Menambil Resiko
Hidup
manusia di dunia tidak lepas dari dua hal berikut: peluang dan resiko. Nasib
setiap orang lebih banyak ditentukan oleh bagimana keduanya ditangkap dan
dikelola daripada oleh yang lainnya. Peluang dan resiko ibarat dua sisi dari
sekeping mata uang. Keduanya lekat tak terpisah. Menangkap peluang berarti
sekaligus berani mengambil resikonya. Tidak ada peluang tanpa resiko.
Sebaliknya, resiko adalah konsekuensi logis dari pilihan kita untuk menangkap
setiap peluang. Memilih untuk menjadi pegawai, resikonya harus siap diperintah
atasan. Sebaliknya, memilih untuk menjadi wirausahawan, resikonya penghasilan
sering tidak menentu. Memilih untuk melamar anak orang, resikonya harus siap
(saling) berbagi dan menanggung hidup masing-masing. Sebaliknya memilih hidup
membujang, resikonya tiap hari kesepian di rumah, apalagi kalau malam datang,
dan lain-lain.
Orang sering
takut mengambil peluang karena takut resikonya. Pun setelah peluang diambil,
banyak orang gagal karena tidak bisa mengatasi resiko. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan sejatinya adalah resultan dari usaha seseorang dalam
menangkap peluang dan mengatasi resikonya. Orang yang ingin berhasil - dalam
hal apapun, dengan demikian, harus punya keberanian untuk menangkap peluang dan
mengambil resikonya sekaligus. Menangkap peluang berarti menjadi orang-orang
pertama (pioner) yang take action atas sesuatu hal. Sementara mengambil resiko
diartikan sebagai tidak takut pada resiko serta punya bekal ilmu dan rencana
untuk mengatasi resiko tersebut. Keberaniaan terakhir akan kita jadikan ciri
kesekian dari orang hebat.
Ada 2
karakteristik resiko:
1.
Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2.
Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
Ada beberapa
penyebab kegagalan
usaha :
~
Perencanaan yang kurang matang
~
Kurangnya modal
~
Bakat yang tidak cocok
~
Kurang pengalaman
~
Lemahnya pemasaran
~
Tidak mempunyai semangat berwirausaha
~
Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi
B.
Macam-macam resiko:
Menurut
sifat,
dibedakan
:
Resiko Murni«
Yaitu resiko
yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misal:
kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya
Resiko Spekulatif«
Yaitu resiko
yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi
pihak tertentu.
Misal: utang
piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
Resiko Fundamental«
Yaitu resiko
yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita
cukup banyak.
Misal:
banjir, angin topan, dan sebagainya.
Mengambil
Risiko juga sering dikaitkan dengan membuka usaha. Wirausaha sering dikenal
sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan
sesuatu yang berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Salah satu
karakteristik seorang wirausaha yaitu berani mengambil resiko. Apakah yang
dimaksud dengan resiko? Bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko? dan
apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang? Resiko
dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian dimasa yang akan datang dan
dapat diartikan juga sebagai suatu konsekuensi yang memunculkan dampak yang
merugikan.
Resiko bagi
para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih kesuksesan tetapi
dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyuka
ihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko
yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha
selalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari
resiko yang lebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan.
Dalam
pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang
keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan
kepercayaan diri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin
besar pula keyakinan dalam mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap
pula mencoba apa yang menurut orang lain penuh dengan resiko.
Yang
membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalh kesiapan dalam
pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman
dan nyaman dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko
yang lebih rendah. Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan
untuk mencapai kesuksesan, bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.
Bagaimana
jika….
Bagaimana
jika saya gagal dan tidak bisa bangkit lagi?
Bagaimana
jika saya tidak bisa membayar utang?
Bagaimana
jika saya gagal terus menerus?
Jika Anda
gagal, bangkit lagi, coba lagi. Jika Anda tidak punya uang, maka cari uang
lagi. Jika Anda gagal terus, artinya Anda tidak pernah belajar. Jika kita
terjebak dengan bagaimana jika, bagaimana jika, dan seterusnya, kita tidak akan
pernah bertindak, sebab hanya hal negatif yang akan datang ke pikiran kita.
Memang, ada
cara untuk mengurangi resiko. Dan ini yang harus Anda lakukan. Yaitu,
tingkatkan kualitas, kapasitas, dan ilmu Anda sebelum bertindak. Jangan hanya
mengatakan beresiko, tetapi Anda diam saja. Belajarlah, take action! Dalam
video Bisnis Anti Gagal, saya sudah membahas secara lengkap bagaimana cara
mengurangi resiko, hingga sekecil mungkin. Tujuannya agar Anda lebih berani
mengambil resiko, sebab resikonya sudah sangat kecil.
Tahap
perencanaan resiko
Petunjuk
mengenai tahap perencanaan resiko:
1.
Kenali sumber resiko
Mengidentifikasi
sebanyak mungkin sumber resiko
Membentuk
tim kerja
Adakan
pembahasan dengan sumbang saran
Pertimbangkan
hati-hati susunan tim yang wajar agar pembahasan lebih efektif
Sumber
potensial dikelola
Carilah
seseorang yang trampil menemukan apa-apa
2.
Hindari resiko
Hal-hal yang
dapat mencegah sunber resiko secara potensial adalah:
Pertimbangkan
bagaimana potensi resiko dapat dibicarakan
Gunakan
tenaga ahli untuk pembicaraan
Carilah
pengalaman baru dalam menangani masalah
Pertimbangkan
bagaimana resiko dapat dipindahkan
Berilah
imbalan kepada para ahli yang membantu memecahkan masalah
3.
Kendalikan manajemen
Pengendalian
yang baik diperlukan dalam kasus apapun dan pimpinan bersama staf harus
memonitor kemajuan teknik proyek setiap waktu untuk menemukan masalah sedini
mungkin, sehingga dapat mengadakan perbaikan
4.
Asuransikan
beberapa
resiko misalnya kegagalan pemasok dan kerusakan pada peralatan kritis.
Kelayakan produk atau asuransi jaminan profesi atau garansi pemerintah yang
dapat dipakai untuk mengurangi finansialexposure akibat ulah pelanggan yang ada
di Negara lain.
5.
Resiko yang tertinggal.
Kemungkinan
resiko yang dulu terjadi lagi
Tindakan ini
berupa mengubah ruang lingkup proyek atau memodifikasi sasarannya.
6.
Perencanaan scenario
Teknik ini
dilakukan dengan melihat bahaya yang mungkin terjadi atau scenario alternative
dari faktor yang menyebabkan ketidakpastian. Setelah itu lalu merencanakan
setiap scenario dilakukan secara mendetail.
Daftar
Pustaka :
Komar, A.
2014. Belajar Dari Jengis Khan (Mengendalikan diri). http://www.kompasiana.com/akayaka/belajar-dari-jengis-khan-pengendalian-diri_54f845dca33311641e8b5641. (Diakses 23-11-2016)
Anonim.
2011. Mengendalikan Diri Sendiri. http://superkomplit.blogspot.co.id/2011/03/mengendalikan-diri-sendiri.html. (Diakses 23-11-2016)
Yudiono, H.
2015. 7 Cara Efektif Mengendalikan Diri. http://www.tipspengembangandiri.com/cara-mengendalikan-emosi/. (Diakses 23-11-2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar