Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap
memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar
kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam
persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Orang-orang peduli
adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi,
perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Ketika ia melihat suatu
keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan kondisi masyarakat maka dirinya akan
tergerak melakukan sesuatu. Apa yang dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki
atau membantu kondisi di sekitarnya.
Sebagai makhluk sosial,
sudah sepatutnya kita mempunyai rasa peduli terhadap sesama yang membutuhkan. Ini
biasa disebut dengan sifat kepahlawanan.
Macam-macam peduli dan contohnya :
1. Peduli
terhadap diri sendiri
Peduli pada diri sendiri bukan
berarti bersikap egois, melainkan anak diajarkan peduli pada kebutuhan dirinya
sendiri. Contoh, diajarkannya menjaga kebersihan tubuhnya dengan cara mandi,
menyikat gigi, berpakaian, makan tiga kali sehari, dan seterusnya. Ini adalah
wujud kepedulian orangtua terhadap anak sehingga ia merasa dipedulikan dan
akhirnya ikut peduli pada dirinya sendiri dan orang lain.
2. Peduli
terhadap kakak atau adik
Untuk menanamkan rasa peduli anak
pada kakak atau adik, ada beberapa hal yang harus orangtua ajarkan, yaitu:
*
Mengekspresikan rasa kasih sayang.
Mintalah anak untuk mencium adik
dalam gendongan, mencium ayah dan ibu sebelum berangkat sekolah atau sebelum
tidur, dan memeluk kakak yang hendak berangkat sekolah, memintanya kakak untuk
menemani sang adik bermain, memberi tahu ayah atau ibu jika adik menangis,
tidak merepotkan ayah dan ibu jika kakak atau adik sedang sakit, dan sebagainya.
*
Selalu berbagi.
Ingatkan pula pada si prasekolah
untuk selalu berbagi. Kalau punya makanan dan adik atau kakaknya minta sedikit,
minta si prasekolah untuk membaginya. Mainan pun begitu, minta dia bergiliran
memainkannya dengan sang adik atau kakak.
*
Biasakan berkata dan bersikap yang baik.
Gunakan selalu kata-kata “sakti”,
maaf, tolong, dan terima kasih. Sebelum si kecil dapat menggunakannya dengan
tepat, orangtualah yang harus lebih dulu mencotohkan dalam keseharian.
Kata-kata tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi saling menghargai dan
menghormati. Kepedulian anak pada adik maupun kakak, membuatnya belajar
bagaimana bersikap menyayangi, menghargai, dan menghormati orang lain. Tentu
saja, anak pun belajar membangun rasa empati. Pasti kebahagiaan akan meliputi
dirinya, sebab sikap baik terhadap adik/kakak membuahkan respons yang
menyenangkan dari mereka. Demikian pula sebaliknya.
3. Peduli
terhadap orang tua
4. Peduli
terhadap teman
5. Peduli
terhadap sesama
Sikap
peduli yang terbentuk di lingkungan rumah, memudahkan anak untuk menaruh peduli
pada lingkungan sosial yang lebih luas. Namun, anak tetap perlu contoh bahwa
kedua orangtuanya peduli pada orang lain, bahkan orang yang tidak mereka kenal.
Contoh kecilnya, menyisihkan uang ke kotak amal, atau menerima/menolak dengan
sopan para peminta sedekah yang mampir ke rumah. Libatkan anak dengan
mengajaknya mengumpulkan pakaian bekas guna disumbangkan kepada anak pembantu
di rumah, korban bencana, atau panti asuhan. Jelaskan betapa senangnya jika
baju-baju bekas itu diterima orang yang membutuhkan. Anak yang punya rasa
peduli pada sesama akan menunjukkan pribadi yang hangat, murah hati, mudah
berempati, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi pada lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu jadikanlah diri kita menjadi
sesuatu yang ada agar dapat tumbuh sikap peduli atas sesama. Karena hanya
dengan demikian sikap peduli bisa tumbuh, tanpa menjadikan diri kita sesuatu
yang ada maka orang lain tidak akan dapat melihat kita sebagai individu
sehingga tingkat kepedulian atas diri kita akan berkurang bahkan hilang. Tetapi
jika kita mampu menjadikan diri kita menjadi sesuatu yang ada, maka orang akan
bisa melihat kita dan kepedulian yang kita harapkanpun dapat kita rasakan,
nikmati dan dapat menjadi selimut dalam pergaulaan secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2012).menumbuhkan-rasa-peduli.[online].Tersedia:
https://motivatorkonseling.wordpress.com/2012/05/21/menumbuhkan-rasa-peduli/
(diakses 5 Oktober 2016)
Hartono,dimas.(2013).
Siapa-yang-sebagai-makluk-sosial-kita. [online].Tersedia:
http://hanyakarenanya.blogspot.co.id/2013/11/siapa-yang-sebagai-makhluk-sosial-kita.html(
diakses 5 Oktober 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar