Kamis, 20 September 2018

MARI TANAMKAN KARAKTER JUJUR SEJAK DINI

Oleh : Ghina Rahayu (K20-Ghina, @ProyekJK02)


Dalam konteks pendidikan di Indonesia. Fenomena tentang kemerosotan nilai – nilai moral telah menjadi semacam lampu merah yang mendesak semua pihak untuk segera memandang penting sebuah sinergi bagi pengembangan pendidikan karakter. Salah satu karakternya adalah “JUJUR”. Jika mendengar kata jujur mayoritas orang akan langsung berpikiran pada kalimat “tidak berbohong”, “berkata semestinya”. Lantas apa itu jujur ?. Menurut KBBI jujur adalah lurus hati, tidak berbohong. Tidak curang, tulus, dan ikhlas. Jujur merupakan salah satu sikap yang sulit dilakukan namun jika telah menjadi kebiasaan dalam diri seseorang sejak dini tentu saja sikap ini tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan. Bagaimana cara menjadikan jujur menjadi kebiasaan dalam diri kita pada zaman ini ?

Menurut Thomas Lickona (2008) bahwa “salah satu tanda kehancuran bangsa adalah membudayanya ketidakjujuran”. Penerapan sikap jujur di dalam kehidupan sehari – hari itu sangat penting dan dibutuhkan. Jujur dibutuhkan dalam keluarga, bermasyarakat, bersekolah, bekerja, serta jujur tehadap diri sendiri. Dalam keluarga, kejujuran sangat diperlukan agar rasa kekeluargaan yang ada dapat terjaga dengan baik. Jika kejujuran tidak dibiasakan dalam ruang lingkup keluarga maka dapat terjadi pertengkaran dan akhirnya rasa kekeluargaan tersebut akan renggang. Jujur dapat ditanamkan sejak dini melalui keluarga karena Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak tumbuh, berkembang dan membangun kepribadian yang akan menjadi jati dirinya kelak.
Menurut Kelly (2005), “seluruh etika kejujuran dan integritas dimulai sejak dini”. Sifat anak usia dini mengamati, memperhatikan dan mencontoh berbagai perilaku yang terjadi disekitarnya, kejujuran yang dilakukan orang tua akan melekat dalam ingatan anak. Membiasakan anak untuk bersikap jujur pada dirinya merupakan awal dari penanaman kejujuran untuk modal hidupnya.
Salah satu contoh sederhana sikap jujur dari kehidupan saya yakni saat saya mendapatkan nilai buruk saat ulangan, saya akan tetap berbicara terus terang kepada orang tua dan ketika saya pulang terlambat sekolah pasti orang tua akan menanyakan alasan mengapa saya terlambat pulang sekolah saya pun mengatakan bahwa saya terlambat karena main dulu, walaupun dari kedua contoh diatas memiliki resiko dimarahi oleh orang tua tetapi jika kita berkata jujur akan lebih baik apalagi jujur dengan orang tua sendiri karena saya telah dididik untuk melakukan sikap jujur sejak dini terlebih lagi dengan orang tua.
Dalam ruang lingkup sekolah, saya melihat teman teman saya mencontek demi mendapatkan nilai yang memuaskan dan iya memang saya pun pernah melakukan hal tersebut. Dalam perkuliahan, saya melihat mahahasiswa/i menitipkan absen kepada temannya padahal dirinya sendiri bolos. Kebohongan kebohongan kecil seperti itulah yang biasa kita anggap sepele tapi jika dilakukan terus menerus akan jadi kebiasaan. Dan seperti kebiasaan pada umumnya, secara tidak sadar dia akan membentuk cara kita berpikir. Lama kelamaan dia akan merambat pada setiap aspek dari diri kita, sampai pada akhirnya dia mempengaruhi pikiran internal kita. Ketika ini terjadi, kita akan mulai tidak jujur kepada diri sendiri.
Cara membiasakan sikap jujur, diantaranya adalah :
1.       Mengetahui akibat dari perbuatan tidak jujur
2.       Membiasakan bersikap jujur sejak dini
3.       Yakin bahwa jujur adalah perintah ALLAH SWT.
4.   Meyakini bahwa ALLAH SWT. Maha melihat dan Maha mendengar setiap tindakan yang kita perbuat

Manfaat dari sikap jujur
1.       Menjadikan hidup dalam kedamaian dan ketentraman
2.       Menimbulkan rasa percaya diri dalam dirinya
3.       Menimbulkan rasa berani
4.       Bersikap jujur akan menimbulkan sikap positif
5.       Dalam menjani kehidupan sehari - hari tidak merasa terbebani apapun
KESIMPULAN :
Kejujuran adalah pendongkrak pendidikan karakter. Tanamkan mulai hari ini untuk bersikap jujur setiap harinya. Mulailah dengan kejujuran – kejujuran kecil. Orang yang selalu membohongi dirinya sendiri akan sadar sampai pada titik di mana dia tidak dapat membedakan kebenaran di dalam dirinya, atau di sekitarnya, dan akibatnya kehilangan semua rasa kepercayaan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
“Trust is like a paper once it’s crumbled it can’t be perfect again” – Anonim.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniyanti, Eka. 2015. Penerapan Sikap Jujur Dalam Kehidupan.
Hj. Emosda. 2011. Penanaman Nilai - Nilai Kejujuran Dalam Menyiapkan Karakter Bangsa. Innovatio. 10(1). 151 – 166.

Hestia, Hasyim A., Nurmalisa Y. 2013. Peranan Guru Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi. 1(6). 0 - 14.

Alditiya, A. 2018. Jujur Itu Kekuatan : 3 Contoh Kebohongan Kita Pada Diri Sendiri.
Kristianto, C. 2012. Pentingnya Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak.
http://nilaikejujurananakk.blogspot.com/ (diakses pada 18 september 2018)

1 komentar:

  1. @K19-Luthfiah
    Judul sudah menarik, mind map sudah mudah dimenegerti tetapi warna background nya gelap, tata cara penulisan sudah rapi sehingga mudah untuk dibaca, isinya juga sangat memotivasi

    BalasHapus