Senin, 16 September 2019

Budaya Jujur pada Mahasiswa saat menghadapi Ujian


Disusun oleh : Adrian Rahadi (N16-ADRIAN)

Abstrak
Kejujuran selayaknya menjadi prinsip yang harus dipegang oleh mahasiswa. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku kejujuran akademik saat menghadapi ujian pada mahasiswa serta apakah alasan yang mendasari perilaku kejujuran dan ketidakjujuran akademik saat ujian pada mahasiswa. Banyak mahasiswa yang selalu menjunjung kejujuran yang sangat tinggi namun ada juga mahasiswa yang melakukan hal sebaliknya.
Kata Kunci : kejujuran saat ujian, menyontek
I.       Pendahuluan
Pendidikan adalah pengembangan potensi diri dalam hal intelektual, spiritual dan emosional. Pendidikan juga berperan membentuk mahasiswa yang berkarakter dan jujur. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa. Sebagai individu manusia dewasa, mahasiswa selayaknya bisa bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Mahasiswa telah mengetahui mana perilaku yang positif dan mana perilaku yang negatif. Ketidakjujuran merupakan perilaku negatif dan tidak sesuai dengan norma. Kejujuran hendaknya menjadi pola sikap dan tindakan yang dimiliki mahasiswa. Ketidakjujuran mahasiswa mungkin bisa membuat prestasi akademiknya memuaskan dan lulus dengan baik, namun mahasiswa akan menerima akibat buruknya suatu saat nanti (Sugiantoro, 2011).
II.     Permasalahan
Salah satu permasalahan ketidakjujuran mahasiswa saat ujian adalah menyontek. Menyontek  telah menjadi kebiasaan para siswa mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Menyikapi perilaku contek menyontek dikalangan para mahasiswa maka kita harus mengetahui terlebih dahulu pandangan mahasiswa terhadap menyontek apakah sesuatu perbuatan yang biasa atau suatu tindakan yang memalukan. Permasalahan cheating atau menyontek merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara. Menyontek pada akhirnya menjadi perhatian Internasional. Perilaku cheating atau menyontek tidak hanya terjadi pada siswa di SMP atau SMA tetapi terjadi pula di bangku kuliah atau universitas.
III.    Pembahasan
Alasan dasar seseorang melakukan ketidakjujuran akademik, yang paling sering yaitu takut apabila mendapatkan nilai yang jelek, perasaan tidak mampu mengerjakan sendiri dan penyangkalan atas tanggung jawab untuk belajar. Alasan lain yaitu adalah sifat prokrastinasi atau sering menunda-nunda pekerjaan sehingga pekerjaan menumpuk. Kemudian ada beberapa tindakan ketidakjujuran yang didasari oleh ancaman dari orang lain sehingga pelaku melakukan tindakan tersebut. Hal yang paling utama dalam kebebasan ilmiah yaitu kejujuran. Kejujuran akademik merupakan perwujudan sikap untuk tidak menggunakan hasil pemikiran maupun hasil penelitian dari akademisi lain yang telah ada tanpa mencantumkan namanya untuk mengakui karyanya. Nilai dan prinsip kejujuran dalam bidang akademik dapat dibiasakan dalam pengoreksian hasil tes secara silang di dalam kelas. Hal ini dapat menumbuhkan rasa kejujuran maupun bentuk tanggung jawab dari siswa. Salah satu contoh ketidakjujuran pada mahasiswa yang paling umum yaitu menyontek saat ujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam diri mahasiswa sendiri adalah kurang Percaya Diri (PD), kurang tertariknya mahasiswa dengan materi pelajaran, tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa angka dan nilai yang diperoleh mahasiswa dalam tes formatif atau sumatif
Lalu juga ada faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, yaitu
1. Tahap mengetahui pengetahuan (Knowledge), adalah hasil penginderaan manusia terhadap obyek
 2. Tahap memahami (Comprehension), merupakan tahap memahami, menginterpretasikan secara benar terhadap obyek yang dilihat.
3. Tahap aplikasi (Aplication), orang dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi lain.
 4. Tahap analisis (Analysis), kemampuan manusia menjabarkan atau memisahkan, dapat mengelompokkan obyek tersebut
 5. Tahap sintesis (Synthesis), kemampuan seseorang untuk dapat merangkum suatu hubungan logis dari komponenkomponern yang dimiliki
 6. Tahap evaluasi (Evaluation), kemampuan seseorang untuk dapat melakukan penilaian terhadap suatu obyek.
IV. Kesimpulan
Bentuk perilaku jujur saat ujian ditunjukkan dengan mengerjakan ujian sebisanya serta menyempatkan diri untuk belajar ketika akan ujian dan memilih mengerjakan ujian sendiri ketika melihat temannya saling mencontek. Hal ini mahasiswa lakukan untuk kompetensi diri seperti agar bisa tetap mengerjakan ujian dan bangga dengan hasil sendiri serta paham dengan isi materi. Kemudian tidak jadi mencontek dari kertas catatan yang telah dibawa untuk menghindari hukuman dari pengawas yang terkenal disiplin. Bentuk perilaku tidak jujur saat ujian ditunjukkan Perilaku ketidakjujuran pada saat ujian ditemukan dalam bentuk ikut-ikutan menyontek ketika melihat temannya saling menyontek Hal ini mereka lakukan karena ingin mendapatkan hasil tanpa bersusah payah. Serta sebagian mahasiswa masih tetap membuka contekan dan mencontek temannya saat ujian dengan cara memanfaatkan kesempatan.

Daftar Pustaka
Satrio, Dimas, 2015, KEJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA SAAT MENGHADAPI UJIAN, Dalam http://eprints.ums.ac.id/37885/14/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Astuti, Yuni, 2015, PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK, Dalam https://media.neliti.com/media/publications/237544-persepsi-mahasiswa-terhadap-perilaku-men-6beb8cef.pdf
Muhasim, 2017, BUDAYA KEJUJURAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN ZAMAN, Dalam https://media.neliti.com/media/publications/223786-budaya-kejujuran-dalam-menghadapi-peruba.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar