan pembentukan tim.
Pengertian Tim Efektif
Konsep tim efektif dalam
pelayanan, A team is a small number of people with complementary skills who are
committed to a common purpose, performance goals, and approach for which they
are mutually accountable. (Katzenbach and Smith, 1993). Secara
singkat, dapat kita ambil pengertian dari tim adalah sekumpulan orang yang
memiliki keterampilan yang saling melengkapi dan memiliki komitmen untuk
mencapai suatu tujuan bersama dengan suatu proses kerja bersama dimana mereka
saling bertanggung jawab satu sama lain.
Jika dikaitkan dengan kata efektif, maka tim efektif
dapat diartikan sebagai tim yang berhasil mencapai tujuannya (teams that are
able to achieve their purpose). Dalam sebuah tim efektif, seluruh komponen tim
bekerja dengan sungguh-sungguh sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing
yang ditujukan semata-mata untuk meraih tujuan tim, yang merupakan tujuan
bersama. Rasa memiliki/taking ownership terhadap tujuan tim harus
tertanam pada setiap anggota sehingga lahirlah apa yang disebut
sebagai tanggung jawab dan kerelaan untuk berkorban dalam mencapai tujuan bersama
tersebut. Pentingya keberadaan tim efektif adalah mempercepat
tercapainya tujuan, menambah kreativitas dalam penyelesaian masalah dan
meningkatnya kualitas penyelesaian masalah.
Tahapan Membangun Tim Efektif
Bagaimana landasan pengembangan
tahapannya? Bila kita melakukan aksi perubahan pelayanan atau di area kantor
yang diinginkan,maka tahapan membangun tim efektif menurut Bruce Tuckman,
antara lain:
1. Forming (Tahap Pembentukan Tim)
Tahap awal adalah pembentukan tim, dalam tahap ini
komposisi tim ditentukan siapa pemimpin, anggota, dan penyelaras. Setelah
komposisi tim terbentuk, selanjutnya mempelajari peluang, tantangan, dan tujuan
akhir (goals).
Fungsi masing-masing anggota tim mulai memitigasi sesuai
tugasnya, semakin lengkap mitigasi semakin bagus kerja tim. Disini peran
pemimpin sebagai coach sangat penting, pemimpin harus bisa menyikapi perbedaan
pandangan dari anggota tim dengan sedikit perintah namun tepat dan efektif.
Tugas utama dari pemimpin tim adalah memfasilitasi
hubungan (facilitation contact) antar para pihak yang masuk menjadi anggota
tim. Kemampuan ini membutuhkan keterampilan berkomunikasi dan memfasilitasi
komunikasi antar pihak.
2. Storming (Tahap Penentuan Aspirasi)
Pemimpin harus bersikap independen terhadap
perbedaan pendapat anggota tim. Perbedaan bisa menjadi sebuah
kekuatan bagi sebuah tim apabila bisa dikelola dengan baik.
Tugas utama dari pemimpin tim adalah mengelola konflik
yang mungkin terjadi. Diskusi dan negosiasi akan sangat membantu
pada tahapan ini. Oleh karena itu, kemampuan dalam mengelola
konflik serta mengelola kepercayaan dari pihak yang
berkolaborasi dalam sebuah tim sangat dibutuhkan.
3. Norming (Tahap Penentuan
Aturan):
Adanya perbedaan pendapat, karakter dan persaingan dari
masing-masing anggota tim diperlukan aturan atau tata tertib yang jelas,
sehingga perbedaan dan persaingan menjadikan anggota tim lebih solid karena
memiliki satu tujuan yang sama.
Semua tujuan bersama dan kesepakatan berbagi peran
(coordinative action) telah terjalin. Pada tahap ini hal terpenting
yang harus dilakukan oleh pemimpin kolaborasi adalah mempertahankan saling
kepercayaan antara pihak-pihak terkait sehingga semua pihak dapat melakukan
pekerjaan masing-masing dengan baik dalam rangka mencapai tujuan bersama.
4. Performing (Tahap Pelaksanaan)
Pada tahap ini pada umumnya sudah didapatkan hasil dari
pembentukan tim. Namun bisa terjadi pula kembali pada tahap storming atau
norming apabila ada perubahan kepemimpinan karena masing-masing pimpinan bisa
jadi mempunyai perbedaan cara pandang. Hal
terpenting yang dilakukan oleh pemimpin kolaborasi adalah memberikan
dukungan (facilitation of work) untuk semua anggota
tim agar melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, pada tahapan ini juga pemimpin
tim harus terus mempertahankan saling kepercayaan antar
anggota tim dengan memfasilitasi komunikasi yang baik diantara mereka
(facilitation of contact).
5. Adjourning (Tahap Penghentian)
Ada beberapa perbedaan pandangan pada tahap ini.
Sebagian berpandangan perlu adanya penghentian (pembubaran) tim apabila
tujuan dari pembentukan sebuah tim sudah tercapai. Namun ada pula pendapat
bahwa tidak perlu adanya tahap adjourning karena begitu tujuan
tercapai otomatis tim berhenti dengan sendirinya.
Proses pembubaran tim ini menjadi perhatian
juga, mengingat telah terbentuk ikatan yang kuat di antara
anggota. Pemimpin tim harus dengan baik menjalankan tahapan ini, misal
melakukan sesi pembubaran dengan memberikan apresiasi terhadap seluruh tim
atas pencapaian dan segala usaha yang telah dilakukan bersama.
Komposisi Tim yang Efektif
Komposisi tim yang
efektif idealnya terdiri dari: pemimpin, pembentuk, pemikir,
pengevaluasi, penyelidik sumber daya, pekerja tim, dan penyelaras akhir.
Kolaborasi Tim Sukses
dan Efektif
Menjadikan tim kerja yang sukses
dan efektif adalah impian bagi setiap pemimpin sukses. Ini menjadi tantangan
tersendiri dalam menggapai setiap visi dan tugas organisasi. Maka dalam
tim efektif perlu diperhatikan beberapa hal,yaitu sasaran tim kerja Jelas,
keterampilan anggota tim relevan, saling percaya (trust), komitmen yang
disatukan, komunikasi yang baik, keterampilan negosiasi, dan dukungan internal
dan eksternal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar