Kamis, 12 September 2019

KARAKTER JUJUR

Nama : Satria Aji Surya (N15-SATRIA)


KEJUJURAN

ABSTRAK
Karakter merupakan akhlak atau budi pekerti yang tercermin dalam diri seseorang yang akan membedakan dari orang lain. Akhlak merupakan suatu bentuk jiwa yang mengandung aturan-aturan yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa di dalam Alquran. Karakter atau kepribadian anak terbentuk dari pengalaman yang diperolehnya melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan sentuhan. Atikel ini saya buat karena semakin berkurangnya karakter kejujuran dalam generasi penerus bangsa dan inin menjadikan karakter anak anak bangsa menjadi lebih baik, bermoral dan berakhlak baik. Agar generasi penerus bangsa menjadi berkualitas.

KATA KUNCI
Karakter jujur, cara membangun karakter jujur

PENDAHULUAN
Jujur adalah suatu sifat manusia yang sangat sulit untuk diterapkan. Sifat jujur yang benar-benar jujur seringkali hanya dapat diterapakan oleh orang yang sudah terlatih dari kecil untuk menegakkan sifat jujur.

MASALAH
Kejujuran di negara ini dan di masa sekarang sangat mini sehingga banyak anak anak yang kurang memiliki karakter yang kuat karena masih banyak anak anak di indonesia yang masih banyak berbohong ke orang tuanya dan juga masih banyak para koruptor yang masih merajalela memakan uang rakyat, karena pada awalnya mereka berbohong hanyasedikit dan untuk membela diri mereka sehingga kebohongan yang kecil tadi akan melahirkan kebohongan kebohongan yang selanjutnya dan akan menjadikan kebohongan itu semakin menjadi kebohongan besar. Thomas Lickona dari Cortland University (1992) mensinyalir tanda-tanda kehancuran suatu bangsa, antara lain yaitu adanya praktik ketidakjujuran yang membudaya. Dan jika kita kaitkan dengan bangsa ini, nampaknya semua kehancuran yang sedang dialami bangsa kita berawal dari adanya praktik ketidakjujuran di lembaga pendidikan.

PEMBAHASAN
 Pengertian Kejujuran adalah suatu sikap seseorang yang biasanya diungkapkan dengan ucapan ataupun perbuatan dengan spontan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa ada rekayasa dari yang diucapkan dan dilakukannya. Untuk menanamkan sifat jujur memang bukan suatu hal yang mudah dan cepat, hal tersebut memerlukan waktu yang lama serta upaya secara terus-menerus. Oleh karena itu, demi keberhasilannya dalam pendidikan karakter melibatkan semua pihak, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat.

PIHAK YANG TERKAIT

1. PIHAK KELUARGA
Keluarga berperan penting dalam menumbuhkan nilai-nilai kejujuran pada anak. Orangtua menjadi pendidik utama dan pertama untuk menanamkan karakter jujur melalui metode pendidikan yang dianut dalam lingkungan keluarga.
Karakter jujur tidak bisa diajarkan melalui doktrin belaka melainkan melalui contoh dan keteladanan orangtua. Jika kedua orangtua sudah membiasakan diri sejak awal bersikap dan bertingkah laku jujur, anak akan menurutinya. Anak pada hakikatnya lebih cenderung meniru sikap dan karakter orangtua.
Cukup beralasan mengapa lingkungan keluarga menjadi pilar utama dalam menanamkan karakter jujur pada anak. Anak memulai kehidupan dari lingkungan keluarga sebelum terjun ke lingkungan lain (sekolah dan masyarakat).
Untuk mengontrol perkembangan karakter jujur pada anak memang harus dimulai sejak dini di lingkungan keluarga. Kedua orangtua sangat berperan dalam pemantauan karakter jujur pada anak. Namun hal ini, menjadi permasalahan yang tidak ringan dalam pembinaan karakter jujur pada anak.
Pendidikan karakter anak ibarat filosofi bambu. Bambu bisa dibentuk dan diolah selagi masih kecil dan muda. Begitu pula dengan karakter anak. Anak yang sudah tertanam karakter jujur dari kecil setelah remaja dan dewasa terbiasa jujur.

2. PIHAK SEKOLAH
Anak yang semula berkarakter jujur akan berubah jadi pembohong atau pendusta jika mereka berada di lingkungan yang kurang kondusif. Namun anak yang berada dalam lingkungan sekolah yang baik akan menumbuhsuburkan nilai-nilai kejujuran yang sudah dimiliki anak.
Sistem dan proses yang berlangsung di lembaga sekolah hendaknya berorientasi pada nilai kejujuran peserta didik. Hasil yang hendak diraih perlu diraih dengan kejujuran. Larangan mencontek dalam ujian merupakan salah satu bentuk proses penanaman nilai kejujuran pada peserta didik.

3.PIHAK MASYARAKAT
Selain di lingkungan keluarga dan sekolah, anak akan bergaul di lingkungan masyarakat di sekitarnya. Warga masyarakat tempat dimana anak berada berkewajiban mengontrol nilai-nilai karakter jujur pada anak.
Jika anak melakukan kecurangan atau kebohongan, masyarakat dimana anak bergaul harus mengingatkan. Hal ini bukan memarahi melainkan mengingatkan pada anak bahwa kejujuran itu penting. Orang jujur akan disenangi oleh masyarakat dan disayangi oleh Allah SWT.
Penanaman dan pengembangan karakter jujur pada anak memang tidak semudah membalik telapak tangan. Kedua orangtua maupun guru di sekolah perlu memperhatikan masalah karakter jujur ini melalui contoh dan tauladan yang nyata.
Sistem dan proses pendidikan di lembaga sekolah perlu berorientasi pada penanaman nilai karakter jujur pada anak melalui disiplin ilmu yang dikembangkan di sekolah. Namun lingkungan masyarakat di sekitar anak perlu secara proaktif mendukung gerakan penanaman karakter jujur pada anak.

CARA MEMBANGUN KARAKTER JUJUR
·         Pertama, asuhlah anak dengan kasih sayang. Pengasuhan orang tua yang disertai wajah menyenangkan selalu senyum dan tidak pernah membentak anak saat marah akan menjadikan anak terbiasa berpendirian. Sehingga anak tidak akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik, anak tidak akan berani berbohong.
·         Kedua, kenalkan anak pada cerita yang mengandung nilai-nilai kejujuran. Dengan cerita anak akan memperoleh banyak pelajaran yang akan tertanam pada diri anak.
·         Ketiga, jadilah model yang baik. Orang tua adalah model bagi anak-anaknya. Membiasakan diri untuk berlaku jujur akan membuat anak termotivasi untuk bersikap jujur. Keempat, perlakukan anak dengan jujur. Di saat anak sedang menangis terkadang orang tua menghentikan tangisannya dengan mengatakan: ”Jangan nangis, nanti ibu belikan mainan.” Dan ketika tangisannya berhenti ibunya tidak membelikan mainan. Apakah ini bukan suatu kebohongan? Carilah cara lain yang lebih efektif agar anak dapat melihat kebenaran. Kelima, membiasakan jujur pada diri sendiri. Tak jarang orang tua yang selalu menginginkan anak-anaknya untuk bersikap jujur akan tetapi orang tua selalu memperlihatkan ketidakjujuran kepada anak. Seperti, ketika orang tua sedang memiliki masalah tidak baik ketika menyatakan pada anak bahwa sedang baik-baik saja. Dengan raut muka yang tidak ceria. Karena masalah yang disembunyikan akan berakibat tidak baik pada diri sendiri. Keenam, latih anak untuk berempati pada sesama untuk menumbuhkan sikap tulus dalam diri anak. Anak akan membantu dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Ketujuh, berikan penghargaan kepada anak ketika dia mau mengakui kesalahannya. Sekali anak berbohong, maka anak akan terbiasa dengan kebohongan. Dan sebaliknya sekali melakukan kejujuranan akan terbiasa berperilaku jujur.

KESIMPULAN
Jadi, karakter jujur harus kita tanamkan sejak dini dan peranan orang tua, pihak sekolah, dan masyarakat sangat mempengaruhi karakter anak oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang baik harus memberikan contoh dan sikap yang baik terhadap generasi penerus bangsa .

DAFTAR PUSTAKA
·         Penulis adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh. https://aceh.tribunnews.com/2011/12/09/krisis-kejujuran.
·         Yuli Kismawati - Guru dan Kepala Sekolah KB Argowilis, Guru KB Qothrun Nada, Operator sekolah dan Pegiat Literasi, Sokawera , Cilongok, Banyumas. https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=populer/xview&id=3908

Tidak ada komentar:

Posting Komentar