Muhammad fikri
adzkiya
41618010026
Jujur sebagai
karakter manusia beradab
Abstrak: jujur adalah sifat manusia dimana seseorang berkata,bertindak dan
dengan gerakan hati yang tulus dalam bebagai hal yang bersifat realistis.Dalam
hal ini perlu ada nya pembinaan karakter sejak dini dan juga kebiasaan untuk
bersifat jujur,karena jujur adalah sifat manusia yang beradab.
Kata kunci:Jujur
Menanamkan nilai
kejujuran,terutama di lingkungan masyarakat atau pun pendidikan terasa semakin
sulit,salah satu penyebab dalam lingkungan pendidikan adalah krisis
keteladanan.Di lembaga pendidikan,perilaku tidak iujur banyak di lakukan oleh
individu di sekolah,mulai dari siswa yang menyontek,alasan tidak masuk kelas,dan
lain lain.Dari permasalahan teresebut,dapat menumbuhkan generasi bangsa yang
korup dan dapat merembet ke faktor keamanan dan khusus nya di Indonesia ini
masih jauh dari kalimat bebas atau bersih dari korupsi.Dalam hal itu bahwasan
nya negara Indonesia telah mengalami krisis kejujuran yang mengakibatkan
korupsi dan masih banyak hal lain nya.Dalam hal itu juga di perlukannya
pembiasaan sikap jujur.
Sikap yang menjadi kebiasaan
mempunyai ciri sebagai berikut:
A.Sikap tersebut selatif
menetap.
B.Pembiasaan umum nya tidak
memerlukan fungsi berfikir yang tinggi.
C.Kebiasaan bukan sebagai
hasil dari proses kematangan,tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman
ataupun belajar
D.Sikap tersebut tampil secara
berulang ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Maka nya di perlukannya
pembiasaan bersifat jujur sejak dini.
Dalam keseharian baik orang dewasa maupun anak-anak
terbiasa untuk bertindak tidak jujur lewat perkataan, ekspresi, bahasa tubuh,
nada suara bahkan berdiam. Terkadang seseorang mengatakan kepada diri sendiri
mulai dari kebohongan kecil hingga besar, seperti delusi, penolakan, represi,
halusinasi dan paranoid. Mengapa seseorang melakukan seperti itu? Sedari kecil
seseorang belajar menahan diri atau mendistorsi kebenaran. Pengalaman terkadang
mengajarkan bahwa jujur dapat menyebabkan rasa sakit fisik atau emosional
seperti rasa malu, rasa bersalah, penolakan, rasa takut, atau kerugian.
Misal nya sikap orangtua yang selalu melarang anak dengan
alasan yang tidak jelas ataupun melontarkan kata2 yang bersifat merendahkan
anak,dalam hal itu anak berpotensi berbohong kepada orangtua nya dan sedangkan
orangtua menyalahkan anak nya,padahal mereka lah yang membuat anak nya menjadi
seperti itu.
Ketidakjujuran
sangat berkaitan erat dengan pengertian “benar dan salah”. “Benar dan salah “
yang telah ditentukan oleh norma agama, masyarakat, bahkan pada lingkup
terkecil keluarga. Mengembangkan pengertian ‘benar dan salah” untuk anak
merupakan hal penting agar anak mengetahui bagaimana memperlakukan orang lain
dengan adil dan jujur
Ketidakjujuran, kesehatan dan
dampak psikis
Freud (1904) mengatakan
dalam artikelnya yang berjudul fundamental rule of psychoanalysis, bahwa
“complete honesty required from patients for theit cure”. Survey mengenai
frekuensi kebohongan yang terjadi di Amerika bahwa sebanyak 1 dari 2 orang
melakukan kebohongan dalam sehari atau 11 per minggunya. Berdaasarkan data
tersebut Kelly & Wang melakukan penelitian eksperimen tentang kondisi
kesehatan fisik dan mental seseorang jika berbohong [3]. Sebanyak 110 orang
berpartisipasi diantaranya sebanyak 34% dewasa dan 66% mahasiswa dengan kisaran
usia 18 – 71 tahun (usia rata-rata 31 tahun). Kelompok eksperimen (no-lie
group) diminta untuk menahan diri mengatakan setiap kebohongan untuk alasan
apapun. Kelompok eksperimen dapat mengabaikan kebenaran, menolak untuk menjawab
pertanyaan, dan menyimpan rahasia. Namun tidak boleh mengatakan apapun yang
tidak benar. Sedangkan kelompok kontrol akan terhubung dengan poligraf setiap
minggunya untuk diminta mengatakan kebohongan putih (white lies) dan kebohongan
besar yang dikatakan tiap minggunya. Partisipan membuat laporan mandiri dengan
kuisioner The Phill untuk keluhan fisik biasa dan The Brief Symptom Inventory
(BSI) untuk mengukur simptom psikologis. Penelitian ini ingin menjawab (1)
dapatkah seseorang berhenti berbohong? (2) apakah penurunan kebohongan
menyebabkan kesehatan yang lebih baik? (3) dan jika bisa bagaimana peningkatan
kesehatan itu bisa dijelaskan?
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa seseorang mampu mengurangi kebohongan. Hal tersebut nampak
pada kelompok eksperimen yang melaporkan bahwa mereka melakukan lebih sedikit
kebohongan putih secara signifikan pada seluruh minggu (Minggu 2 sampai 10)
daripada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen juga melaporkan bahwa mereka
melakukan lebih sedikit kebohongan besar secara signifikan daripada kelompok
kontrol di sebagian besar titik waktu.
Sedangkan hubungan antara sedikit kebohongan dan peningkatan kesehatan
dan peningkatan kualiatas psikis bahwa partisipan lebih sedikit merasakan simptom
kesehatan mental seperti merasa tegang, dan keluhan fisik seperti serak dan
sakit tenggorokan. Selain itu mereka juga mengalami peningkatan kualitas relasi
personal.
Thomas Stanley
secara berurutan merangkum setidaknya ada 5 (lima)
kunci pokok keberhasilan,
yakni:
1. Kejujuran.
2. Kedisiplinan.
3. Kerjasama.
4. Team work yang kokoh.
5. Bekerja lebih keras dari
yang lain.
Sifat jujur pun dapat
mendongkrak keberhasilan seseoran,justru itu kita harus menanamkan sifat jujur
sejak dini dan membiasakan nya sejak hari ini.Karena jujur merupakan cerminan
orang yang beradab.
DAFTAR PUSTAKA
Rahma Titis Mahira, Edi Suhartono, Siti Awaliyah(2018)
Universitas Negeri Malang, IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA
PEMBELAJARAN PKn DI SMPN 3 MALANG.Diunduh pada 20 september 2018
Arya,lutfi(2015),Kejujuran dalam pandang psikologi.Di
unduh di:
Pada 20 september 2018
Zulkhairi,Teuku(2011), MEMBUMIKAN KARAKTER JUJUR
DALAM PENDIDIKAN DI ACEH.Diunduh pada 20 september
2018
Isi dari postingan sudah bagus ,jelas dan komplit , logo mercu lebih bagus di pojok kanan dan ukuran kecil saja. Sumber sudah bagus karena ada jurnal.
BalasHapus