Kamis, 28 September 2023

PERTUMBUHAN EMOSIONAL DALAM DIRI

 

Artikel ini membahas mengenai pentingnya memahami dan mengelola emosi kita sendiri.


Emosi adalah bagian alami dari diri kita yang mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia sekitar. Dalam artikel ini, bakal menemukan penjelasan mengenai berbagai jenis emosi, seperti kegembiraan, kesedihan, marah, dan cemas. Bakal dapet tips dan strategi untuk mengelola emosi tersebut dengan baik.


Artikel ini bisa membantu untuk lebih memahami dan mengelola emosi dalam kehidupan sehari-hari, dan semoga bisa menemukan keseimbangan emosi yang lebih baik.


Artikel ini membahas tentang pentingnya mengenali dan menerima emosi kita, serta memberikan tips praktis untuk menghadapi perasaan yang muncul. Dalam artikel ini, bakal menemukan penjelasan tentang berbagai macam emosi, seperti senang, sedih, takut, marah, dan cemas. bakal dapet tips tentang bagaimana mengenali dan mengelola emosi tersebut dengan lebih baik.


Menurut kalian apa sih perbedaan rasa malu dan rasa bersalah? 




Beberapa peneliti membedakan rasa bersalah dan rasa malu berdasarkan evaluasi terhadap diri (diri yang buruk/cacat adalah diri yang dipermalukan) atau perilaku (bersalah adalah tindakan dan bukan penilaian pada diri), tetapi perbedaan utama rasa malu dan rasa bersalah terletak pada keterlibatan dorongan, emosi, kompetensi, keyakinan dan fokus atensi. Namun demikian, kedua emosi ini sering terjadi secara bersamaan. Misal, berbuat kejahatan pada orang lain mungkin mengaktifkan rasa bersalah dan rasa malu.


Semua itu tidak akan terjadi bila kita menemukan rasa percaya diri terhadap diri kita.


Kepercayaan diri adalah suatu sikap positif memandang kemampuan diri, tenang, merasa mampu menyesuaikan diri dan mengaktualisasikan diri. Ketika saya membaca artikel (Kurniasih et al., 2021) beliau memberi tau cara meningkatkan rasa percaya diri khususnya kepada anak usia dini. Beberapa strategi dalam meningkatkan kepercayaan diri anak salah satunya adalah dengan jurnal pagi, Menurut Crosby (Dhieni et al., 2017)jurnal pagi (menjurnal) adalah sarana bagi anak


untuk menulis dan berbicara tanpa paksaan mengenai kegiatan yang telah mereka lalui. Menjurnal dapat menjadi sebuah kegiatan bagi anak untuk memulai aktivitas dipagi hari dengan cara menulis, menggambar bahkan menceritakan dan berbagi mengenai cerita yang mereka alami. Menurut (Dhieni et al., 2017)Kegiatan jurnal pagi merupakan kegiatan pembuka sebelum anak masuk ke kegiatan pokok pembelajaran. Jurnal pagi(Afandi & Nurhasanah, 2019)adalah proses pengkondisian anak untuk memasuki rangkaian kegiatan- kegiatan. menjurnal merupakan proses pembangunan kemampuan kebahasaan yang bersifat expressive.Anak mencoba untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran mereka secara langsung melalui tulisan dan lisan menjadi lebih bermakna dan terarah yang mereka sampaikan kepada orang lain. Menurut Cress (Wijaya,2018) manfaat jurnal pagi mempersiapkan diri anak dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan membentuk suasana berkegiatan yang menyenangkan, nyaman, dan bermaknasehingga akan menuntun gelombang otak untuk aktif dalam kegiatan selanjutnya, sehingga akan membantu anak dalam menyerap pembelajaran (Kurniasih et al., 2021).


Mengenal Emosi Bahagia 


Selanjutnya kita masuk ke dalam emosi Bahagia, Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan senang, ceria, gembira, kepuasan, dan sejahtera. Kita bisa melihat orang yang sedang Bahagia dengan Bahasa tubuh, kebanyakan disaat Bahagia ekspresi wajah yang tersenyum dengan sikap santai nada suara yang ceria dan menyenangkan. Kebahagiaan adalah perasaan yang menyenangkan dan memuat emosi positif.


Orang tua merupakan inspirasi terpenting untuk membentuk generasi yang baik. Setiap anak lahir dengan fitrah tiada satu pun anak ketika lahir,berniat menghancurkan masadepannya (Susanti et al., 2018). Sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa cara- cara kekerasan dan hukuman fisik justru bisa berdampak buruk bagi perkembangan mental anak. Anak bukannya menjadi “mengerti”, malah justru bisa terganggu mentalnya. Pemahaman orang tua mengenai disiplin yang kurang baik dapat menjadi penyebab terjadinya kasus-kasus kekerasan. Mereka cenderung menyamakan disiplin dengan pemberian hukuman berupa kekerasan. Pemahaman yang biasa atau tidak tepat mengenai konsep disiplin tersebut memiliki efek yang besar terhadap perkembangan anak. Jika anak tumbuh dan berkembang di keluarga yang menerapkan konsep disiplin yang salah maka akan salah pula cara pendisiplinannya (Susanti et al., 2018). Maka dari itu stop menggunakan kekerasan agar anak itu merasa Bahagia.


Referesni - https://piaud.fitk.uin-malang.ac.id/mengenal-lebih-dekat-tentang-emosi-bahagia-dan-emosi-malu


NIM ; 41518010063 AHMAD TAUFIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar