Berani Mengambil
Resiko
Keberaniaan mengambil resiko adalah menjadikan orang tidak asal ambil
resiko atau asal ambil peluang, tapi benar-benar keberaniaan yang didasarkan
pada perhitungan yang memadai, bukan ke-nekad-an. Banyak orang gagal karena hal
terakhir. Maunya dibilang berani, tapi sesungguhnya nekad. Banyak orang maunya
berwirausaha, tapi malah jadi pengangguran. Banyak orang ingin rumah tangganya
bahagia, tapi malah sebaliknya, dst. Apa yang dimaksud dengan perhitungan yang
memadai sesungguhnya ada pada aspek perencanaan setiap orang. Sekali lagi, ini
menegaskan betapa pentingnya perencanaan dan komitmen pelaksanaannya. Orang
hebat punya itu. Punya rencana dan punya komitmen pelaksanaan. Sehingga ketika
masanya tiba, peluang tak akan lari kemana, resiko tak harus jadi momok yang
menakutkan. Keberanian
mengambil resiko menjadikan kita menjadi lebih dewasa dalam menghadapi sesuatu.
Mampu mengambil tindakan yang tepat sehingga dapat menghasilkan hasil yang
optimal. Walaupun terkadang mengambil resiko ada konsekuensinya, kita harus
menjadikannya sebagai pelajaran yang berguna bagi masa depan agar dapat
mengambil tindakan yang benar menuju keberhasilan.
Meraih kesuksesan adalah impian semua orang. Bagi mereka
yang benar-benar menginginkannya akan bersungguh-sungguh menjalani prosesnya.
Mereka berani mengambil risiko, walaupun risiko tersebut sangat menantang
kehidupannya. Tentu saja, risiko yang dimaksud bukanlah risiko ringan saja,
tapi juga risiko berat.
Namun bagi mereka yang hanya menghayal, mereka
menginginkan sesuatu tapi prosesnya mereka lalui dengan santai alias tanpa
melakukan pekerjaan atau melalui langkah-langkah kecil sekalipun. Mereka
terlalu cepat takut mengambil risiko bahkan tidak ingin menghadapi risiko
apapun
·
Agar
berani mengambil risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama, berbaik sangka kepada Allah
Meyakini
adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir
buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun
pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena
keteledoran manusia.
Bagi
siapapun yang ingin menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia
mesti yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada
dalam ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko
yang ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang
dia dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas
segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?
Kedua, yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak
ada kejadian yang tidak melalui proses. Orang hidup saja melalui proses.
Dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga orang mati, dia mesti melalui
sakaratul maut. Dan begitu seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada
yang mendapatkan kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di
dalamnya.
Dengan
demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka
dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa
menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan
juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia
butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun
mengalami kendala pencapaian, maka itu pertanda impian tersebut butuh
langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki
impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau
mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti
dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena
tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak berisiko. Risiko membangun
bisnis adalah bangkrut atau rugi, risiko menjadi penulis adalah ditolak
penerbit, risiko menjadi aktivis literasi ditinggal pembaca, risiko menjadi
pemimpin adalah dihina, risiko menjadi pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi
orang kaya adalah kemiskinan, risiko menjadi orang jujur adalah pengasingan.
Begitu seterusnya. Dengan adanya kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang
akan matang secara psikologis. Di samping itu, dia juga akan berusaha sejak
dini untuk mencari solusi dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan.
Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
Keempat, percaya diri atas hasil usaha
Orang
sukses adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun
impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan
dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia
sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak
sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa
yang diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri.
Dia bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
Kelima, percaya akan peluang
Orang
sukses selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan
menghasilkan sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya.
Itu justru pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya,
atau jika tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih
jitu. Sebab dia yakin bahwa peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang
menginginkan kesuksesan. Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka
yang bersungguh-sungguh?
Daftar Pustaka
Anonym.
2011. Orang Hebat Berani Mengambil Resiko. Dalam link http://bilbulsama.blogspot.co.id/2011/03/orang-hebat-berani-mengambil-resiko.html
Kadir,
Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Resiko. Dalam link https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar