Rabu, 19 September 2018

Kejujuran Itu Langka


Oleh: (@K01-Irvin , @ProyekJK02)

Abstrak
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Menurut Gulo W 1982 , menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Menurut Wyne, mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

Kata Kunci
Jujur , Karakter

Jujur adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai dengan apa adanya, maka orang tersebut dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, berbohong, munafik dan sebagainya. Pendidikan karakter jujur merupakan sesuatu hal yang sangat teramat penting ditanamkan dalam masing-masing pribadi. Perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang serta sportivitas akan mewujudkan hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan dirinya sendiri. Karakter jujur yang terdapat dalam Geguritan Suddhamala dipaparkan dalam kutipan berikut ini.…//Apang lega cening ngruat/ malan memene jani/ Sang Sahadewa manimbal/ ngubakti nyumbah umatur/ Singgih ratu Sang Hyang Durga/ ndaweg mangkin/ reh titiang janma muda// Pupuh Ginada bait 32).

Permasalahan
Banyak di sekitar kita perilaku tidak jujur contohnya di dunia akademik pun sudah sering terjadi Menurut Smith dkk, 1998; Grijalva dkk, 2006, Perilaku mencontek yang dilakukan mahasiswa merupakan perilkau yang sering terlihat didalam proses pendikikan Perilaku menyontek atau  disebut  juga  dengan ketidakjujuran akademik, menjadi isu yang sangat diperhatikan oleh para dosen/guru dan praktisi pendidikan. Hal ini dikarenakan beberapa penelitian yang secara konsisten  menunjukkan jumlah siswa dan mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik . Menurut Davis,S.F.,Drinan, P. P., & Gallant, T. B.2007, Menyontek  menjadi  permasalahan  dalam  pendidikan karena akan berdampak pada pendidikan individu   selanjutnya dan perilaku tidak jujur lainnya yang akan berkembang. Secara akademik menyontek merugikan mahasiswa karena dosen tidak dapat mengukur dengan tepat kemampuan akademik individu bahkan kompetensi lulusannya .Menurut Mazar ,dkk 2008 , salah satu penyebab ketidatkjujuran adalah dorongan external dan internal .Dorongan external berupa harapan akan keuntungannya. Individu mencontek karena mengharapkan keuntungan dalam bentuk nilai yang akan diperolehnya akan menjadi lebih baik. Kedua adalah dorongan internal berupa konsep kejujuran dalam dirinya . perilaku mencontek berkaitan dengan keputusan seseorang untuk jujur didasari oleh pengghargaan dalam dirinya .

Kesimpulan  
Dasar  pendidikan karakter ini sebaiknya  diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden  age), karena  usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan  20% sisanya  pada  pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan  karakter anak. Demikian juga Sudrajat (2010) menyatakan hal lain tentang  pendidikan karakter yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran  perlu dikembangkan, dieksplisitkan,dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka
·         Jurnal Khatulistiwa –Journal of Islamic Studies Volume 6Nomor 1 Maret 2016, Sukmawati fitri , 2016 “peran kejujuran akademik dalam pendidikan karakter “ .
·         Volume 3 nomer 2 Agustus 2017 , dedi kadek dan sudarsana ketut , 2017 “relevansi njlai pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia”
·         Chaplin Jp, 2011 “pengertian karakter dan sifat sifat “




1 komentar:

  1. @J21-Gusti
    Judul artikel menarik dan artikel yang diberikan cukup panjang perlu diringkas lagi tetapi sudah cukup bagus karena mengutip sumber yang terpercaya.tengkyu

    BalasHapus