Disusun oleh : Adrian Rahadi (N16-ADRIAN)
Abstrak
Kejujuran selayaknya menjadi prinsip yang
harus dipegang oleh mahasiswa. Namun hingga saat ini, masih ada masalah
ketidakjujuran mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk-bentuk perilaku kejujuran akademik saat menghadapi ujian pada mahasiswa
serta apakah alasan yang mendasari perilaku kejujuran dan ketidakjujuran
akademik saat ujian pada mahasiswa. Banyak mahasiswa yang selalu
menjunjung kejujuran yang sangat tinggi namun ada juga mahasiswa yang melakukan
hal sebaliknya.
Kata Kunci : kejujuran saat ujian, menyontek
I.
Pendahuluan
Pendidikan adalah pengembangan potensi diri
dalam hal intelektual, spiritual dan emosional. Pendidikan juga berperan
membentuk mahasiswa yang berkarakter dan jujur. Namun hingga saat ini, masih
ada masalah ketidakjujuran mahasiswa. Sebagai individu manusia dewasa,
mahasiswa selayaknya bisa bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Mahasiswa
telah mengetahui mana perilaku yang positif dan mana perilaku yang negatif.
Ketidakjujuran merupakan perilaku negatif dan tidak sesuai dengan norma.
Kejujuran hendaknya menjadi pola sikap dan tindakan yang dimiliki mahasiswa.
Ketidakjujuran mahasiswa mungkin bisa membuat prestasi akademiknya memuaskan
dan lulus dengan baik, namun mahasiswa akan menerima akibat buruknya suatu saat
nanti (Sugiantoro, 2011).
II. Permasalahan
Salah satu permasalahan
ketidakjujuran mahasiswa saat ujian adalah menyontek. Menyontek telah menjadi kebiasaan para
siswa mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Menyikapi
perilaku contek menyontek dikalangan para mahasiswa maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu pandangan mahasiswa terhadap menyontek apakah sesuatu perbuatan
yang biasa atau suatu tindakan yang memalukan. Permasalahan cheating atau
menyontek merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara. Menyontek pada
akhirnya menjadi perhatian Internasional. Perilaku cheating atau menyontek
tidak hanya terjadi pada siswa di SMP atau SMA tetapi terjadi pula di bangku
kuliah atau universitas.
III. Pembahasan
Alasan dasar seseorang melakukan
ketidakjujuran akademik, yang paling sering yaitu takut apabila mendapatkan
nilai yang jelek, perasaan tidak mampu mengerjakan sendiri dan penyangkalan
atas tanggung jawab untuk belajar. Alasan lain yaitu adalah sifat prokrastinasi
atau sering menunda-nunda pekerjaan sehingga pekerjaan menumpuk. Kemudian ada beberapa tindakan
ketidakjujuran yang didasari oleh ancaman dari orang lain sehingga pelaku
melakukan tindakan tersebut. Hal yang paling utama dalam kebebasan ilmiah yaitu
kejujuran. Kejujuran akademik merupakan perwujudan sikap untuk tidak
menggunakan hasil pemikiran maupun hasil penelitian dari akademisi lain yang
telah ada tanpa mencantumkan namanya untuk mengakui karyanya. Nilai dan prinsip
kejujuran dalam bidang akademik dapat dibiasakan dalam pengoreksian hasil tes
secara silang di dalam kelas. Hal ini dapat menumbuhkan rasa kejujuran maupun
bentuk tanggung jawab dari siswa. Salah satu contoh ketidakjujuran pada mahasiswa
yang paling umum yaitu menyontek saat ujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam
diri mahasiswa sendiri adalah kurang Percaya Diri (PD), kurang tertariknya
mahasiswa dengan materi pelajaran, tekanan yang terlalu besar yang diberikan
kepada hasil studi berupa angka dan nilai yang diperoleh mahasiswa dalam tes
formatif atau sumatif
Lalu juga ada faktor
yang mempengaruhi perilaku menyontek, yaitu
1. Tahap mengetahui pengetahuan (Knowledge),
adalah hasil penginderaan manusia terhadap obyek
2.
Tahap memahami (Comprehension), merupakan tahap memahami, menginterpretasikan
secara benar terhadap obyek yang dilihat.
3. Tahap aplikasi (Aplication), orang dapat
mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi lain.
4.
Tahap analisis (Analysis), kemampuan manusia menjabarkan atau memisahkan, dapat
mengelompokkan obyek tersebut
5.
Tahap sintesis (Synthesis), kemampuan seseorang untuk dapat merangkum suatu
hubungan logis dari komponenkomponern yang dimiliki
6. Tahap evaluasi
(Evaluation), kemampuan seseorang untuk dapat melakukan penilaian terhadap
suatu obyek.
IV. Kesimpulan
Bentuk perilaku jujur saat ujian ditunjukkan
dengan mengerjakan ujian sebisanya serta menyempatkan diri untuk belajar ketika
akan ujian dan memilih mengerjakan ujian sendiri ketika melihat temannya saling
mencontek. Hal ini mahasiswa lakukan untuk kompetensi diri seperti agar bisa
tetap mengerjakan ujian dan bangga dengan hasil sendiri serta paham dengan isi
materi. Kemudian tidak jadi mencontek dari kertas catatan yang telah dibawa
untuk menghindari hukuman dari pengawas yang terkenal disiplin. Bentuk perilaku
tidak jujur saat ujian ditunjukkan Perilaku ketidakjujuran pada saat ujian
ditemukan dalam bentuk ikut-ikutan menyontek ketika melihat temannya saling
menyontek Hal ini mereka lakukan karena ingin mendapatkan hasil tanpa bersusah
payah. Serta sebagian mahasiswa masih tetap membuka contekan dan mencontek temannya saat ujian
dengan cara memanfaatkan kesempatan.
Daftar Pustaka
Satrio, Dimas, 2015, KEJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA SAAT
MENGHADAPI UJIAN, Dalam http://eprints.ums.ac.id/37885/14/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Astuti, Yuni, 2015, PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU
MENYONTEK, Dalam https://media.neliti.com/media/publications/237544-persepsi-mahasiswa-terhadap-perilaku-men-6beb8cef.pdf
Muhasim, 2017, BUDAYA KEJUJURAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN
ZAMAN, Dalam https://media.neliti.com/media/publications/223786-budaya-kejujuran-dalam-menghadapi-peruba.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar