Assalamualaikum.
Saya mau menulis
artikel tentang “mengambil resiko”
Resiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yg berani mengambil resiko adalah mereka yg berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya.
Artinya, orang berhasil bukan hanya sekedar karena melalui langkah-langkah pencapaiannya, tapi juga siap menerima resiko yg ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yg sesungguhnya.
Berani mengambil risiko,
berarti sudah memulai awal proses tersebut. Kamu yang berani mengambil risiko
sudah membuktikan bahwa kamu yakin dengan kemampuan. Ternyata, banyak orang
sukses yang rahasia kesuksesannya ada pada keberaniannya dalam mengambil
risiko. Keberanian ini bukan berarti tanpa perhitungan. Mereka pasti sudah
memperhitungkan matang-matang segala sesuatunya. Sebagai contoh yang paling
mudah, begini. Kamu ingin berangkat dari Jakarta menuju Surabaya. Ada dua jalan,
yaitu melalui jalan darat dengan naik kereta, atau melalui udara dengan naik
pesawat. Kedua cara itu sama-sama memiliki risiko. Naik kereta, dalam segi
keselamatan, dianggap lebih aman. Tapi, kamu perlu waktu lama untuk sampai di
tujuan. Semakin tinggi risiko yang kamu ambil, semakin banyak punya keuntungan
yang kamu dapatkan. Lihat saja keuntungan naik pesawat. Meskipun risikonya
lebih tinggi, kamu dapat lebih cepat sampai tujuan, tidak lelah dalam
perjalanan panjang, dan dapat melewati perjalanan dengan nyaman. Lagipula,
risiko itu belum tentu benar-benar terjadi, lho. Kamu hanya perlu
mengantisipasi jika bisnismu benar-benar terkena dampak risiko, dan menentukan
langkah jika risiko itu benar-benar harus dihadapi.
Agar
Berani Mengambil Risiko, Seseorang Harus Memiliki Beberapa Hal:
Pertama, berbaik sangka kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk yang datang dari Allah
adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang
benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga
takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran manusia. Bagi siapapun yang
ingin menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin
bahwa ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha
Allah. Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang
ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia
dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas
segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?
Kedua, yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian yang tidak melalui proses.
Orang hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga
orang mati, dia mesti melalui sakaratul maut. Dan begitu seterusnya. Dalam
konteks yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan kesuksesan tanpa usaha serta
tantangan yang bergulat di dalamnya. Dengan demikian, jika seseorang ingin
meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui proses atau
langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti
melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian.
Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak
sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun mengalami kendala pencapaian,
maka itu pertanda impian tersebut butuh langkah-langkah baru yang lebih kreatif
dan fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi menjadikannya
sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko
tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima
risiko. Mengapa? Karena tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak
berisiko. Risiko membangun bisnis adalah bangkrut atau rugi, risiko menjadi
penulis adalah ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis literasi ditinggal
pembaca, risiko menjadi pemimpin adalah dihina, risiko menjadi pembalap adalah
tabrakan, risiko menjadi orang kaya adalah kemiskinan, risiko menjadi orang
jujur adalah pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya kesadaran bahwa
semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di samping itu, dia
juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif
dalam melakoni kehidupannya.
Resiko
Tertawa
adalah mengambil resiko terlihat bodoh.
Menangis
adalah mengambil resiko terlihat sentimental.
Menjangkau
yang lain adalah mengambil resiko terlibat.
Mengungkapkan
perasaan adalah mengambil resiko menunjukkan diri yang
sesungguhnya.
Menunjukkan
gagasan dan impian anda di depan orang banyak adalah mengambil resiko
merasa malu.
Mencinta
adalah mengambil resiko tidak dicinta.
Hidup adalah
mengambil resiko mati.
Berharap
adalah mengambil resiko putus asa.
Berusaha
adalah mengambil resiko gagal.
Tapi resiko
harus dihadapi, karena bahaya terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil
resiko sama sekali.
Orang yang
tidak berani mengambil resiko tidak akan melakukan apa-apa, tidak punya
apa-apa, dan bukan siapa-siapa.
Mereka
mungkin menghindari penderitaan dan kesengsaraan, tapi mereka tidak bisa
belajar, merasakan, mengubah, tumbuh, mencintai, atau hidup.
Dalam
keadaan terikat oleh kepastian, mereka adalah para budak. Mereka telah
mengekang kebebasan mereka sendiri.
Hanya orang
yang berani mengambil resiko adalah orang yang bebas
Macam-Macam
Risiko
a.Menurut
sifatnya dibedakan ke dalam :
1. Risiko murni, risiko yang terjadi
pasti akan menimbulkan kerugian dan
terjadinya
tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian,
penggelapan,
dan sebagainya.
2. Risiko spekulatif, risiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang
bersangkutan
agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal:
utang
piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
3. Risiko fundamental, risiko yang
penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada
seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir,
angin topan,
dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber
pada
peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui
penyebabnya,
seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
4. Risiko dinamis, risiko yang timbul karena
perkembangan dan kemajuan
masyarakat
di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko
penerbangan
luar angkasa.
b. Menurut
sumber/penyebab timbulnya:
1. Risiko intern, risiko yang berasal
dari dalam perusahaan itu sendiri,
seperti
kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan
kerja.
2. Risiko ekstern, risiko yang berasal
dari luar perusahaan, seperti
pencurian,
persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar