@K04-Bayu (Bayu Anggara)
Risiko merupakan suatu keadaan adanya
ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko
juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi
suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Resiko
berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Jenis-Jenis Risiko Secara Umum
Secara umum, jenis risiko dapat dibedakan
dalam empat kelompok. Berikut ini adalah beberapa jenis risiko tersebut:
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Pengertian risiko murni adalah suatu
risiko yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian dan bila tidak terjadi
tidak mengakibatkan keuntungan. Ada dua hal yang dapat diakibatkan risiko ini,
yaitu rugi atau break even.
Contoh risiko murni; kecelakaan lalu
lintas, kebakaran, pencurian, dan lain-lain
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Pengertian risiko spekulatif adalah risiko
yang dapat menimbulkan kerugian dan juga keuntungan. Ada tiga hal yang dapat
diakibatkan risiko ini, yaitu rugi, untung, break even.
Contoh risiko spekulasi; judi, bursa efek,
membeli undian berhadiah
3. Risiko Partikular
Risiko partikular merupakan risiko yang
sumbernya dari individu dan berdampak secara lokal. Contohnya kecelakaan
kendaraan.
4. Risiko Fundamental
Risiko fundamental merupakan risiko yang
bersumber dari alam atau lingkungan dan berdampak besar. Contohnya tsunami,
gempa bumi, banjir bandang, angin topan.
Sumber-sumber Risiko
Menurut Godfrey (1996), terdapat
sumber-sumber risiko yang perlu diketahui dan diidentifikasi sebagai langkah
awal penanganan risiko, yaitu sebagai berikut:
·
Politik (Political). Contohnya:
Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan,
kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan).
·
Lingkungan
(Environmental). Contohnya: Pencemaran, kebisingan, perizinan, opini publik, kebijakan
internal/perusahaan, perundangan yang berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan.
·
Perencanaan (Planning). Contohnya: Persyaratan
perizinan, kebijakan dan praktik, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi,
opini publik.
·
Pemasaran (market). Contohnya: Permintaan
(perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan pelanggan, mode.
·
Ekonomi (economic). Contohnya: Kebijakan
keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar.
·
Keuangan (financial). Contohnya:
Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share.
·
Alami (natural). Contohnya: Kondisi
tanah di luar dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan ledakan, temuan situs
arkeologi.
Agar berani mengambil risiko, paling tidak
seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama, berbaik sangka kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk yang datang
dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas izin Allah
dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi manusia. Namun,
ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran manusia.
Bagi siapapun yang ingin menggapai
impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa ikhtiarnya
benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah. Keberanian
untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya termasuk
berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak adalah satu
di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas alasan apalagi
yang membuatnya tidak semangat?
Kedua, yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian yang tidak melalui
proses. Orang hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan begitu seterusnya.
Begitu juga orang mati, dia mesti melalui sakaratul maut. Dan begitu
seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan kesuksesan
tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di dalamnya.
Dengan demikian, jika seseorang ingin
meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui proses atau
langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti melalui
langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan
tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika
langkah-langkah yang sudah tersusun mengalami kendala pencapaian, maka itu
pertanda impian tersebut butuh langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan
fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi
menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras
dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani mengambil
sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena tidak ada yang diperoleh dalam hidup
ini yang tidak berisiko. Risiko membangun bisnis adalah bangkrut atau rugi,
risiko menjadi penulis adalah ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis literasi
ditinggal pembaca, risiko menjadi pemimpin adalah dihina, risiko menjadi
pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi orang kaya adalah kemiskinan, risiko
menjadi orang jujur adalah pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya
kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di
samping itu, dia juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang
menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
Keempat, percaya diri atas hasil usaha
Orang sukses adalah dia yang siap menerima
hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika perwujudannya
dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan sungguh-sungguh,
apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya bahwa apa yang
sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia sangat yakin akan
mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang diperolehnya adalah hasil
usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia bangga dengan hasil apapun
yang dia dapatkan dari usahanya.
Kelima, percaya akan peluang
Orang sukses selalu meyakini bahwa satu
jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu yang belum memuaskan
bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru pertanda bahwa dia mesti
menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika tidak, dia mesti mencari
jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab dia yakin bahwa peluang
itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan kesuksesan. Bukankah Allah
akan memberi pertolongan kepada mereka yang bersungguh-sungguh?
DAFTAR PUSTAKA:
Kadir, Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Risiko, dan Tersedia:https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/ (diakses pada 28 November 2018)
Watung, Abraham. 2011. Keberanian Mengambil Resiko, dan
http://situs-motivasi.blogspot.co.id/2011/12/keberanian-mengambil-resiko.html (diakses
pada 28 November 2018)
Anonim. 2018. Pengertian
Risiko, Jenis, Sumber, Karakteristik, dan Contoh Risiko, dan https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-risiko.html
(diakses pada 28 November 2018)
Riadi, Muchlisin.
2017. Pengertian, Jenis dan Sumber Risiko dan https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-jenis-dan-sumber-risiko.html
(diakses pada 28 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar