Dalam konteks pendidikan di
Indonesia. Fenomena tentang kemerosotan nilai – nilai moral telah menjadi
semacam lampu merah yang mendesak semua pihak untuk segera memandang penting
sebuah sinergi bagi pengembangan pendidikan karakter. Salah satu karakternya
adalah “JUJUR”. Jika mendengar kata
jujur mayoritas orang akan langsung berpikiran pada kalimat “tidak berbohong”,
“berkata semestinya”. Lantas apa itu jujur ?. Menurut KBBI jujur adalah lurus
hati, tidak berbohong. Tidak curang, tulus, dan ikhlas. Jujur merupakan salah
satu sikap yang sulit dilakukan namun jika telah menjadi kebiasaan dalam diri
seseorang sejak dini tentu saja sikap ini tidak menutup kemungkinan bisa
dilakukan. Bagaimana cara menjadikan jujur menjadi kebiasaan dalam diri kita pada zaman ini ?
Menurut Thomas Lickona (2008) bahwa
“salah satu tanda kehancuran bangsa
adalah membudayanya ketidakjujuran”. Penerapan sikap jujur di dalam
kehidupan sehari – hari itu sangat penting dan dibutuhkan. Jujur dibutuhkan
dalam keluarga, bermasyarakat, bersekolah, bekerja, serta jujur tehadap diri
sendiri. Dalam keluarga, kejujuran sangat diperlukan agar rasa kekeluargaan
yang ada dapat terjaga dengan baik. Jika kejujuran tidak dibiasakan dalam ruang
lingkup keluarga maka dapat terjadi pertengkaran dan akhirnya rasa kekeluargaan
tersebut akan renggang. Jujur dapat ditanamkan sejak dini melalui keluarga
karena Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak tumbuh,
berkembang dan membangun kepribadian yang akan menjadi jati dirinya kelak.
Menurut
Kelly (2005), “seluruh etika kejujuran
dan integritas dimulai sejak dini”. Sifat anak usia dini mengamati,
memperhatikan dan mencontoh berbagai perilaku yang terjadi disekitarnya,
kejujuran yang dilakukan orang tua akan melekat dalam ingatan anak. Membiasakan
anak untuk bersikap jujur pada dirinya merupakan awal dari penanaman kejujuran
untuk modal hidupnya.
Salah
satu contoh sederhana sikap jujur dari kehidupan saya yakni saat saya
mendapatkan nilai buruk saat ulangan, saya akan tetap berbicara terus terang
kepada orang tua dan ketika saya pulang terlambat sekolah pasti orang tua akan
menanyakan alasan mengapa saya terlambat pulang sekolah saya pun mengatakan
bahwa saya terlambat karena main dulu, walaupun dari kedua contoh diatas
memiliki resiko dimarahi oleh orang tua tetapi jika kita berkata jujur akan
lebih baik apalagi jujur dengan orang tua sendiri karena saya telah dididik
untuk melakukan sikap jujur sejak dini terlebih lagi dengan orang tua.
Dalam
ruang lingkup sekolah, saya melihat teman teman saya mencontek demi mendapatkan
nilai yang memuaskan dan iya memang saya pun pernah melakukan hal tersebut.
Dalam perkuliahan, saya melihat mahahasiswa/i menitipkan absen kepada temannya
padahal dirinya sendiri bolos. Kebohongan kebohongan kecil seperti itulah yang
biasa kita anggap sepele tapi jika dilakukan terus menerus akan jadi kebiasaan.
Dan seperti kebiasaan pada umumnya, secara tidak sadar dia
akan membentuk cara kita berpikir. Lama kelamaan dia akan merambat pada setiap
aspek dari diri kita, sampai pada akhirnya dia mempengaruhi pikiran internal
kita. Ketika ini terjadi, kita akan mulai tidak jujur kepada diri sendiri.
Cara
membiasakan sikap jujur, diantaranya adalah :
1.
Mengetahui akibat dari perbuatan tidak
jujur
2.
Membiasakan bersikap jujur sejak dini
3.
Yakin bahwa jujur adalah perintah ALLAH
SWT.
4. Meyakini bahwa ALLAH SWT. Maha melihat
dan Maha mendengar setiap tindakan yang kita perbuat
Manfaat dari
sikap jujur
1.
Menjadikan hidup dalam kedamaian dan
ketentraman
2.
Menimbulkan rasa percaya diri dalam
dirinya
3.
Menimbulkan rasa berani
4.
Bersikap jujur akan
menimbulkan sikap positif
5.
Dalam menjani kehidupan sehari
- hari tidak merasa terbebani apapun
KESIMPULAN :
Kejujuran adalah pendongkrak pendidikan
karakter. Tanamkan mulai hari ini untuk bersikap jujur setiap harinya. Mulailah
dengan kejujuran – kejujuran kecil. Orang yang selalu membohongi dirinya
sendiri akan sadar sampai pada titik di mana dia tidak dapat membedakan
kebenaran di dalam dirinya, atau di sekitarnya, dan akibatnya kehilangan semua
rasa kepercayaan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
“Trust is like a paper once it’s
crumbled it can’t be perfect again” – Anonim.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniyanti, Eka. 2015. Penerapan Sikap Jujur Dalam Kehidupan.
https://e.kakurniyanti.wordpress.com/2015/05/25/penerapan-sikap-jujur-dalam-kehidupan/ (diakses pada 19 september 2018)
Hj. Emosda. 2011. Penanaman Nilai - Nilai Kejujuran
Dalam Menyiapkan Karakter Bangsa. Innovatio.
10(1). 151 – 166.
http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/Innovatio/article/view/537
(diunduh pada 18 september 2018)
Hestia, Hasyim A., Nurmalisa Y. 2013. Peranan Guru Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa. Jurnal Kultur Demokrasi. 1(6). 0 - 14.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/1972
(diunduh pada 18 september 2018)
Alditiya, A. 2018. Jujur Itu Kekuatan : 3 Contoh
Kebohongan Kita Pada Diri Sendiri.
https://medium.com/@aldoan/jujur-itu-kekuatan-3-contoh-kebohongan-kita-pada-diri-sendiri-6f3125390dcb (diakses pada 18 september 2018)
Kristianto,
C. 2012. Pentingnya Menanamkan Nilai Kejujuran
pada Anak.
http://nilaikejujurananakk.blogspot.com/ (diakses pada 18 september 2018)
@K19-Luthfiah
BalasHapusJudul sudah menarik, mind map sudah mudah dimenegerti tetapi warna background nya gelap, tata cara penulisan sudah rapi sehingga mudah untuk dibaca, isinya juga sangat memotivasi