Oleh : Razan Shabrina (@J06-Razan)
Abstrak
Kita sering mendengar kata “berkata yang benar atau diam.”
. kalimat tersebut merupakan cerminan dari sifat jujur. Saat ini, sifat jujur
yang dimiliki seseorang semakin menipis. Mengapa demikian? Salah satunya adalah
kurangnya rasa percaya diri kita mengungkapkan atau pengaplikasikan sifat jujur
itu. Mengapa hal itu terjadi ? dan bagaimana menumbuhkannya?
Kata Kunci : Jujur, Percaya Diri
Menurut Albert Hendra Wijaya (dalam Emosda, 2013) bahwa
jujur jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan-suatu
informasi yang sesuai dengan kenyatan dan kebenaran.
Menurut
Linda
dan Charlie Bloom, Mengendalikan
perasaan kita adalah bentuk manipulasi diri yang kita lakukan dalam upaya untuk
mengendalikan tanggapan orang lain kepada kita dengan harapan memenangkan
persetujuan mereka atau meminimalkan kemungkinan mereka merasa terluka, marah,
atau tidak senang dengan kita.
Dikutip dari website eqi.org "How Society Discourages Emotional Honesty", dibutuhkan
kesadaran emosional, kepercayaan diri, bahkan keberanian untuk jujur secara
emosional. Ini karena, dalam banyak hal, masyarakat mengajarkan kita untuk
mengabaikan, menindas, menyangkal dan berbohong tentang perasaan kita.
Misalnya, ketika ditanya bagaimana perasaan kita, sebagian besar dari kita akan
menjawab "baik-baik saja" atau "bagus", bahkan jika itu
tidak benar. Seringkali, orang-orang juga akan mengatakan bahwa mereka tidak
marah atau tidak membela diri, padahal jelas bahwa mereka marah.
Menurut pengalaman saya, saya sering melihat orang
disekitar saya melakukan hal seperti itu. Bahkan, saya sendiri pun sering
melakukannya. Ketika saya menanyakan kepada seseorang itu bagaimana
perasaannya, justru sangat berbeda jauh dari apa yang dikatakannya. Untuk saya
sendiri, saya melakukan hal seperti itu salah satunya memang untuk menjaga
hubungan. Namun, apabila ada hal yang memang tidak wajar, maka saya akan
menjelaskan kepada mereka bahwa saya tidak setuju atau merasa kesal terhadap
apa yang mereka lakukan.
Bagaimana cara menumbuhkan sikap jujur? Menurut saya
pribadi, hal yang paling mendasar untuk menumbuhkan sikap jujur adalah berpikir
bahwa apa yang kita lakukan itu akan dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, ingat bahwa
jujur akan lebih banyak mendatangkan manfaat. Saya selalu menerapkan bahwa “Bukan
sabar jika masih mengeluh, bukan ikhlas bila hati masih sakit.”
Yang terakhir adalah ikhlas dalam menjalani kehidupan
kalian. Setiap kejadian pasti memiliki konsekuensi. Apabila kalian jujur,
kalian akan mendapatkan banyak respon mulai dari positif hingga negatif. Yang
harus kita lakukan adalah menerima konsekuensi tersebut dengan bijak. Allah maha
tau apa yang ada didalam diri kita. tetap bersikap jujur dimanapun dan kapanpun.
Daftar Pustaka :
- Bloom, Linda. and Charlie Bloom. The Cost and Benefits of Emotional Honesty. https://www.psychologytoday.com/us/blog/stronger-the-broken-places/201112/the-cost-and-benefits-emotional-honesty (diakses pada 2018-09-20)
- Anonim. How Society Discourages Emotional Honesty. http://eqi.org/ehon.htm#How%20society%20discourages%20emotional%20honesty (diakses pada 2018-09-20)
- Batubara, Juliana. 2015. Pengembangan Karakter Jujur Melalui Pembiasaan. Padang. (diakses pada 2018-09-20)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@J05-Alif
BalasHapusUntuk artikel ini telah dibuat dengan baik dan mudah untuk dimengerti. Kemudian dari artikel ini saya juga lebih tahu cara untuk menumbuhkan sikap jujur