Minggu, 13 November 2016

Berani Berubah, Berani Ambil Resiko

Di Post Oleh: Siti Sarah Rizkiya

Hidup manusia di dunia tidak lepas dari dua hal berikut: peluang dan resiko. Nasib setiap orang lebih banyak ditentukan oleh bagimana keduanya ditangkap dan dikelola daripada oleh yang lainnya. Peluang dan resiko ibarat dua sisi dari sekeping mata uang. Keduanya lekat tak terpisah. Menangkap peluang berarti sekaligus berani mengambil resikonya. Tidak ada peluang tanpa resiko. Sebaliknya, resiko adalah konsekuensi logis dari pilihan kita untuk menangkap setiap peluang. Memilih untuk menjadi pegawai, resikonya harus siap diperintah atasan. Sebaliknya, memilih untuk menjadi wirausahawan, resikonya penghasilan sering tidak menentu dan lain-lain.

Orang sering takut mengambil peluang karena takut resikonya. Pun setelah peluang diambil, banyak orang gagal karena tidak bisa mengatasi resiko. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sejatinya adalah resultan dari usaha seseorang dalam menangkap peluang dan mengatasi resikonya. Orang yang ingin berhasil - dalam hal apapun, dengan demikian, harus punya keberanian untuk menangkap peluang dan mengambil resikonya sekaligus. Menangkap peluang berarti menjadi orang-orang pertama (pioner) yang take action atas sesuatu hal. Sementara mengambil resiko diartikan sebagai tidak takut pada resiko serta punya bekal ilmu dan rencana untuk mengatasi resiko tersebut. Keberaniaan terakhir akan kita jadikan ciri kesekian dari orang hebat. 
Keberaniaan mengambil resiko dalam pengertian di atas menjadikan orang tidak asal ambil resiko atau asal ambil peluang, tapi benar-benar keberaniaan yang didasarkan pada perhitungan yang memadai, bukan ke-nekad-an. Banyak orang gagal karena hal terakhir. Maunya dibilang berani, tapi sesungguhnya nekad. Banyak orang maunya berwirausaha, tapi malah jadi pengangguran. Banyak orang ingin rumah tangganya bahagia, tapi malah sebaliknya, dst. Apa yang dimaksud dengan perhitungan yang memadai sesungguhnya ada pada aspek perencanaan setiap orang. Sekali lagi, ini menegaskan betapa pentingnya perencanaan dan komitmen pelaksanaannya. Orang hebat punya itu. Punya rencana dan punya komitmen pelaksanaan. Sehingga ketika masanya tiba, peluang tak akan lari kemana, resiko tak harus jadi momok yang menakutkan. 

Mereka, orang-orang hebat, selalu berusaha menjadi pioner (assabiqunal awwalun) atas berbagai peluang di hadapan. Tetapi, mereka memilih menjadi pioner yang punya perhitungan yang memadai. Sehingga keberanian mereka bukan ke-nekad-an yang dipaksakan. Mereka tidak takut menghadapi resiko karena mereka punya ilmu, wawasan, dan keterampilan, lalu mereka susun rencana, dan mereka punya komitmen pelaksanaan atasnya. 
Dengan begitu, tidak ada istilah takut dalam kamus orang-orang hebat. Memang, adakalanya mereka harus hati-hati memutuskan. Ada masanya mereka harus memperhitungkan waktu, situasi, dan kondisi. Namun, ketika keputusan telah diambil, tak pantang menyerah pada masalah, tak pantang mundur apalagi kabur menghadapi masalah. Mereka selalu punya ruang yang luas untuk mengevaluasi, merencanakan kembali, dan memulai investasi lagi (baca: usaha perbaikan) atas pilihan peluang yang diambil. 
Orang hebat melihat dan menjalani proses sebagai pembelajaran. Sehingga, jika kegagalan sekalipun yang datang, difahaminya sebagai jalan panjangnya kesuksesan. Apa yang muncul kemudian adalah pikiran-pikiran positif dan solutif atas permasalahan. Di sanalah letak keberanian orang hebat. Berani mengambil resiko karena punya rencana. Berani mengambil resiko karena punya cara pandang pembelajar. Mereka tak pernah berhenti berproses (on becoming) menjadi lebih baik sebelum akhirya menjadi yang terbaik.
Kadangkala kita tidak berani berubah karena kita telah merasa aman dalam zona nyaman kita. Kita memiliki apapun yang kita perlukan dalam zona nyaman kita. Kita tidak ingin perubahan terjadi. Padahal jaman terus berubah, situasi semakin kompetitif. Jika kita tidak berani berubah dan mengambil resiko maka zona nyaman kita akan tergusur oleh keadaan. Tentu ini sangat tidak kita harapkan bukan? Pada dasarnya sesuatu yang kita inginkan tidaklah jauh. Sesuatu itu hanya berada sedikit diluar zona nyaman kita. Cobalah sedikit keluar dari zona nyaman dan temukan apa yang anda cari. 
Ada tiga langkah agar kita berani keluar dari zona nyaman.

1.    Ubah pikiran anda. Segala sesuatu diciptakan dua kali yaitu ciptaan mental dan ciptaan fisik. Sebelum diciptakan fisiknya seorang arsitek akan menciptakan dari bayangan dan imajinasinya, ini yang disebut ciptaan mental. Anda adalah apa yang anda pikirkan. Ubah pikiran masa lalu anda yang negatif menjadi pikiran masa depan anda yang positif.

2.    Ubah lingkungan anda. Diri kita tergantung pada lingkungan diri kita berada. Jika kita berada dalam label lingkungan yang berkualitas maka label kita adalah berkualitas. Begitu pula sebaliknya jika kita berada dalam lingkungan pemalasa maka label diri kita adalah pemalas. Maka mulai saat ini ubahlah lingkungan anda. Ubahlah menjadi lingkungan yang sesuai dengan perubahan yang anda inginkan. Jika anda ingin menjadi pengusaha sukses maka perbanyaklah berkumpul dengan lingkungan pengusaha yang sukses. Jalinlah relasi sebanyak-banyaknya dan lakukan perubahan dalam diri anda.


3.    Ubah tindakan anda. Jika anda ingin memperoleh hasil yang berbeda maka lakukan dengan cara yang berbeda. Jika selama ini anda gagal maka ubahlah tindakan anda untuk keberhasilan. Mengubah pikiran dan lingkungan jika tidak diikuti oleh perubahan tindakan maka hasilnya akan nihil. Maka ubahlah tindakan anda menjadi lebih positif dan produktif mulai sekarang. Selamat mencoba dan ambillah resiko perubahan untuk meraih kesuksesan anda.


Orang Hebat Berani Mengambil Resiko
Selalu ada satu saat di masa lalu ketika pintu terbuka, dan masa depan
masuk ke dalamnya dengan leluasa.
- Deepak Chopra -


Daftar Pustaka:

Anonim. 2016. ORANG HEBAT BERANI MENGAMBIL RESIKO.  http://bilbulsama.blogspot.co.id/2011/03/orang-hebat-berani-mengambil-resiko.html. (diakses tgl 13 November 2016)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar