Pentingnya Bertindak Jujur
Oleh : Hana Muyesca (@P10-HANA)
Abstrak :
Kejujuran merupakan karakter yang paling mahal. Hal ini
terjadi karena zaman sekarang sangat minim untuk bertindak jujur. Misalnya
dalam pemilu, semua yang telah melakukan pencoblosan harus menyelupkan salah
satu jarinya ke tinta hitam sebagai bukti telah melakukan pencoblosan dan tidak
akan mencoblos lagi. Ini mengindikasikan bahwa semua pemilih dicurigai
berpotensi tidak jujur.
Kata Kunci :
Kejujuran, Karakter
I.
Pendahuluan
Kejujuran
merupakan hal yang penting untuk diajarkan sejak dini pada anak didik, yang
salah satunya kejujuran akademik. Konsep kejujuran tidak mudah untuk
dijelaskan. Seseorang yang dikatakan jujur, jika ia tidak melakukan tindakan
tidak jujur. Menyontek merupakan perilaku tidak jujur dalam bidang akademik.
Perilaku menyontek menjadi fenomena yang sangat meresahkan, karena akan
merugikan pelakunya.
II. Permasalahan
Di era
modern, sangat minim orang-orang untuk bertindak jujur. Oleh karena itu,
permasalahan yang ada salah satu nya adalah bagaimana cara untuk merubah
penalaran moral masyarakat Indonesia.
III. Pembahasan
3.1
Definisi Kejujuran
Menurut
Marzuki jujur artinya perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran.
Orang yang memiliki sifat jujur perkataannya selalu dapat dibuktikan dengan
perilakunya. Apa yang dikatakannya sesuai dengan yang dipraktikkannya.
3.2
Manfaat Kejujuran
Manfaat kejujuran adalah untuk meningkatkan potensi diri agar
memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Kemediknas telah menerbitkan
Pedoman Sekolah Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
(Kemendiknas, 2010) yang menempatkan tanggung jawab sebagai salah satu dari 18
nilai yang harus dikembangkan oleh sekolah untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan karakter.
3.3 Bentuk-Bentuk Kejujuran
Sifat dan sikap jujur dapat terlihat dalam berbagai bentuk
yaitu :
1.
Benar dalam Perkataan.
Setiap orang harus
selalu berkata benar dalam keadaan apa pun dan bagaimana pun. Orang yang berkata
benar akan dikasihi Tuhan dan dipercaya oleh masyarakat, sedangkan orang yang
suka bohong tidak akan pernah dipercaya oleh masyarakat
2.
Benar dalam Pergaulan.
Seseorang tidak cukup
hanya benar dalam perkataannya, tetapi juga benar dalam pergaulannya. Dalam
pergaulannya dengan orang lain, setiap orang dilarang menipu, bohong, khianat,
dan yang sejenisnya. Dengan bekal kejujuran, ia akan dapat bergaul dengan baik
di masyarakat dan akan dipercaya oleh masyarakat
3.
Benar dalam Kemauan.
Setiap orang juga harus
benar dalam kemauannya. Dengan bekal kejujuran, ia akan dapat menuruti
kemauannya yang benar. Kemauan yang benar harus dipraktikkan dengan cara-cara
yang benar
4.
Benar dalam Berjanji.
Seorang tidak boleh
mengingkari janjinya. Biasanya kepercayaan akan sulit untuk diperoleh apabila
orang sudah beringkar.
5.
Benar dalam Kenyataan.
Seseorang harus
menampilkan apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya dan jangan membohongi
masyarakat di sekitarnya.
3.4 Upaya Meningkatkan Kejujuran
Menurut Kohlberg (1976)
upaya meningkatkan kejujuran adalah meningkatkan penalaran moral. Setiap
individu akan melalui enam tahapan moral, mulai dari tahap pertama yang
mempertimbangkan perilaku sebagaimana pandangan orang lain, sekaligus sebagai
kontrol eksternal, hingga tahapan ke enam yang teregulasi secara internal,
pertimbangan moral individu didasarkan kontrol internal yang diyakini. Demikian
pula dengan ketidak jujuran akademik, kontrol eksternal akan efektif jika
individu masih di level rendah.
IV.
Kesimpulan dan Saran
Karakter yang sangat
sulit ditemukan di era modern salah satunya adalah kejujuran. Banyak orang yang
bertindak tidak jujur dalam hal yang kecil hingga hal yang besar. Oleh sebab
itu kita harus mencegah tindakan tidak jujur dengan cara memperbaiki penalaran
moral masyarakat Indonesia.
V.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar