Untuk mengukur efektivitas pendidikan anti-korupsi, ada beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan:
1. Survei dan Penilaian: Melibatkan pertanyaan terstruktur atau kuesioner untuk mengukur perubahan sikap, pengetahuan, dan perilaku terkait korupsi sebelum dan sesudah pelatihan.
2. Analisis Dampak: Mengidentifikasi dampak nyata dari pendidikan anti-korupsi terhadap masyarakat, institusi, atau lingkungan terkait.
3. Pengukuran Partisipasi: Melacak tingkat partisipasi dalam kegiatan anti-korupsi dan sejauh mana partisipasi ini telah meningkat.
Indikator keberhasilan pendidikan anti-korupsi meliputi:
1. Perubahan Sikap: Perubahan dalam pandangan terhadap korupsi, seperti penolakan terhadap tindakan korupsi.
2. Pengetahuan Baru: Peningkatan pemahaman tentang akar masalah korupsi, konsekuensinya, dan cara mencegahnya.
3. Perubahan Perilaku: Implementasi praktik-praktik anti-korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengurangan Insiden Korupsi: Pengurangan jumlah kasus korupsi dalam suatu lingkungan atau lembaga setelah pendidikan anti-korupsi dilakukan.
Kombinasi metode evaluasi dan indikator ini dapat membantu dalam mengukur dan mengevaluasi efektivitas pendidikan anti-korupsi dengan cara yang holistik
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, E. (2013). Pendidikan Anti korupsi Pendidikan harus ditingkatkan.(Edisi Revisi). Penerbit Ombak.Yogyakarta
Hafiez, F. A. (2020). KPK: Baru 127 Pemda berhasil mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar