Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, artinya berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Devito (2009), komunikasi adalah tingkah laku satu orang atau lebih yang terkait dengan proses mengirim dan menerima pesan. Sedangkan menurut Supratiknya (1995), komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain.
Menurut Jalaluddin, dalam karyanya berjudul "Psikologi Komunikasi" tahun 2008, mengungkapkan bahwa komunikasi yang berhasil dapat dikenali dengan beberapa ciri, yaitu adanya pemahaman yang baik, mampu menghasilkan kegembiraan, memiliki dampak pada sikap seseorang, memperbaiki hubungan sosial, dan pada akhirnya mendorong terjadinya tindakan.
Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui verbal baik secara langsung ataupun tidak. Namun pembahasan kali ini akan lebih menjurus ke arah komunikasi nonverbal, dimana Komunikasi nonverbal adalah cara orang berkomunikasi, disengaja atau tidak, tanpa kata-kata, termasuk melalui ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, posisi tubuh, gerakan, sentuhan, dan tatapan. Ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, posisi dan gerakan tubuh, penggunaan sentuhan, dan tatapan mata adalah saluran komunikasi nonverbal yang paling sering digunakan dan paling terbuka (Knapp, Hall, & Horgan, 2014). Komunikasi nonverbal berguna untuk mengekspresikan emosi, sikap, dan kepribadian individu (dan memahami karakteristik yang sama pada orang lain).
Ekspresi Wajah
Darwin berpendapat bahwa ekspresi wajah merupakan jejak reaksi fisiologis yang pernah memiliki fungsi penting. Sebagai contoh, jika individu mengonsumsi makanan yang tidak enak, mereka akan mengerutkan hidung sebagai tanda ketidakpuasan dan mengeluarkan makanan tersebut dari mulut mereka. Hal tersebut juga dapat dilihat di salah satu film ya itu Inside Out. Pada film tersebut dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki 5 emosi. Terdapat emosi bahagia, sedih, marah, jijik dan takut. Kelima emosi tersebut menciptakan ekspresi yang berbeda. Sehingga, komunikasi nonverbal sangat dapat berguna untuk mengetahui emosi apa yang sedang dihadapi oleh individu tersebut.
Namun, menguraikan ekspresi wajah secara akurat lebih rumit daripada yang kami sebutkan karena berbagai alasan. Pertama, effect blend. Kedua, ekspresi wajah yang sama. Ketiga, budaya.
Budaya dan Saluran Komunikasi Nonverbal
Isyarat nonverbal sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Salah satu contoh yang mencolok adalah kontak mata dan tatapan mata, yang merupakan isyarat nonverbal yang sangat kuat. Di budaya Amerika, seringkali orang akan menjadi curiga jika seseorang tidak mempertahankan kontak mata saat berbicara. Namun, di berbagai belahan dunia lain, tatapan mata langsung dapat dianggap sebagai perilaku yang invasif atau kurang sopan.
Bahasa tubuh dalam komunikasi adalah salah satu bentuk komunikasi non-verbal yang penting. Bahasa tubuh mencakup segala gerakan, ekspresi wajah, postur tubuh, gerakan tangan, dan ekspresi fisik lainnya yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Gestur tangan dan lengan juga merupakan alat komunikasi yang menarik. Misalnya seperti orang Amerika, mereka terampil dalam menginterpretasikan gerakan-gerakan khusus, seperti tanda OK. Di mana seseorang membentuk lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk, sambil melengkungkan jari-jari lain di atas lingkaran tersebut.
Ringkasnya, komunikasi nonverbal seseorang dapat memberi tahu kita banyak hal tentang sikap, emosi, dan niatnya.
Daftar Pustaka
Triningtyas, D. A. (2016). Komunikasi antar pribadi. CV. AE MEDIA GRAFIKA.
Kurniati, D. P. Y. (2016). Modul Komunikasi verbal dan non verbal. Univ Udayana Fak Kedokt.
Suprapto, H. A. (2018). Pengaruh komunikasi efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Khazanah Pendidikan, 11(1).
Aronson, E., Wilson, T. D., Akert, R. M., & Sommers, S. R. (2021). Social psychology (tenth edition). Pearson Education.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar