Oleh :
Muhammad Zaki Rahman. Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang
dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau
kejadian yang akan datang. “Risiko
adalah tolak ukur seseorang. Orang yang berani mengambil risiko adalah mereka
yang berusaha untuk menjaga semangat dalam dirinya ketika melalui
langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya. Artinya, orang berhasil bukan
sekadar karena melalui langkah-langkah pencapainnya, tapi juga siap menerima
risiko yang ditimbulkannya. Merekalah orang sukses yang sesungguhnya.” (Syamsudin
Kadir)
Setiap tujuan
yang ingin dicapai pasti mempunyai resiko. Mungkin kita akan berkata, jika
demikian lebih baik tidak melakukan sesuatu hal yang baru daripada harus
menerima resiko yang tidak diharapkan. Tetapi kenyataannya, bukan banyak hal
yang baru tapi bahkan semua perkara yang kita lakukan ternyata mempunyai
resiko. Saat melangkah dan menyeberangi jalan kita pun punya resiko ditabrak,
untuk memulai bisnis ada resiko mengalami kerugian, bahkan untuk mencintai pun
kita ternyata punya resiko untuk ditolak. Jadi mengapa kita takut untuk
mengambil resiko ?
Ada beberapa
hal yang membuat orang takut mengambil resiko :
– Tidak
punya prediksi
Jika
mengingat pengalaman masa kecil, ternyata kita tidak menyadari resiko terjatuh
saat mulai belajar berjalan, namun kita toh tetap bersemangat untuk belajar
berjalan. Pengalaman kemudian membentuk kita untuk selalu berusaha melindungi
diri, memberi rasa aman agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan dan tidak
terduga sebelumnya. Tidak adanya gambaran/prediksi dapat membuat kita takut
untuk mengambil resiko.
– Tidak
yakin pada kemampuan diri sendiri
Meragukan
diri sendiri akan melumpuhkan semua tindakan dan reaksi kita dalam menghadapi
berbagai kemungkinan dan akibat sehingga kita akan menganggap bahwa mengambil
resiko adalah suatu tindakan yang nekad.
– Tidak
melihat keuntungan di balik resiko
Pandangan
pesimis hanya dapat melihat kegagalan, kerugian, kekurangan, bahaya, krisis dan
semua hal-hal negatif, tetapi tidak dapat melihat buah dan keuntungan yang
diperoleh saat kita memutuskan untuk mengambil resi
Agar berani
mengambil risiko, paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama,
berbaik sangka kepada Allah
Meyakini
adanya takdir buruk yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir
buruk terjadi atas izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun
pelajaran bagi manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena
keteledoran manusia.
Bagi siapapun
yang ingin menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti
yakin bahwa ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam
ridha Allah. Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang
ditimbulkannya termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia
dapatkan kelak adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas
segalanya, lantas alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?
Kedua,
yakin bahwa kesuksesan punya proses
Hampir tak
ada kejadian yang tidak melalui proses. Orang hidup saja melalui proses.
Dilahirkan dan begitu seterusnya. Begitu juga orang mati, dia mesti melalui
sakaratul maut. Dan begitu seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada
yang mendapatkan kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di
dalamnya.
Dengan
demikian, jika seseorang ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka
dia mesti melalui proses atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa
menggapai kesuksesan itu pasti melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan
juga butuh waktu pencapaian. Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia
butuh waktu yang kadang tak sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun
mengalami kendala pencapaian, maka itu pertanda impian tersebut butuh
langkah-langkah baru yang lebih kreatif dan fleksibel.
Ketiga,
percaya bahwa semuanya berisiko
Memiliki
impian itu gratis, tapi menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau
mewujudkannya butuh kerja keras dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti
dimiliki adalah berani mengambil sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena
tidak ada yang diperoleh dalam hidup ini yang tidak berisiko. Risiko membangun
bisnis adalah bangkrut atau rugi, risiko menjadi penulis adalah ditolak
penerbit, risiko menjadi aktivis literasi ditinggal pembaca, risiko menjadi
pemimpin adalah dihina, risiko menjadi pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi
orang kaya adalah kemiskinan, risiko menjadi orang jujur adalah pengasingan.
Begitu seterusnya. Dengan adanya kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang
akan matang secara psikologis. Di samping itu, dia juga akan berusaha sejak
dini untuk mencari solusi dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan.
Dengan adanya risiko, seseorang menjadi antisipatif dalam melakoni
kehidupannya.
Keempat,
percaya diri atas hasil usaha
Orang sukses
adalah dia yang siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun
impiannya, jika perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan
dilalui dengan sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia
sangat percaya bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak
sia-sia. Dia sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa
yang diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri.
Dia bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
Kelima,
percaya akan peluang
Orang sukses
selalu meyakini bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan
sesuatu yang belum memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru
pertanda bahwa dia mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika
tidak, dia mesti mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab
dia yakin bahwa peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan
kesuksesan. Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka yang
bersungguh-sungguh?
DAFTAR
PUSTAKA :
Anonim.2016.
Resiko. www.id.wikipedia.org. https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko
(Dilihat tanggal 27 November 2016)
Kadir,
Syamsudin. 2012. Berani Mengambil Resiko. www.akarsejarah.wordpress.com. https://akarsejarah.wordpress.com/2012/07/30/berani-mengambil-risiko/(Dilihat
tanggal 27 November 2016
Ezra, Jakoep. 2010. Tips Menghadapi
Resiko. www.yuxie.wordpress.com
https://yuxie.wordpress.com/tag/tips-menghadapi-resiko/(Dilihat
tanggal 27 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar