Tampilkan postingan dengan label @B35-ALDEROSSE. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label @B35-ALDEROSSE. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 November 2023

Menuju Kepemimpinan Unggul: Konsep, Keterampilan, dan Etika dalam Memimpin

 

Kepemimpinan bukan hanya tentang posisi atau jabatan, tetapi lebih kepada keterampilan dan sifat-sifat yang memungkinkan seseorang memimpin dan mempengaruhi orang lain secara efektif. Beberapa konsep kunci dalam kepemimpinan melibatkan visi dan tujuan yang jelas, kepemimpinan situasional yang dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi, empati terhadap anggota tim, kepemimpinan transformasional untuk menginspirasi, dan kepercayaan dan integritas tinggi.

Sinergi Produktif: Membangun Kerjasama Tim untuk Kesuksesan Bersama

Kerjasama tim merupakan kolaborasi antar individu dengan tujuan bersama untuk mencapai kesuksesan. Tim yang efektif terdiri dari anggota yang bekerja secara sinergis, membagi tugas dan tanggung jawab, serta berkomunikasi dengan baik.

Merangkai Kesuksesan: Memahami dan Menerapkan Prinsip-Prinsip Profesionalisme dalam Karir dan Kehidupan Sehari-hari


 Profesionalisme merujuk pada seperangkat norma, nilai, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan kerja atau bidang tertentu. Komponen-komponen utama profesionalisme melibatkan norma, nilai, sikap, dan perilaku yang mencakup kompetensi, etika, dan tanggung jawab yang tinggi.

Meniti Kesuksesan Profesional: Pentingnya Karakter, Pendidikan Karakter, dan Dampaknya pada Reputasi dan Karir


Profesional didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen untuk menjalankan tugas tertentu dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Terdapat empat elemen kunci yang dimiliki seorang profesional, yaitu keahlian, pengetahuan, keterampilan, dan komitmen.

Profesionalisme Terapan: Membangun Kualitas dan Reputasi dalam Karir


Para profesional sukses dan dihormati umumnya memiliki beberapa karakteristik umum, seperti integritas yang tinggi, kejujuran, tanggung jawab, kepemimpinan, kemampuan komunikasi yang baik, kreativitas, kesadaran terhadap pelanggan, manajemen waktu yang efisien, penghargaan terhadap keanekaragaman, pemahaman hukum dan peraturan, kemampuan bekerja dalam tim, adaptabilitas terhadap perubahan, dan penampilan fisik yang profesional.

Memahami Pentingnya Karakter dalam Kehidupan Sehari-hari: Pendidikan, Peran Model, dan Pengaruhnya pada Masyarakat

 


Karakter melibatkan serangkaian sifat, nilai, dan perilaku yang membentuk kepribadian individu atau kelompok. Kondisi kebatinan dan mindset seseorang memainkan peran penting dalam perilaku, pengambilan keputusan, dan adaptasi terhadap situasi.

Kamis, 09 November 2023

Mengajarkan Etika Publik Melalui Pendidikan Anti Korupsi: Menuju Layanan Publik yang Transparan dan Adil

 






Pendidikan anti korupsi merupakan upaya penting dalam mengajarkan etika publik kepada masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencegah dan mengurangi tindakan korupsi. Namun, implementasi program pendidikan anti korupsi masih menghadapi beberapa tantangan.

Salah satu tantangan utama adalah minimnya implementasi program pendidikan anti korupsi oleh pemerintah daerah. Evaluasi program ini perlu dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program tersebut. Metode evaluasi yang dapat digunakan adalah Evaluasi Program CIPP, yang melibatkan penilaian terhadap konteks, input, proses, dan produk dari program pendidikan anti korupsi.

Penelitian menunjukkan bahwa program pendidikan anti korupsi masih minim diimplementasikan oleh pemerintah daerah. KPK juga mengalami kesulitan dalam menjalankan program ini di lingkungan sekolah. Evaluasi program ini perlu dilakukan untuk penyempurnaan dan perbaikan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode Evaluasi Program CIPP. Kurikulum pendidikan antikorupsi harus diintegrasikan ke dalam kurikulum yang sudah ada. Banyak pendapat mengenai pelajaran yang cocok untuk mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi, seperti PPKn, agama, sejarah, dan olahraga. Namun, seharusnya semua guru memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai antikorupsi pada peserta didik. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengintegrasikan etika publik dalam pendidikan anti-korupsi:

1.      Membangun institusi adil: Salah satu tindakan pencegahan yang bisa dilakukan melalui institusi keagamaan. Agama melalui para pemimpinnya dapat memberikan contoh dan mengajarkan nilai-nilai etika publik kepada umatnya.

 

2.      Mengintegrasikan nilai-nilai anti-korupsi dalam pembelajaran: Nilai-nilai dasar anti-korupsi merupakan sikap dasar yang harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap individu agar dapat terhindar dari korupsi. Pendidikan agama Islam di sekolah menengah atas dapat mengintegrasikan nilai-nilai anti-korupsi dalam pembelajarannya.

 

3.      Menanamkan sikap anti-korupsi sejak dini: Pendidikan anti-korupsi berguna untuk menanamkan semangat anti-korupsi pada setiap anak bangsa. Dunia pendidikan, mulai dari jenjang paling bawah hingga perguruan tinggi, menjadi salah satu fokus dalam rangka pemberantasan korupsi.

 

4.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur: Rendahnya pendidikan moral dan etika para pejabat publik dan Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan permasalahan utama dari penyebab korupsi. Upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi belum memberikan hasil yang diharapkan. Tingkat korupsi di Indonesia masih tinggi. Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur.

 

5.      Membentuk moral dan pengingat agar tidak korupsi: Pendidikan anti-korupsi di semua tingkat atau level sangat diperlukan. Sektor kesehatan juga banyak korupsi. Tambahan ilmu pengetahuan agar saat bekerja tidak terjerumus korupsi.

 

6.      Menciptakan generasi penerus yang memiliki paradigma anti-korupsi: Integrasi Kurikulum Anti-korupsi merupakan salah satu perspektif keilmuan yang berangkat dari fenomena permasalahan riil dengan pendekatan budaya sebagai alternatif solusi pembelajaran yang lebih menekankan pada pembangunan karakter anti-korupsi.

 

 

7.      Membangun infrastruktur etika: Infrastruktur etika menjadi suatu kebutuhan manakala penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) sampai saat ini masih belum sesuai harapan. Masalah yang muncul berkaitan lemahnya etika dan integritas birokrasi, seperti ditunjukkan dengan belum optimalnya implementasi peraturan perundangan pencegahan korupsi, belum terwujudnya sistem akuntabilitas yang efektif, serta masih lemahnya pengawasan masyarakat dan komitmen pemimpin.

 

8.      Memantapkan pemahaman 9 nilai anti-korupsi: Kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keadilan, kerjasama, dan keberanian adalah 9 nilai anti-korupsi yang perlu ditanamkan dalam diri setiap individu.

Kesimpulannya, pendidikan anti-korupsi memainkan peran kunci dalam membentuk etika publik, terutama pada generasi muda. Tantangan utama termasuk minimnya implementasi oleh pemerintah daerah, memerlukan evaluasi program menggunakan metode CIPP. Integrasi nilai-nilai anti-korupsi dalam kurikulum dan tanggung jawab bersama guru adalah langkah penting. Membangun institusi adil, menanamkan sikap anti-korupsi sejak dini, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur juga esensial dalam upaya pencegahan korupsi. Infrastruktur etika, pemahaman 9 nilai anti-korupsi, dan menciptakan generasi penerus berparadigma anti-korupsi menjadi aspek penting dalam perjuangan melawan korupsi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fikri Hadin, R. F. (2016). DESAIN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI. JURNAL MORAL KEMASYARAKATAN, 162-172.

Arfa, A. M. (2023). MEMERANGI KORUPSI MELALUI PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI: MEMBENTUK INTEGRITAS, KESADARAN, DAN KEMAMPUAN KRITIS DALAM MASYARAKAT . JENDELA PENGETAHUAN, 128-142.

Hambali, G. (2020). Evaluasi Program Pendidikan Antikorupsi dalam Pembelajaran. INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 31-44.

Hj. Sedarmayanti, N. N. (2012). STRATEGI PENGUATAN ETIKA DAN INTEGRITAS BIROKRASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN KORUPSI GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN. Jurnal Ilmu Administrasi, 337-362.

Nadri Taja, H. A. (2016). MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 39-51.

 

 


Kamis, 19 Oktober 2023

Pengaturan Priotas dalam Manajemen Waktu


Disusun oleh: Alderosse Achmad Syafiie (@B35-ALDEROSSE)

Assalamuaikum wr wb. Shalom, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan. Disini penulis ingin membagikan materi tentang pengaturan priotas dalam manajemen waktu. Pengaturan prioritas dalam manajemen waktu adalah suatu pendekatan untuk mengelola waktu dengan lebih efisien dan efektif. Kemampuan untuk tetap fokus pada prioritas adalah kunci mempertahankan produktivitas yang akan membawa menuju kunci kesuksesan.

Mengapa manajemen waktu sangat penting?

Manajemen waktu sangat penting karena memiliki dampak yang signifikan pada produktivitas dari efisiensi seseorang atau organisasi. Ada beberapa alasan mengapa manajemen waktu sangat penting:

1.     Dengan mengelola waktu dengan baik, seseorang dapat fokus pada tugas-tugas yang penting dan mendesak. Hal ini membantu meningkatkan produktivitas karena waktu digunakan secara efektif untuk menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

2.     Manajemen waktu yang baik membantu mengurangi stres karena seseorang dapat mengatur jadwal dengan baik dan menghindari penumpukan pekerjaan. Dengan mengatur waktu dengan baik, seseorang dapat menghindari situasi terburu-buru dan merasa lebih terorganisir.

3.     Dengan mengelola waktu dengan baik, seseorang memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada detail dan kualitas pekerjaan. Hal ini membantu meningkatkan kualitas kerja karena seseorang dapat memberikan perhatian yang lebih baik pada setiap tugas yang dilakukan.

4.     Manajemen waktu yang baik membantu menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan mengatur waktu dengan baik, seseorang dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan, seperti bersantai atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal ini membantu meningkatkan kepuasan kerja karena seseorang merasa memiliki waktu yang cukup untuk menjalani kehidupan yang seimbang.

Lantas bagaimana kita mengatur skala prioritas dalam manajemen waktu? Ada 4 kuadran prioritas yang bisa kita terapkan, yaitu:

1.     Penting dan mendesak

Kudaran pertama dalam menentukan prioritas adalah, para pembaca perlu mengkategorikan sesuatu yang sifatnya penting dan mendesak. Sesuatu yang sifatanya penting dan mendesak, wajib didahulukan daripada kepentingan yang lainnya. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi suatu hal apakah dalam kategori penting dan mendesak? Jawabannya ada dalam diri masing-masing. Sebagai contoh, tugas-tugas mendesak dan penting yang perlu diselesaikan segera. Misalnya seperti deadline tugas, masalah krisis, dll.

2.     Penting dan tidak mendesak

Kita bisa melihat tugas-tugas yang penting namun tidak terlalu mendesak. Ini adalah tempat untuk perencanaan dan pengembangan jangka panjang. Contoh: Perencanaan karir, belajar, perbaikan proses, dll.

3.     Tidak penting dan mendesak

Situasi dimana sebuah tugas atau aktivitas tidak memiliki pentingnya, tetapi ada tekanan waktu atau urgensi yang mengharuskan tugas tersebut diselesaikan. Contoh kegiatan tidak penting tapi mendesak ialah menanggapi email spam, telepon tak terduga, meeting yang tidak produktif, dll.

4.     Tidak penting dan tidak mendesak

situasi di mana suatu tugas atau aktivitas tidak memiliki urgensi atau dampak yang signifikan dalam jangka pendek maupun panjang. Contoh kegitannya ialah menyusun catatan lama, menghabiskan waktu di sosial media tanpa tujuan, menonton video lucu tanpa batasan, dll.

  

 

DAFTAR PUSTAKA

Syelviani, M. (2020). PENTINGNYA MANAJEMEN WAKTU DALAM MENCAPAI EFEKTIVITAS BAGI MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Manajemen Unisi). Jurnal ANALISIS MANAJEMEN, 66-32

https://makna.in/dev/4-kuadran-skala-prioritas/.

https://greatnusa.com/artikel/pengertian-manajemen-waktu/

 

 

Kamis, 05 Oktober 2023

REVIEW KONTEN YOUTUBE

 Disusun Oleh: Alderosse Achmad Syafiie (@B35-ALDEROSSE)

1.                       Pengembangan Karir

 

Karir didefinisikan sebagai perjalanan yang melibatkan serangkaian pekerjaan, posisi, dan tanggung jawab yang dilakukan seseorang sepanjang hidupnya. Karir juga melibatkan pengembangan karir, yang merupakan upaya sadar untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang relevan dengan tujuan profesional seseorang. Pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai komponen penting dalam pengembangan karir, termasuk gelar pendidikan tinggi, sertifikasi, dan pelatihan keterampilan. Pentingnya pengalaman kerja juga disoroti, karena berbagai pekerjaan dan peran dapat memperluas keterampilan dan pengetahuan seseorang serta memperkuat profesionalisme. Mengembangkan jaringan dan hubungan profesional juga ditekankan sebagai hal yang penting dalam pengembangan karir. Keterampilan komunikasi dan manajemen waktu dianggap sebagai aspek penting dalam pengembangan karir, membantu seseorang berinteraksi dengan atasan, klien, dan mengelola tugas dengan efisien. Fleksibilitas dan adaptasi dalam menghadapi perubahan dalam dunia kerja juga dijelaskan sebagai keterampilan yang penting. Pembicara mengingatkan bahwa pengembangan karir adalah proses yang berkelanjutan yang melibatkan evaluasi berkala terhadap tujuan, kemajuan, dan rencana karir. Dengan pengembangan karir yang tepat, seseorang dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan dalam dunia kerja.

 

 

2.                      Potensi Diri

 

Potensi diri merujuk pada kemampuan, keterampilan, bakat, pengetahuan, minat, dan sumber daya pribadi yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan mereka. Beberapa poin penting yang dibahas dalam video ini adalah:

Kepribadian dan Identitas: Potensi diri terkait erat dengan pemahaman tentang siapa diri, nilai-nilai, dan tujuan hidup kita.

Pengembangan Keterampilan: Potensi diri dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan dan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman praktis.

Bakat dan Minat: Memahami bakat dan minat pribadi adalah kunci dalam menggali potensi diri. Identifikasi dan pengasahan bakat dapat meningkatkan motivasi dan kesuksesan dalam aktivitas yang sesuai dengan minat.

Pengetahuan dan Pembelajaran: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman adalah cara untuk mengoptimalkan potensi diri. Ini dapat dicapai melalui pendidikan formal, membaca, belajar dari pengalaman, atau mengikuti pelatihan.

Pengelolaan Waktu dan Rencana: Pengelolaan waktu yang baik dan rencana yang jelas untuk mencapai tujuan sangat penting dalam mengembangkan potensi diri. Rencana yang baik membantu mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.

Tujuan dan Motivasi: Memiliki tujuan yang jelas dan merasa termotivasi untuk mencapainya adalah kunci dalam mengoptimalkan potensi diri. Motivasi dan tekad membantu untuk mencapai potensi yang maksimal.

Mengatasi Hambatan: Dalam perjalanan mencapai potensi diri, akan ada hambatan, tantangan, dan rintangan. Kemampuan untuk menghadapi tantangan dan belajar dari kegagalan adalah penting dalam mencapai potensi diri yang optimal.

Pengembangan Hubungan: Hubungan sosial yang sehat dan dukungan dari orang lain dapat membantu individu mencapai potensi diri. Hubungan yang positif dapat memberikan dukungan emosional dan inspirasi.

Keseimbangan Hidup: Pencarian keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan waktu pribadi juga bagian penting dari pengembangan potensi diri. Keseimbangan ini membantu untuk tetap sehat dan berfungsi dengan baik dalam berbagai aspek kehidupan.


3.                      Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan kualitas pribadi seseorang. Konsep ini mencakup beberapa poin penting yang menjelaskan pentingnya pengembangan diri:

1.                      Pendidikan dan Pembelajaran

2.                      Keterampilan dan Kompetensi

3.                      Kesadaran Diri

4.                      Pengelolaan Waktu dan Tujuan

5.                      Kesehatan Fisik dan Mental

6.                      Hubungan Sosial

7.                      Pemberdayaan Diri

8.                      Kreativitas dan Ekspresi Pribadi

9.                      Pertumbuhan Emosional

10.                   Pengalaman Hidup

 

Pesan utama dari video ini adalah bahwa pengembangan diri ialah proses seumur hidup yang melibatkan usaha berkelanjutan, refleksi diri, dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang. Dengan fokus pada pengembangan diri, seseorang dapat mencapai potensi maksimal dan mencapai kebahagiaan serta kesuksesan dalam hidupnya

4.                      Berpikir Positif

Konsep berpikir positif sebagai sikap mental yang melibatkan keyakinan pada kemungkinan sukses, fokus pada solusi daripada masalah, dan keyakinan bahwa setiap pengalaman, baik sukses maupun kegagalan, adalah peluang untuk belajar dan berkembang. Beberapa aspek penting dalam konsep berpikir positif meliputi:

1.                      Optimisme

2.                      Sikap Terbuka

3.                      Rasa Syukur

4.                      Fokus pada Solusi

5.                      Kebijaksanaan Emosional

6.                      Pemberdayaan

7.                      Pertumbuhan dan Pembelajaran

8.                      Dukungan Sosial

9.                      Penerimaan Terhadap Kenyataan

10.                   Dampak Positif pada Kesehatan

Pesan utama dari pembicara adalah bahwa berpikir positif bukanlah tentang mengabaikan masalah atau kenyataan yang sulit, tetapi tentang menghadapinya dengan cara yang lebih konstruktif dan optimis. Ini melibatkan pengembangan keterampilan mental sepanjang hidup untuk mengatasi tantangan dengan lebih baik dan mencapai kebahagiaan yang lebih besar.

5.                      Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi efektif adalah keterampilan yang berharga dalam kehidupan pribadi dan profesional. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, setiap individu dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik, menghindari kesalahpahaman, dan mencapai tujuan komunikasi dengan lebih baik.

 

 

Kamis, 28 September 2023

Rasa Syukur Dalam Konsep Berpikir Positif

 


Oleh: Alderosse Achmad Syafiie (@B35-ALDEROSSE)

Menurut Susetyo (1998), berpikir positif adalah kemampuan  seseorang untuk fokus pada aspek positif diri sendiri, orang lain, dan keadaan saat ini. Berpikir positif tidak  datang dengan sendirinya tetapi merupakan suatu keterampilan yang harus diperoleh. Berpikir positif dibagi beberapa aspek, salah satu aspek ialah rasa syukur. Rasa syukur merupakan respon positif yang diungkapkan ketika sesuatu diterima dari orang lain atau suatu pengalaman  terjadi. Seligman (2005) berpendapat bahwa rasa syukur  merupakan salah satu  kajian psikologi positif  yang berarti mengucapkan terima kasih atas pemberian yang diberikan. Wood & Geraghty (2010) mendefinisikan rasa syukur sebagai kecenderungan disposisional, yang dianggap sebagai ciri kepribadian. Rasa syukur digambarkan sebagai bagian dari orientasi hidup yang lebih luas untuk memperhatikan dan mengapresiasi hal-hal positif di dunia (Wood dan Geraghty, 2010). Gratitude bisa dilihat sebagai konsep yang berharga dan bermakna bagi setiap agama hindu, islam, budha, kristen, dan yahudi (emmon, 2003).

Menurut McCullough (2002) Gratitude memiliki empat aspek, antara lain Intensity, Frequency, Span, dan Density. Intensity menunjukan individu yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens, Frequency ialah seseorang yang memiliki kecenderungan bersyukur setiap harinya dan Gratitude bisa menimbulkan dan mendukung tindakan walaupun kebaikan kecil, Span mencakup rasa Gratitude dari peristiwa kehidupan seperti tentang pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan. Sedangkan Density mencakup individu dengan perasaan bersyukur dapat menuliskan nama-nama orang yang telah membuat Gratitude, termasuk teman, sahabat, orang tua, maupun pasangan. Orang yang mengalami rasa syukur akan cenderung mengenali dan merespons pengalaman atau anugerah positif  yang diterimanya. Berdasarkan  ini, Syukur dianggap sebagai emosi moral yang mencakup perasaan empati, bersalah, dan malu jika individu sebagai penerima kebaikan tidak membalas sesuai kewajibannya.

Menurut Prabowo (2017) Gratitude dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu gratitude state yang berpusat pada keadaan dan gratitude trait dengan berdasarkan sifat. Gratitude state merupakan keadaan dimana individu memiliki perasaan subjektif berupa kekaguman, rasa terima kasih, dan menghargai segala sesuatu yang telah ia terima. Contohnya, seseorang yang mensyukuri kesehatan dan keberadaan orang  disekitarnya, terutama keluarga. Gratitude trait kecenderungan individu untuk merasa bersyukur dalam hidupnya, sehingga  akan lebih sering bersyukur pada situasi tertentu. Misalnya, seorang individu memiliki pandangan atas peritiwa Covid-19, sehingga membentuk dirinya agar mampu menerima keadaan dan berfokus kegiatan yang bermanfaat.

Memelihara Kebersyukuran (Gratitude)

Robert Emmons dan Michael McCullough (2003) mengeksplorasi sejumlah cara untuk meningkatkan dan mempertahankan sikap bersyukur, antara lain dengan membuat jurnal mingguan pribadi tentang perasaan bersyukur (gratitude journal) dengan membuat catatan tentang rasa syukur.Bandingkan peristiwa dalam kondisi netral.atau negatif (stres hidup).

Menulis jurnal rasa syukur sebenarnya tidak terlalu sulit dan setiap orang mungkin mempunyai cara yang berbeda-beda. Intinya, kita menuliskan hal-hal yang kita syukuri, apapun bentuknya, bagaimana pun kita melakukannya, apapun frekuensinya. Ungkapan syukur dalam bahasa Perancis adalah je sui reconnissant, yang mencakup tiga konsep, i recognition (saya kenali secara intelektual), i recognition (saya kenali secara mental) dan i appremination (saya hargai secara emosional). Oleh karena itu, esensi terpenting dari jurnal rasa syukur adalah menggabungkan ketiga elemen tersebut (Emmons, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengontrol gratitude melalui jurnal gratitude;

1. Lebih optimistis,

2. Lebih Energik,

3. Lebih bisa menjaga hubungan dengan orang lain,

4. Tidur lebih nyenyak.

Kesimpulan

Memiliki Gratitude (rasa syukur) sangatlah penting, dengan memiliki rasa syukur kita bisa merasakan perasaan bahagia dan apa adanya. Memelihara rasa syukur dengan membuat gratitude jurnal mempunyai dampak yang efektif dalam meningkatkan kualitas hubungan sosial seseorang dan menghasilkan perbaikan berkelanjutan dalam kesejahteraan subjektif.


 

Daftar Pustaka

 

Adinda, R. (2022). Positive Thinking [Berpikir Positif] : Pengertian, Manfaat & Cara Berpikir. Retrieved from gramedia.com: https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-positif/

Akmal, M. (2018). KONSEP SYUKUR (GRATEFULNES). Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 1-20.

Soerjoatmodjo, G. W. (2020, Oktober 30). Memelihara Kewarasan dengan Gratitude Journaling. Retrieved from buletin.k-pin.org: https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/730-memelihara-kewarasan-dengan-gratitude-journaling

Thresia Putrianna Lumban Gaol, I. D. (2022). HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNESA DI MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Penelitian Psikologi, 180-194.