Konsep Kepedulian
Peduli merupakan sebuah
kata sederhana, namun kata sederhana ini memiliki banyak makna. mengapa? karena
ketika menanyakan kata peduli pada 10 orang maka kita akan mendapatkan jawaban
yang relatif bervariasi.
pada kesempatan kali ini
saya ingin menulis mengenai kepedulian. saya awali dari alasan saya. suatu
ketika dalam debat kandidat calon gubernur di fakultas saya, saya mendengar
statemen dari salah seorang audiens. ia mengatakan jumlah warga fakultas yang
datang pada saat itu menunjukkan tingkat kepedulian mahasiswa yang rendah. di
lain kesempatan saya membaca salah satu iklan layanan masyarakat yang cukup
menarik. isi slogan dalam iklan itu kira-kira "peduli bukan berarti
memberi" ya, itu adalah iklan layanan yang intinya melarang pengguna jalan
untuk memberikan uang kepada pengemis dan pengamen.
kembali ke konsep peduli.
apa itu peduli? Kamus Besar Bahasa Indonesia mencatat arti peduli sebagai
mengindahkan, menghiraukan, dan memperhatikan. berarti jika seseorang peduli
akan sesuatu, ia akan memperhatikan sesuatu dan mulai memikirkannya. ia tidak
akan ambil sikap tak acuh atas sesuatu. pertanyaannya apakah selamanya
demikian?
kampus saya memiliki
dinamika yang cukup menarik. ada orang-orang yang aktif berorganisasi dan
terlihat begitu semangat mengkritisi isu dan problematika seputar kampus.
sementara di sisi lain, ada orang-orang yang lebih senang berdinamika
hanya dalam lingkup kelas. selesai kelas mereka lebih memilih pulang. sebutan
untuk orang jenis kedua adalah mahasiswa kupu-kupu. ketika saya masuk ke tempat
saya kuliah saat ini, ada satu statemen dari senior saya. ia menghimbau pada
kami (maba saat itu) untuk tidak jadi mahasiswa kupu-kupu. kesan yang saya
terima saat itu bahwa mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa yang tidak peduli.
saya akui kesan itu begitu kuat. itu yang membuat saya kala itu menjadi cukup
apatis melihat rekan saya sesama mahasiswa tidak meluangkan waktunya untuk
berorganisasi atau minimal meluangkan waktunya lebih lama di kampus untuk
mendiskusikan hal-hal (yang mungkin) penting.
kembali lagi, akhirnya
semakin jauh saya melangkah, semakin banyak pengalaman yang saya dapat selama
kuliah dan berorganisasi, saya mulai mempertanyakan apakah mahasiswa yang
katanya peduli hanya diukur dari jumlah kehadirannya di lingkungan kampus?
apakah mahasiswa yang peduli hanya dilihat dari seberapa banyak mereka datang
ke acara-acara yang diadakan?
pertanyaan ini terjawab
dari pernyataan salah seorang teman saya. ia mengatakan bahwa mahasiswa
memiliki kebutuhan dan pasion mereka masing-masing. semisal, ada mahasiswa yang
lebih menganggap penting sisi akademis, maka ia dikatakan peduli ketika ia bisa
bertanggung jawab pada bidang akademisnya. ada juga mahasiswa yang lebih
tertarik mengembangkan bakat, maka kepeduliannya dapat dilihat dari bagaimana
ia berkontribusi membawa nama fakultas lewat bakan yang dikembangkannya. di
sisi lain ada juga mereka yang terfokus pada organisasi dan memikirkan isu yang
beredar di sekitar, maka kepedulian mereka akan nampak dari perubahan yang
mereka lakukan lewat organisasi yang mereka tunggangi.
intinya, konsep peduli
tidak sesempit seorang yang datang ketika diundang ke acara yang melibatkan
banyak pihak. jika demikian, akan nampak lebih banyak orang yang tidak peduli
daripada orang yang peduli. sekedar mengingatkan lagi, beberapa waktu yang lalu
(ketika isu BBM sedang booming) saya sempat membuat tulisan yang saya dasarkan
pada statemen seseorang. kala itu orang yang saya maksud menghimbau pada
seluruh mahasiswa untuk demo. baginya demo merupakan bentuk kepedulian, tapi
sekali lagi saya ingin menekankan bahwa peduli itu tidak harus dilakukan secara
direktif. seperti slogan mengenai anti memberi pada pengemis, kepedulian dapat
dilakukan dengan cara lain.
apakah orang yang membuat
sekolah gratis dan menyekolahkan anak terlantar dan pengamen dikatakan tidak
peduli? jika jawabannya tidak maka sebenarnya memberi uang receh secara
langsung bukan satu-satunya jalan menunjukkan kepedulian. apakah mahasiswa yang
lebih memilih belajar, agar cepat lulus, bekerja, dan meningkatkan pendapatan
perkapita dikatakan tidak mau tahu pada isu BBM? jika jawabannya tidak maka
sebenarnya demo bukanlah alat mutlak menunjukkan kepedulian.
intinya kembali lagi,
peduli memang mengindahkan, memperhatikan, memikirkan, dan bahkan memecahkan sesuatu,
namun bukan berarti dilakukan dengan sangat direktif. peduli adalah konsep yang
sangat personal. tiap orang memiliki caranya untuk peduli.
sumber :otakku.com/peduli/konseppeduli.html
sumber :otakku.com/peduli/konseppeduli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar