Kamis, 14 Desember 2023

Membangun Pendidikan Anti Korupsi Melalui Pembelajaran Kolaboratif: Memanfaatkan Pengalaman Bersama untuk Meningkatkan Kesadaran

 








Pembahasan


ini merupakan sebuah proses pembelajaran, proses melakukan perubahan yang memanfaatkan pengalaman sebagai media pembelajaran atau belajar. Experiential learning fokus pada proses belajar yang dilakukan tiap-tiap individu. Experiential learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan menempuh proses refleksi, dan juga menempuh suatu proses pembuatan makna dari pengalaman nyata.

1. Tahap Pengalaman Nyata (Concrete Experience)


Tahap ini merupakan tahap belajar melalui berbagai pengalaman yang konkrit, juga peka terhadap situasi. Pada tahap ini, peserta didik belum mempunyai kesadaran mengenai hakikat dari suatu pengalaman atau peristiwa. Peserta didik hanya akan merasakan pengalaman tersebut, belum memahaminya, serta belum bisa menjelaskan tentang alasan mengapa dan bagaimana peristiwa itu dapat terjadi.


2. Tahap Observasi Refleksi (Reflective Observation)


Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan observasi sebelum membuat suatu keputusan, mengamati lingkungan dari berbagai perspektif yang berbeda, dan melihat berbagai hal untuk mendapatkan suatu makna. Pada tahap ini, peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukan observasi secara aktif terhadap kejadian yang mereka alami. Mulai dengan mencari jawaban dengan merefleksikan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pertanyaan mengapa dan bagaimana peristiwa itu dapat terjadi.


3. Tahap Konseptualisasi (Abstract Conceptualization)


Tahap konseptualisasi merupakan tahap melakukan analisa logis dari sejumlah gagasan, dan melakukan tindakan yang sesuai dengan pemahaman atas sebuah situasi. Pada tahap ini, peserta didik akan diberi kebebasan untuk melakukan observasi yang dilanjutkan dengan merumuskan atau konseptualisasi hasil pengamatan.


4. Tahap Implementasi atau Eksperimen (Active Experimentation)


Tahap ini akan menguji kemampuan peserta didik untuk melakukan berbagai hal dengan orang lain, dan melakukan tindakan yang berdasar pada sebuah peristiwa, termasuk mengambil risiko. Implikasi tersebut yang diambil dari sejumlah konsep kemudian dijadikan sebagai sebuah pegangan dalam menghadapi berbagai pengalaman baru. Pada tahap ini, peserta didik sudah mampu untuk mengaplikasikan konsep, teori, atau aturan yang dipelajarinya ke dalam dunia nyata. Dengan kata lain, peserta didik mampu mempraktekkan pengalaman yang ia dapatkan.


Berdasarkan keempat tahap experiential learning, agar proses belajar menjadi efektif, peserta didik dituntut untuk memiliki 4 kemampuan, yaitu:


Dalam tahap concrete experience, peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk merasakan, yakni peserta didik mampu melibatkan diri secara penuh dalam pengalaman.

Dalam tahap reflection observation, peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk mengamati, karena pada tahap ini peserta didik akan melakukan observasi dan merefleksikan pengalaman dari berbagai segi.

Dalam tahap abstract conceptualization, peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk berpikir, karena peserta didik akan menciptakan sejumlah konsep yang mengintegrasi hasil observasinya menjadi sebuah teori.

Dalam tahap active experimentation, peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk melakukan, yakni peserta didik mampu menggunakan konsep atau teori untuk memecahkan berbagai masalah dan mengambil sebuah keputusan.



DAFTAR PUSTAKA


Devina. 2021. Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman. https://www.gramedia.com/best-seller/experiential-learning/

Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman

 

Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar