Prinsip adalah pedoman-pedoman anda dalam menjalani
kehidupan. Memiliki prinsip yang benar, prinsip yang kuat adalah hal yang
menjadikan kehidupan anda luar biasa. Semua orang memiliki prinsip hidup,
meskipun tidak semua mengetahui prinsip hidupnya. Sadar atau tak sadar kita
telah memiliki prinsip yang kita dapat sejak kecil sampai sekarang.
Menjadi pribadi yang memiliki dan mempertahankan integritas adalah prinsip hidup yang luar biasa. Jika anda berpedoman pada prinsip hidup yang tepat, anda akan sampai pada kesuksesan, pada kebahagiaan tak peduli siapapun anda.
Berikut ini ke-sepuluh prinsip tersebut yang diringkas
dari buku "10 Aksioma tentang Islam" - terjemahan dari buku
"Min Ajli Khuthwatin ila al-Amam'ala Thariqi al-Jihad al-Mubarak".
Prinsip Pertama
Islam adalah satu-satunya sistem hidup yang dibebankan pada
seluruh ummat manusia, di barat atau di timur, di utara atau di selatan,
berkulit kuning, merah, putih atau hitam. Allah swt telah mengumumkan bahwa Dia
tidak akan menerima sistem hidup (ad-Dien) selain Islam dengan
firman-Nya:
Sesungguhnya dien (sistem hidup) yang diridhai di sisi Allah ialah Islam. (Qs.Ali Imran:19)
Barangsiapa yang mencari dien (sistem hidup) selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (dien itu) darinya. (Qs.Ali Imran:85)
Sesungguhnya dien (sistem hidup) yang diridhai di sisi Allah ialah Islam. (Qs.Ali Imran:19)
Barangsiapa yang mencari dien (sistem hidup) selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (dien itu) darinya. (Qs.Ali Imran:85)
Yang dimaksud dengan Islam adalah risalah yang diturunkan
Allah swt melalui Nabi Muhammad saw. Risalah ini merupakan penutup seluruh
risalah Allah swt, dan demikian risalah atau agama yang diturunkan Allah
sebelumnya melalui para Nabi-Nya yang terdahulu tidak berlaku lagi. Karena itu
seluruh manusia diwajibkan untuk memeluk Islam sampai Hari Kiamat. Barangsiapa
yang tidak mengimani Islam, sedangkan seruan Islam telah sampai kepadanya, maka
ia dianggap sebagai ahli neraka.
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak mendengar seseorang tentangku dari ummat ini, apakah ia Yahudi atau Nasrani, kemudian ia tidak beriman dengan apa yang diutus kepadaku melainkan ia akan tergolong dari ahli neraka. (HR.Muslim)
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak mendengar seseorang tentangku dari ummat ini, apakah ia Yahudi atau Nasrani, kemudian ia tidak beriman dengan apa yang diutus kepadaku melainkan ia akan tergolong dari ahli neraka. (HR.Muslim)
Prinsip Kedua
Islam adalah satu-satunya jawaban yang benar dan bersih
terhadap semua persoalan manusia. Ia mencakup seluruh aspek kehidupan manusia
yang meliputi keyakinan, ibadat, syari'at dan syi'ar-syi'ar. Islam merupakan
neraca dan satu-satunya tolok ukur untuk semua sisi kehidupan manusia. Dari
Islamlah terefleksinya petunjuk yang benar dan lurus serta selamat dalam segala
hal.
Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs.an-Nahl:89)
Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs.an-Nahl:89)
Al-Qur'an menerangkan segala persoalan, apakah melalui
nash-nashnya atau melalui kesimpulan-kesimpulan yang tepat tentang nash-nash
tersebut berdasarkan hadits, qiyas, ijma' ulama, istihsan, istishab, istislah,
'urf, hukum-hukum yang diakui oleh akal, syara' atau hukum adat menurut
batas-batas yang dibenarkan oleh nash tersebut.
Prinsip Ketiga
Bila seseorang masuk Islam, berarti ia telah menyerah secara
mutlak kepada Allah swt dalam semua persoalan yang mencakup semua aspek
kehidupan, termasuk yang berhubungan dengan jiwa, akal, hati, ruh, perasaan,
emosi, perbuatan, pemikiran, kepercayaan dan peribadatan. Termasuk dalam hal
konstitusi dan undang-undang kehakiman. Di samping itu Islam berarti penolakan
total terhadap seluruh bentuk penyekutuan dengan selain Allah. Allah swt
berfirman:
....Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.... (Qs.al-Baqarah:256)
....Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.... (Qs.al-Baqarah:256)
Prinsip Keempat
Dalam Islam pemikiran eksperimental merupakan salah satu
fenomena proses pembentukan pribadi Muslim atau karakteristik Islam. Oleh
karena itu segala sesuatu yang telah dicapai oleh akal yang sehat dan melalui
proses percobaan adalah sesuatu yang dapat diterima dari sudut pandangan Islam
dan diberi jaminan kepercayaan terhadap kesahannya. Rasulullah pernah bersabda:
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu merupakan hak orang Mu'min. Maka di mana saja ia jumpai, ia lebih berhak terhadapnya.
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu merupakan hak orang Mu'min. Maka di mana saja ia jumpai, ia lebih berhak terhadapnya.
Namun jika pemikiran-pemikiran eksperimental itu sudah tidak
murni lagi, telah diwarnai oleh sistem hidup yang tidak Islami, maka kita berkewajiban
untuk membersihkannya terlebih dahulu, dan mewarnainya dengan nilai-nilai Islam
yang bersih, sebelum kita menggunakannya.
Prinsip Kelima
Islam adalah satu sistem yang sempurna dan lengkap, karena
ia mencakup seluruh sistem politik, sosial, ekonomi dan moral. Oleh karena itu
mengabaikan atau melupakan sebagian dari sistem Islam berarti menghalangi
perjalanan seluruh sistem itu sendiri. Begitu juga menegakkan politik yang
tidak berdasarkan pada pilar-pilar Islam merupakan satu kendala dan sekaligus tantangan
terhadap Islam.
Seluruh sektor kehidupan kaum Muslimin harus selalu
berlandaskan pada nilai-nilai dan syari'at Islam, ekonominya, politiknya,
sosialnya, pendidikannya, militernya dan sektor-sektor lainnya. Tidak
dibenarkan melaksanakan Islam secara parsial (tentunya selama kondisi dan
kemampuan memungkinkannya).
Apakah patut kamu beriman kepada sebagian al-Kitab
(Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi
yang berbuat demikian dari kamu, kecuali kenistaan dalam kehidupan dunia, dan
pada Hari Kiamat mereka akan dikembalikan kepada siksa yang amat berat. Allah
tidak lengah terhadap apa yang kamu perbuat. (Qs.al-Baqarah:85)
Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir. (Qs.al-Maidah:44)
Barangsiapa yang tidak menghukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir. (Qs.al-Maidah:44)
Prinsip Keenam
Seluruh kaum Muslimin dibebani kewajiban menegakkan
kalimatullah agar Islam menjadi satu-satunya Dien yang tegak di bumi ini. Allah
berfirman:
Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah dan kalimatullah itulah yang tinggi. (Qs.at-Taubah:40)
Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah dan kalimatullah itulah yang tinggi. (Qs.at-Taubah:40)
Barangsiapa yang berperang untuk menjadikan kalimatullah
yang tertinggi sekali, maka ia berjuang di jalan Allah. (al-Hadits)
Salah satu tujuan Allah mengutus Rasul-Nya adalah agar Islam
sebagai dienullah menang terhadap dien-dien (sistem hidup) lainnya. Karena itu
semua pengikut Muhammad berkewajiban untuk mewujudkan kemenangan Islam dengan
berjihad di jalan-Nya.
Dia-lah Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan dien yang haq, agar dimenangkan-Nya terhadap semua dien. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (Qs.al-Fath:28)*
Orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (Qs.at-Taubah:20)*
Dia-lah Allah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan dien yang haq, agar dimenangkan-Nya terhadap semua dien. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (Qs.al-Fath:28)*
Orang-orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (Qs.at-Taubah:20)*
Prinsip Ketujuh
Kaum Muslimin dalam satu negara, bahkan di seluruh dunia
harus merupakan satu sekutu, satu blok dan satu jama'ah. Sekutu ini adalah
sekutu iman dan politik. Apa pun bentuknya yang memisahkan dan mengesampingkan
hal ini adalah satu kekufuran dan kesesatan yang amat besar. Sekutu dan blok
tersebut harus mempunyai imam tersendiri.
Kepemimpinan dan persatuan bagi ummat Islam sangat penting
sekali. Para sahabat Rasulullah saw telah mendahulukan pemilihan khalifah
ketimbang mengubur jenazah Rasulullah saw. Dalam satu kesempatan Rasulullah saw
bersabda:
Tidak boleh bagi tiga orang berada di manapun di bumi ini, kecuali memilih salah satu seorang di antara mereka itu sebagai pemimpin. (Musnad Imam Ahmad, jilid II, hal.177)*
Tidak boleh bagi tiga orang berada di manapun di bumi ini, kecuali memilih salah satu seorang di antara mereka itu sebagai pemimpin. (Musnad Imam Ahmad, jilid II, hal.177)*
Mu'min dengan mu'min lainnya itu ibarat satu tubuh, jika
salah satu anggota tubuhnya ada yang sakit, maka anggota tubuh lainnya ikut
merasa sakit. Demikian Rasulullah pernah mengingatkan ummatnya.
Umar bin Khattab pernah berkata, "Tidak ada Islam
tanpa jama'ah, tidak ada jama'ah tanpa imamah, tidak ada imamah tanpa ketaatan,
dan tidak ada ketaatan tanpa bai'at. Barangsiapa yang keluar dari jama'ah maka
ia telah keluar dari Islam."*
Prinsip Kedelapan
Dalam kondisi kekuasaan politik Islam dan kaum Muslimin di
seluruh penjuru dunia sedang mengalami kehancuran dan kelumpuhan seperti
sekarang, maka merupakan kewajiban bagi setiap Muslim untuk cepat-cepat
melantik seorang imam yang akan memimpin perjuangan, atau untuk mempersiapkan
diri menghadapi peperangan, atau melakukan persiapan yang matang untuk memilih
seorang yang akan memimpin mereka. Hal ini merupakan salah satu masalah yang
sangat mendesak untuk segera dilaksanakan.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. (Qs.al-Anfaal:60)
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. (Qs.al-Anfaal:60)
Dalam memperjuangkan kebenaran (al-Islam) diperlukan
kesungguhan, sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas yang memadai,
sarana dan prasarana serta pengorganisasian yang rapi. Sayyidina Ali ra pernah
mengatakan, "Kejahatan yang terorganisir dapat megalahkan kebenaran
yang tidak terorganisir." Agar perjuangan dapat terorganisir maka
diperlukan kepemimpinan, yang manhaj kepemimpinannya berpegang
kepada al-Qur'an dan as-Sunnah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Qs.ash-Shaff:4)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Qs.ash-Shaff:4)
Prinsip Kesembilan
Menyertai dan bergabung dengan jama'ah Islam dan imamnya
adalah suatu kewajiban besar di dalam Islam. Kewajiban ini secara langsung
tidak memberikan peluang untuk mengelakkan diri dari keterlibatannya dengan
jama'ah dan imamnya, kecuali dalam kondisi dimana orang-orang Islam tidak
mempunyai jama'ah dan imamnya. Maka dalam keadaan seperti itu, seorang Muslim
harus memisahkan diri dari perkumpulan sesat dan tetap berpegang kepada yang
haq.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim serta Abu Daud, dari Hudzaifah al-Yamani, diriwayatkan sebagai berikut:
Orang-orang yang bertanya pada Rasulullah saw tentang kebaikan, tetapi saya bertanya tentang kejahatan, sebab saya takut akan terlibat dengannya. Saya bertanya: "Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam masa Jahiliyah dan diliputi oleh suasana kejahatan, lalu Allah mendatangkan pada kita kebaikan ini, maka apakah sesudah kebaikan itu akan ada kejahatan?"
"Ada," jawab Rasulullah.
"Apakah sesudah kejahatan itu akan ada kebaikan?" Saya bertanya lagi.
Rasulullah menjawab, "Yaitu segolongan ummat yang mengikuti sunnah bukan sunnahku, dan mengikuti petunjuk bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu, dan cegahlah."
Saya bertanya lagi, "Kemudian setelah kebaikan tersebut masih adakah kejahatan lagi?"
Rasulullah menjawab, "Masih, yaitu para penda'wah yang menyeru manusia ke pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, niscaya mereka akan dilemparkan ke dalam neraka."
Lalu saya bertanya kepada Rasulullah, "Apa yang harus saya lakukan jika saya menghadapi keadaan yang demikian itu?"
Jawab Rasulullah, "Hendaklah kamu teguh pendirian dengan jama'ah Islamiah dan imamahnya."
"Bagaimana kalau sudah tidak ada lagi jama'ah Islamiah dan imamahnya?" Saya terus bertanya.
Rasulullah menjawab, "Tinggalkan golongan-golongan itu semua, walaupun kamu akan menggigit sebatang pohon kayu, sampai kamu mati dalam keadaan demikian."
Orang-orang yang bertanya pada Rasulullah saw tentang kebaikan, tetapi saya bertanya tentang kejahatan, sebab saya takut akan terlibat dengannya. Saya bertanya: "Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam masa Jahiliyah dan diliputi oleh suasana kejahatan, lalu Allah mendatangkan pada kita kebaikan ini, maka apakah sesudah kebaikan itu akan ada kejahatan?"
"Ada," jawab Rasulullah.
"Apakah sesudah kejahatan itu akan ada kebaikan?" Saya bertanya lagi.
Rasulullah menjawab, "Yaitu segolongan ummat yang mengikuti sunnah bukan sunnahku, dan mengikuti petunjuk bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu, dan cegahlah."
Saya bertanya lagi, "Kemudian setelah kebaikan tersebut masih adakah kejahatan lagi?"
Rasulullah menjawab, "Masih, yaitu para penda'wah yang menyeru manusia ke pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, niscaya mereka akan dilemparkan ke dalam neraka."
Lalu saya bertanya kepada Rasulullah, "Apa yang harus saya lakukan jika saya menghadapi keadaan yang demikian itu?"
Jawab Rasulullah, "Hendaklah kamu teguh pendirian dengan jama'ah Islamiah dan imamahnya."
"Bagaimana kalau sudah tidak ada lagi jama'ah Islamiah dan imamahnya?" Saya terus bertanya.
Rasulullah menjawab, "Tinggalkan golongan-golongan itu semua, walaupun kamu akan menggigit sebatang pohon kayu, sampai kamu mati dalam keadaan demikian."
Persoalannya sekarang, apakah bumi yang kita diami ini telah
kehilangan jama'ah dan imamnya, sedang Rasulullah saw bersabda:
Akan selalu ada di kalangan ummatku, satu golongan yang mendukung kebenaran, golongan yang selalu menentang dan membelakangi mereka tidak akan memberikan kemudharatan apa-apa kepada mereka sehingga Hari Kiamat.
Akan selalu ada di kalangan ummatku, satu golongan yang mendukung kebenaran, golongan yang selalu menentang dan membelakangi mereka tidak akan memberikan kemudharatan apa-apa kepada mereka sehingga Hari Kiamat.
Imam Ali ra mengatakan, "Tidak akan sunyi bumi ini
dari seorang pemimpin yang berdiri untuk Allah dengan hujjah-hujjahnya."
Prinsip Kesepuluh
Ummat Islam, sebenarnya merupakan satu jama'ah atau satu
partai, dan maju mundurnya jama'ah ini tergantung pada pencapaian ilmu,
karakteristik, dan komitmen ummat terhadap Islam. Oleh karena itu segenap kaum
Muslimin harus terikat pada rencana atau program yang telah disusun. Dan
rencana atau program yang disusun secara spontanitas pun harus tunduk kepada
kaidah-kaidah yang ketat, dan tidak boleh membelakangi ke arah tercapainya
tujuan.
Karakteristik ummat Islam dan jama'ahnya adalah sesuai
dengan ayat 36-43 surat asy-Syura. Karakteristik ummat Islam ialah
beriman, bertawakkal, menjauhkan diri dari dosa-dosa kecil maupun besar dan
perbuatan keji, mengontrol diri dari marah, menyambut seruan Allah dalam semua
hal, mendirikan shalat, berinfaq di jalan Allah dan berlaku adil sesama
manusia. Sedangkan ciri-ciri khusus dari jama'ah Islamiah ialah adanya syura
dan selalu menentang kezaliman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar