Prinsip hidup
Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai kekurangan dan
kelebihan. Ada yang diberi keindahan secara fisik, tetapi kurang di segi
intelektual. Ada yang diberi kelebihan di bidang ekonomi, tapi kurang di bidang
lain dan seterusnya.
Begitulah manusia dimana kelemahan dan kelebihan selalu ada di dalam dirinya. Itu sebabnya manusia memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Begitulah manusia dimana kelemahan dan kelebihan selalu ada di dalam dirinya. Itu sebabnya manusia memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Karena fitrah manusia berbeda-beda itulah dibutuhkan adanya
saling bahu-membahu. Saling mengingatkan dan saling menjaga hubungan
kekeluargaan sebagai manusia. Adanya perbedaan akibat kelebihan dan kekurangan
itu harus menjadi media manusia untuk salang mengingatkan. Dalam Islam tawashau
bilhaq, tawashau bissobr. Jika kita tidak mau rugi di dalam kehidupan ini, kita
harus berbagi dengan orang lain. Berbagi bisa berupa harta, ilmu, waktu luang
(sosialisasi), dan lain sebagainya.
Berprinsip tentu akan
melahirkan resiko. Oleh karena itu, seberat apapun godaan ataupun ujian yang
harus dihadapi kita harus konsisten. Ke-konsistenan diri kita di dalam mengikuti
prinsip hidup yang benar akan melahirkan sebuah karakter. Yaitu karakter yang
konsisten di dalam mengambil keputusan dan langkah hidup ini.
Agama adalah landasan utama yang harus dipegang di dalam
memegang prinsip. Agama memberikan standar bagi kita agar bisa memilih mana
yang baik dan mana yang benar. Dengan agamalah hidup kita tidak akan sia-sia.
Landasan agama akan menjadikan kita tenang, damai dan optimis. Karena akan ada
pahala sekecil apapun usaha yang kita lakukan di dalam mempertahankan kebaikan.
Jika agama menjadi landasan kita, perjalanan hidup kita tidak akan sia-sia.
Apakah prinsip hidup yang kamu punyai saat ini? Apa prinsip
hidup itu sudah cukup memandumu dalam saat-saat yang paling sulit? Atau kamu
masih berusaha menemukan prinsip hidup yang paling tepat untukmu sendiri?
Nah, kali ini Hipwee mencoba merangkum tulisan Ralph Waldo
Emerson, pengarang dan filsuf Amerika. Esai ini berjudul Self-Reliance, dan di
negeri asalnya sana kerap dijadikan bacaan wajib bagi remaja SMA dan anak
kuliah. Dari sini kita bisa belajar banyak soal prinsip hidup, utamanya yang
percaya pada kekuatan diri sendiri. Prinsip-prinsip apa sajakah itu?
1.
Seberapa besar kebahagiaan yang kamu rasai akan tergantung pada seberapa besar
cintamu pada diri sendiri.
definisi bahagia
setiap orang itu beda-beda. Yang pasti, kebahagiaan bisa diraih ketika kita
sudah bisa mencintai diri kita sendiri, apa adanya.
2. Bagi
manusia, intuisi adalah amunisi ketika hidup sedang di luar kendali.
Kadang, apa
yang kita lakukan atau keputusan yang kita masih banyak terpengaruh omongan
orang lain. Padahal, setiap manusia yang lahir ke dunia ini dibekali dengan
intuisi yang bisa jadi pegangan dan tuntunan hidupnya.
Percayalah
bahwa hal yang baik menurut hati kecil kita akan membawa kebaikan bagi banyak
orang.
3.
Sampaikanlah apa yang menurutmu benar, meski hal itu tak sesuai dengan pendapat
kebanyakan orang.
Orang-orang
hebat seperti Plato, Nabi Musa, dan John Milton bisa sukses karena mereka tak
membiarkan diri terintimidasi oleh cara pikir tradisional. Mereka berani
menyampaikan apa yang mereka pikirkan, sekalipun itu nggak sesuai dengan
pemikiran masyarakat pada umumnya.
4.
Semakin kamu merasa tak sempurna, semakin kamu harus menempa kepercayaan diri
yang kamu punya.
Kepercayaan
diri rendah itu bukan masalah mereka yang pemalu aja, lho! Orang-orang genius
bahkan punya masalah sama yang satu ini. Malah, orang yang genius biasanya bisa
lebih dulu menyadari kalau apa yang akan mereka ungkapkan itu akan sulit
diterima orang lain pada umumnya.
Nah, hal ini
yang kadang bikin seseorang akhirnya berhenti dan mengurungkan niat buat speak
up! Padahal seperti yang dijabarkan, kuncinya adalah percaya pada diri kita
sendiri.
5. Iri
bukanlah rasa yang manusiawi. Tanpa perlu merasakannya, nikmatilah jalan hidupmu
sendiri.
Siapa bilang
sifat iri itu manusiawi? Anggapan ini yang kadang bikin kita maklum, kalau
punya rasa iri ke orang lain itu nggak apa-apa. Apalagi, ditambah embel-embel
‘nggak apa-apa iri, asal positif’.
Menurut
Emerson, prinsip ini justru salah. Jalani hidupmu sendiri, nggak usah peduli
sama ‘rumput tetangga yang selalu lebih hijau’.
"Kehidupan
adalah petualangan yang penuh keberanian atau bukan apa-apa sama sekali"
Bangsa
Jepang sangat terkenal sebagai bangsa pekerja keras dan disiplin. Mereka
mencurahkan segenap perhatian dan komitmennya untuk pekerjaan. Tidak heran jika
kualitas hasil pekerjaannya diakui sangat tinggi. Karena itulah, mereka menjadi
negara terkemuka dalam bidang industri dan perdagangan walaupun sumber daya
alamnya terbatas.
Negeri
dengan jumlah penduduk 127,3 juta jiwa (WPDS, 2013) atau terbesar ke-10 ini
tidak hanya besar dari sisi jumlah, tetapi juga kualitas manusianya. Semangat
atau etos kerja dikenal sangat tinggi dan tidak lepas dari beberapa prinsip
yang dipegang teguh oleh mereka dalam bekerja.
Beberapa
prinsip orang jepang tersebut adalah seperti berikut.
1.
Prinsip Samurai
Prinsip
mengajarkan tentang harga diri, tak kenal menyerah dan kesetiaan. Jika mereka
kalah berperang atau bertarung, hara-kiri (Seppuku) atau menusukkan
pedang ke perut sendiri dilakukan sebagai bentuk harga diri. Saat ini, prinsip
tersebut digunakan untuk membangun ekonomi merekadan terbukti dengan prinsip
tersebut ekonomi jepang menjadi salah satu ekonomi paling maju di dunia .
2.
Prinsip Bushido
Prinsip ini
merupakan semangat bekerja keras tak kenal lelah dalam belajar dan
bekerja dan kehormatan, keberanian, kebajikan, kejujuran, penghargaan,
kesungguhan yang diturunkan dari prinsip samurai. Prinsip Bushido diturunkan
oleh mereka dari generasi ke generasi sehingga masih terjaga dari dulu hingga
sekarang.
3. Budaya
Keishan
Budaya
keishan adalah budaya kerja yang kreatif dan inovatif serta produktif menuntut
kesungguhan, kerajinan, minat, dan keyakinan dalam bekerja. Budaya ini juga
mendorong munculnya kemauan untuk belajar dari orang lain. Contoh
pengaplikasian budaya keishan oleh orang jepang adalah mereka selalu membuat
peemuan-penemuan baru dan selalu melakukan inovasi yang lebih demi kemajuan
bangsa dan dunia.
4.
Prinsip Kai Zen
Prinsip kai
zen adalah prinsip yang sangat menekankan pentingnya tepat waktu atau sesuai
jadwal dalam bekerja. Jika tidak, akan terjadi keterlambatan sehingga
perusahaan dan konsumen akan mengalami kerugian. Intinya, waktu dan biaya harus
optimal untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Inilah mengapa jepang
industrinya sangat maju karena Sumber daya manusianya sangat berkualitas.
Orang Jepang
juga memiliki kebiasaan seperti pembagian yang tegas antara kerja dan
istirahat: malu jika pulang kerja lebih cepat, patuh dan loyal pada perusahaan.
Semua prinsip dan kebiasaan ini menjadi faktor penting dalam kemajuan bangsa
Jepang.
Berbagai
kemajuan ekonomi yang telah dicapai membuat bangsa Jepang memiliki keadaan
sosial ekonomi yang lebih baik. Berdasarkan data Bank Dunia, PDB per kapita
Jepang pada tahun 2013 mencapai angka 38.492 dolar AS. Ini berarti setiap
penduduk Jepang memiliki pendapatan sebesar 38.492 dolar AS per tahun.
Daftar
Pustaka :
Wajiran.
Prinsip Hidup. 2012. http://www.kompasiana.com/wajiran/prinsip-hidup_5510aa97813311d138bc6bc0.
(diakses 10 Okt. 16)
Inaya, N.
Demi Hidup yang Lebih Ada Artinya. 2015. http://www.hipwee.com/motivasi/percaya-nggak-kalau-nasib-itu-ada-di-tangan-kita-sendiri/.
(diakses 10 Okt. 16)
Rahman, A. 6
Prinsip Luar Biasa Untuk Menjalani Hidup Yang Menakjubkan. 2013. http://adhierachmanmotivation.blogspot.co.id/2013/08/6-prinsip-luar-biasa-untuk-menjalani.html.
(diakses 10 Okt. 16)
Anonim. 4
Prinsip Kerja Orang Jepang. 2015. http://awalilmu.blogspot.co.id/2015/12/prinsip-prinsip-kerja-orang-jepang.html.
(diakses 10 Okt. 16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar