Minggu, 13 Desember 2015

Kiat Pengambilan Resiko

1. Konsep

Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, namun itupun tetap mengandung ketidakpastian yang akan mengakibatkan adanya risiko bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Apalagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan risikonya adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara serius.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya
pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya
berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan
dapat dihilangkan. Para wirausaha menyukai tindakan pengambilan risiko
nyata karena mereka ingin berhasil. Maksudnya mereka ingin mendapatkan
kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi nyata dengan
menerapkan keterampilan mereka.
Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena tidak ada tantangan, akan
tetapi mereka juga tidak menyukai situasi dengan risiko tinggi karena para
wirausaha cenderung selalu ingin berhasil. Ringkasnya, para wirausaha
menyukai tantangan , namun dapat dicapai.
2. Pengertian Risiko
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat diramalkan
dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun
kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil dengan memakai
kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria ketidakpastian (decision
under uncertainty). Untuk menghitung risiko pada umumnya dipakai nilai yang
diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).

Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk mengukur
besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk memperoleh
alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. Analisis ini sangat
penting untuk menentukan modal yang dianggarkan dalam kegiatan usaha.
Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha,
yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, risiko kredit serta risiko di luar
kemampuan manusia. Semua risiko dapat dicegah atau diperkecil, kecuali
risiko alam yang probabilitasnya sangat kecil dan dapat diabaikan.
Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena
mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan
bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan.
Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkaitan dengan
kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan
dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari
keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha (misalnya
pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi Wirausaha
adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha berprinsip
biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran khusus ditulis
huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah ini:
“Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura terbalik), tetapi
berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan dengan kurakura
yang berjalan merayap)”.

Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko :
• Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H)
• Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan
peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim)
• Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
• Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi)
• Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang
diharapkan(Herman Darmawi)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah
sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu
yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Sedangkan
karakteristik risiko itu sendiri adalah:
• Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
• Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan
kerugian

3. Risiko Wirausaha

Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko bisnis yang
besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya,
dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Ratarata
kegagalan diantara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan
penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil mengalami kegagalan selama
dua tahun pertama masa operasinya.
Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga menghadapi
risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian besar atau semua
kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko karir dengan
meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan yang mengandung
risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian.
Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk
memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu
untuk memperhatikan keluarga dan teman.
Ciri seorang wirausaha harus
berani mengambil dan menanggung
risiko dalam
ketidakpastian, karenanya ia
akan memilih dan mengembangkan
banyak usaha.
Dari sekian usaha yang dijalan
kannya pasti ada yang berhasil
(bertelur emas)
Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu
a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam suatu
pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa
melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak menganalisis
kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang saya inginkan ? Apa
tujuan saya ?
b. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat menyelaraskan daftar
gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke luar dari
bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal yang
sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas utama
sebelum memulai bisnis ini.
c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana
bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan,
merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana bisnis ini
harus secara tertulis.
Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan sebelum memulai
operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan perencanaan,
rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak mencukupi, dan
kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang brilian, pengambilan
risiko dan kejelasan masa depan.

4. Macam-Macam Risiko

a. Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
1) Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan
terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian,
penggelapan, dan sebagainya.
2) Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal:
utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
3) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir,
angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber
pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui
penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
4) Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko
penerbangan luar angkasa.
Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
1) Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko pada
perusahaan asuransi.
2) Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
b. Menurut sumber/penyebab timbulnya :
1) Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,
seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan
kerja.
2) Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti
pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena
risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko,
sebagai berikut:
a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha dan
upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu
a. Risiko Teknis
Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha dalam
mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:
• Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
• Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja
terlalu banyak),
• Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,
• Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,
• Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta harga
jual tak berubah,
• Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas
kerja menurun,
• Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan,
serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upayaupaya sebagai
berikut:
1. Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:
• Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang
berkaitandengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan
memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan
teknologi tepat guna atau teknologi modern.
• Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitukemampuan
meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, mencakup
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal.
Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah, dan
disenangi pembeli.
• Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk
mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi
oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pimpinan
dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional skill).
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi
strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia,
strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan
pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap memperoleh
keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan
tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah kepAndaian
menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar lingkup
organisasi.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi
setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran
tetap.
b. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku
di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh terus
menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue) yang
diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi
bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung
tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut :
1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain
baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Daur hidup produksi
(product life cycle) untuk barang industri adalah seperti di bawah ini.
Gambar : Daur Hidup Produksi
Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus
meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan jumlah
yang dijual meningkat menjadi (OP2) dengan penjualan sebesar (OR2).
Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya sehingga
penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada upaya perbaikan
dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang tepat ialah pada titik
P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi sehingga penjualan naik lagi.
Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo,
asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian
mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke
arah argo industri.
2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh
informasi pasar secara berkesinambungan.
Cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk
perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat rumah
tangga, dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain ukuran
berat dalam setiap komoditi yang dihasilkan yang diinginkan
konsumen (ikan, udang, kubis, ternak, dan sebagainya).
c. Risiko Kredit
Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar
pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi produsen
menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor
meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul
kredit macet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai
berikut:
• Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah
diketahui.
• Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
• Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital)
sehingga merupakan net personal assets.
• Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan
trend naik mendatar atau menurun.
2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi
kredibilitas debitor.
3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan
memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca,
laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.
d. Risiko alam
Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi,
banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan terjadi
sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut
menghadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani
menanggung risiko tersebut.

5. Situasi Berisiko

Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita dihadapkan pada
dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil yang akan
diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi risiko juga
mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi kegagalan dan
potensi sukses.
Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam berbagai
situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian.
Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang
mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya
tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk
mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan
dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan
kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal.
Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada juga yang
tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang dibuatnya walaupun
ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan yang dibuatnya. Ada pula
yang sangat berani dalam mengambil keputusan tanpa melakukan
pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat mengambil keputusan yang
dianggapnya peluang emas. Pengusaha seperti ini adalah pengusaha yang
dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang ditawarkan, dan sangat
tertarik oleh harapan muluk tentang hasil yang tinggi dengan sedikit usaha.
Seorang Wirausaha sejati adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko
akan tetapi juga tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang
diambil selalu berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu.
Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah kesediaan
dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri Wirausaha saling
berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko, ciri-ciri tersebut yaitu :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, semakin besar
pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk mempengaruhi hasil
dari keputusan-keputusan yang akan diambil serta semakin besar
kesediaan untuk mengambil risiko.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan membatasi
kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan suatu
putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan.
Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha diminta
membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. Sebagai pengambil
risiko Anda harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian,
sambil mempertimbangkan kemungkinan sukses dan ruginya. Apakah akan
memilih alternatif yang mengambil risiko atau alternatif konservatif tergantung
kepada :
a. daya tarik dari setiap alternatif,
b. sejauhmana Anda bersedia rugi,
c. kemungkinan relatif sukses dan gagal,
d. seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan sukses dan
mengurangi kemungkinan gagal.
Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal ini
cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan tersebut
antara lain :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri sendiri.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda sendiri
juga penting.

6. Pengambilan Risiko

Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah
diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha
menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi
situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai
tantangan yang dapat dicapai.
• Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka
ingin berhasil.
• Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-tugas yang
sukar, namun realistic.
• Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai.
• Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak dan
ruwetlah persoalan Anda.
Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka ingin
berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas
yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai tantangan yang sukar
namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena
mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan.
Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya. Pengambilan risiko
merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. Apabila kita telah
mengambil suatu keputusan dari salah satu alternatif yang ada, maka ini
berarti kita telah memutuskan untuk menyisihkan alternatif-alternatif lainnya
untuk tidak digunakan dalam pelaksanaan. Dalam pengambilan keputusan
dari alternatif terpilih didasarkan atas pertimbangan agar dalam
pelaksanaannya nanti diharapkan ini erat hubungannya dengan keinginan
yang harus diderita atau risiko.

7. Pengambilan Risiko Pribadi

Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan potensi
sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan
datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang dan pengambilan
risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang terpenting adalah risiko
yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha untuk belajar mengenai
sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan perusahaan Anda.
Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang
kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh. Merupakan suatu
hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan tujuan pribadi dan
tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya.
Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam pertumbuhan
pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Memikul
tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan mengurangi
ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah orang yang
bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan kemampuan
untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan timbul ketika
seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas keputusan dan
tindakannya.
Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko yang tidak perlu
dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika
keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar daripada risiko
yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan intuisi dalam
menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena intuisi akan dapat
turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa saja yang
mungkin diperoleh.
Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang terkait
dengan orang-orang terdekat
• Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam menilai
tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan ikut
menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang mungkin
akan diperoleh.
• Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup Anda,
termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses akan dapat
diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu mengambil
risiko yang perlu dengan penuh perhitungan.

8. Tipologi Pengambilan Risiko

Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan pekerja-pekerja yang
terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang mempunyai sedikit
risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus mempunyai
sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini karena perilaku
mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan perusahaan.
Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak kemungkinan
untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat menengah harus
mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat
perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan fungsi-fungsi.
Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil risiko.
Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas dalam struktur
prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk me-rumuskan dan
menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan mewujudkan ideide
mereka menjadi kenyataan.
Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan tumbuh
berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para Wirausaha sendiri.
Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya dengan praktis karena
berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ide-ide mereka hingga berani
menerima risiko demi terlaksananya ide itu.
Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya dan
akan membatasi kegiatan. Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif
biasanya adalah pengambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia
menerima perubahan, mencoba berbagai alternatif dan mengembangkan
inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis baru. Para
Wirausaha yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam bisnis, mereka
mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan
sumber daya lain untuk mewujudkan idenya.

9. Mengevaluasi Risiko Anda

Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum memutuskan untuk
mengambil risiko, yaitu:

a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut ?

Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang keluar
pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai usaha harus
melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.

b. Bagaimana risiko dapat dikurangi ?

Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana
yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang
masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam renang.
Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan mudah dicapai.

c. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ?

Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang dituntut
memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya mungkin bila
“the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produtivitas kerja
setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik formal, informal maupun
nonformal.

d. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ?

Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang berpikir positif
(optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan yang ingin
menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang di laut
terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus diperhitungkan.
Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki gelanggang
judi.

e. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ?

Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki
berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya mengambil strategi
yang tepat. Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu
harus kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer),
ibarat kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer.
Semua dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan
keterbatasan sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan, waktu,
keterampilan, kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa
Wirausaha hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan.
Mereka berani berumah di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat
gelombang besar akan menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan
besar tidak ada di darat.
Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk
mengambil risiko. Ada beberapa pertanyaan sebelum mengambil
keputusan yang mengandung risiko, yaitu:
• Apakah risiko tersebut sepadan dengan hasilnya ?
• Bagaimana risiko dapat dikurangi ?
• Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
• Orang-oarng dan sumber-sumber daya manakah yang dapat
membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
• Mengapa risiko ini penting ?
• Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini ?
• Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan
ini ?
• Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko itu ?
• Persiapan-persiapan apa yang perlu Anda buat sebelum mengambil
risiko itu ?
• Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan
Anda telah tercapai ?
• Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan tersebut ?

Dalam bisnis, seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin mengelakkan
risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan lebih yakin pada diri sendiri
dan pandangan Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih positif,
karena Anda percaya pada kemampuan-kemampuan Anda, dan Anda
menerima risiko yang terbaik dalam mencapai tujuan akhir.
Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam mengevaluasi setiap
risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga memungkinkan untuk
menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya melalui data
kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan
ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna angka-angka
tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, latar belakang,
dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan risiko.
Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko. Mengambil risiko
sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan berakibat
kegagalan.


DAFTAR PUSTAKA

Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi,Kewirausahaan, dan
Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta.
Danuhadimedjo, R Djatmiko, 1998. Kewiraswastaan Dan Pembangunan,
Alfabet, Bandung.
Davis, Ralph C. 1988. Fundamental Of Top Management, Kogakusha
Compay Limited, Tokyo.
Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan Praktek.
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis (Konsep
Membangun Masyarakat Entrepreneur Indonesia), PT Elex Media
Komputindo Gramedia Jakarta.
Hasibuan, H. Malayu. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian, Dan Masalah)
Bumi Aksara, Jakarta.
Purnomo, 2001. Kewirausahaan (materi Pokok), Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, Jakarta.
Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup Ide Profesional) ,
Bina Aksara, Malang.
Sumahamijaya, Suparman, 1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta,
Gunung Jati, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar