KEJUJURAN
ABSTRAK
Karakter
merupakan akhlak atau budi pekerti yang tercermin dalam diri seseorang yang
akan membedakan dari orang lain. Akhlak merupakan suatu bentuk jiwa yang
mengandung aturan-aturan yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa di dalam Alquran.
Karakter atau kepribadian anak terbentuk dari pengalaman yang diperolehnya
melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan sentuhan.
Atikel ini saya buat karena semakin berkurangnya karakter kejujuran dalam
generasi penerus bangsa dan inin menjadikan karakter anak anak bangsa menjadi
lebih baik, bermoral dan berakhlak baik. Agar generasi penerus bangsa menjadi
berkualitas.
KATA KUNCI
Karakter jujur, cara membangun karakter jujur
PENDAHULUAN
Jujur adalah suatu sifat manusia yang sangat sulit
untuk diterapkan. Sifat jujur yang benar-benar jujur seringkali hanya dapat
diterapakan oleh orang yang sudah terlatih dari kecil untuk menegakkan sifat
jujur.
MASALAH
Kejujuran di negara ini
dan di masa sekarang sangat mini sehingga banyak anak anak yang kurang memiliki
karakter yang kuat karena masih banyak anak anak di indonesia yang masih banyak
berbohong ke orang tuanya dan juga masih banyak para koruptor yang masih
merajalela memakan uang rakyat, karena pada awalnya mereka berbohong
hanyasedikit dan untuk membela diri mereka sehingga kebohongan yang kecil tadi
akan melahirkan kebohongan kebohongan yang selanjutnya dan akan menjadikan
kebohongan itu semakin menjadi kebohongan besar. Thomas Lickona dari Cortland University (1992) mensinyalir tanda-tanda
kehancuran suatu bangsa, antara lain yaitu adanya praktik ketidakjujuran yang
membudaya. Dan jika kita kaitkan dengan bangsa ini, nampaknya semua kehancuran
yang sedang dialami bangsa kita berawal dari adanya praktik ketidakjujuran di
lembaga pendidikan.
PEMBAHASAN
Pengertian Kejujuran adalah suatu sikap seseorang
yang biasanya diungkapkan dengan ucapan ataupun perbuatan dengan spontan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya tanpa ada rekayasa dari yang diucapkan dan
dilakukannya. Untuk
menanamkan sifat jujur memang bukan suatu hal yang mudah dan cepat, hal
tersebut memerlukan waktu yang lama serta upaya secara terus-menerus. Oleh
karena itu, demi keberhasilannya dalam pendidikan karakter melibatkan semua
pihak, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat.
PIHAK YANG
TERKAIT
1. PIHAK KELUARGA
Keluarga
berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai kejujuran pada anak. Orangtua
menjadi pendidik utama dan pertama untuk menanamkan karakter jujur melalui
metode pendidikan yang dianut dalam lingkungan keluarga.
Karakter
jujur tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka melainkan melalui contoh dan
keteladanan orangtua. Jika kedua orangtua sudah membiasakan diri sejak awal
bersikap dan bertingkah laku jujur, anak akan menurutinya. Anak pada hakikatnya
lebih cenderung meniru sikap dan karakter orangtua.
Cukup
beralasan mengapa lingkungan keluarga menjadi pilar utama dalam menanamkan
karakter jujur pada anak. Anak memulai kehidupan dari lingkungan keluarga
sebelum terjun ke lingkungan lain (sekolah dan masyarakat).
Untuk
mengontrol perkembangan karakter jujur pada anak memang harus dimulai sejak
dini di lingkungan keluarga. Kedua orangtua sangat berperan dalam pemantauan
karakter jujur pada anak. Namun hal ini, menjadi permasalahan yang tidak ringan
dalam pembinaan karakter jujur pada anak.
Pendidikan
karakter anak ibarat filosofi bambu. Bambu bisa dibentuk dan diolah selagi
masih kecil dan muda. Begitu pula dengan karakter anak. Anak yang sudah
tertanam karakter jujur dari kecil setelah remaja dan dewasa terbiasa jujur.
2. PIHAK SEKOLAH
Anak yang
semula berkarakter jujur akan berubah jadi pembohong atau pendusta jika mereka
berada di lingkungan yang kurang kondusif. Namun anak yang berada dalam
lingkungan sekolah yang baik akan menumbuhsuburkan nilai-nilai kejujuran yang
sudah dimiliki anak.
Sistem dan
proses yang berlangsung di lembaga sekolah hendaknya berorientasi pada nilai kejujuran peserta didik.
Hasil yang hendak diraih perlu diraih dengan kejujuran. Larangan mencontek
dalam ujian merupakan salah satu bentuk proses penanaman nilai kejujuran pada
peserta didik.
3.PIHAK MASYARAKAT
Selain di
lingkungan keluarga dan sekolah,
anak akan bergaul di lingkungan masyarakat di sekitarnya. Warga masyarakat
tempat dimana anak berada berkewajiban mengontrol nilai-nilai karakter jujur
pada anak.
Jika anak
melakukan kecurangan atau kebohongan, masyarakat dimana anak bergaul harus
mengingatkan. Hal ini bukan memarahi melainkan mengingatkan pada anak bahwa
kejujuran itu penting. Orang jujur akan disenangi oleh masyarakat dan disayangi
oleh Allah SWT.
Penanaman
dan pengembangan karakter jujur pada anak memang tidak semudah membalik telapak
tangan. Kedua orangtua maupun guru di sekolah perlu memperhatikan masalah
karakter jujur ini melalui contoh dan tauladan yang nyata.
Sistem dan
proses pendidikan di lembaga sekolah perlu berorientasi pada penanaman nilai
karakter jujur pada anak melalui disiplin ilmu yang dikembangkan di sekolah.
Namun lingkungan masyarakat di sekitar anak perlu secara proaktif mendukung
gerakan penanaman karakter jujur pada anak.
CARA MEMBANGUN KARAKTER JUJUR
·
Pertama, asuhlah anak dengan kasih sayang. Pengasuhan orang tua yang
disertai wajah menyenangkan selalu senyum dan tidak pernah membentak anak saat
marah akan menjadikan anak terbiasa berpendirian. Sehingga anak tidak akan
mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik, anak tidak akan berani
berbohong.
·
Kedua, kenalkan anak pada cerita yang mengandung nilai-nilai kejujuran.
Dengan cerita anak akan memperoleh banyak pelajaran yang akan tertanam pada
diri anak.
·
Ketiga, jadilah model yang baik. Orang tua adalah model bagi
anak-anaknya. Membiasakan diri untuk berlaku jujur akan membuat anak
termotivasi untuk bersikap jujur. Keempat, perlakukan anak dengan jujur. Di
saat anak sedang menangis terkadang orang tua menghentikan tangisannya dengan
mengatakan: ”Jangan nangis, nanti ibu belikan mainan.” Dan ketika tangisannya
berhenti ibunya tidak membelikan mainan. Apakah ini bukan suatu kebohongan?
Carilah cara lain yang lebih efektif agar anak dapat melihat kebenaran. Kelima,
membiasakan jujur pada diri sendiri. Tak jarang orang tua yang selalu
menginginkan anak-anaknya untuk bersikap jujur akan tetapi orang tua selalu
memperlihatkan ketidakjujuran kepada anak. Seperti, ketika orang tua sedang
memiliki masalah tidak baik ketika menyatakan pada anak bahwa sedang baik-baik
saja. Dengan raut muka yang tidak ceria. Karena masalah yang disembunyikan akan
berakibat tidak baik pada diri sendiri. Keenam, latih anak untuk berempati pada
sesama untuk menumbuhkan sikap tulus dalam diri anak. Anak akan membantu dengan
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Ketujuh, berikan penghargaan kepada anak
ketika dia mau mengakui kesalahannya. Sekali anak berbohong, maka anak akan terbiasa
dengan kebohongan. Dan sebaliknya sekali melakukan kejujuranan akan terbiasa
berperilaku jujur.
KESIMPULAN
Jadi, karakter jujur harus kita tanamkan sejak dini dan
peranan orang tua, pihak sekolah, dan masyarakat sangat mempengaruhi karakter
anak oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang baik harus memberikan contoh
dan sikap yang baik terhadap generasi penerus bangsa .
DAFTAR PUSTAKA
·
Penulis adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Islam
Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh. https://aceh.tribunnews.com/2011/12/09/krisis-kejujuran.
·
Yuli Kismawati - Guru dan Kepala Sekolah KB
Argowilis, Guru KB Qothrun Nada, Operator sekolah dan Pegiat Literasi, Sokawera
, Cilongok, Banyumas. https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=populer/xview&id=3908
·
https://steemit.com/indonesia/@khairulhalim/pendidikan-karakter-nilai-jujur-kejujuran-280cb4f0941bc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar