Risiko adalah tolak ukur seseorang. Orang yang
berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha untuk menjaga semangat
dalam dirinya ketika melalui langkah-langkah dan menikmati hasil usahanya.
Artinya, orang berhasil bukan sekadar karena melalui langkah-langkah
pencapainnya, tapi juga siap menerima risiko yang ditimbulkannya. Merekalah
orang sukses yang sesungguhnya.
Ya, untuk meraih sukses,
seseorang perlu keberanian untuk mengambil suatu kesempatan yang berisiko. Coba
bayangkan ketika Anda menginginkan suatu benda di dalam ruang tertutup dengan
kunci baja di sebelah rumah
Anda. Jika Anda hanya berdiam diri, apakah Anda
akan mendapatkannya? Jelas, tidak kan? Namun, kalau Anda keluar rumah, lalu
menyeberang jalan yang ramai—meski risiko ditabrak mobil, motor dan
semacamnya—kesempatan Anda untuk memiliki benda tersebut jelas ada.
Pada ilustrasi di atas mungkin
Anda pernah mendengar istilah risiko yang diperhitungkan—calculated risk.
Artinya, memang Anda punya risiko untuk bertabrak mobil dan motor ketika
menyeberang jalan, tapi memang sudah sepantasnya Anda melihat ke kiri dan ke
kanan sebelum menyeberang sehingga persentase tertabrak mobil pun akan menjadi
lebih kecil.
Dalam dunia usaha atau profesi
apa pun, sayangnya, tak sedikit orang yang berani mengambil risiko, tetapi
bukan risiko yang diperhitungkan sebelumnya. Bukan risiko yang benar-benar
risiko. Risiko yang mereka perhitungkan justru yang tidak membutuhkan tenaga
dan pengorbanan apa-apa. Orang sering menyebutnya sebagai risiko cemeng.
Sementara itu, di satu sisi, ada
juga orang yang tidak berani mengambil risiko sama sekali. Mereka memilih untuk
tinggal di rumah dan hanya terus membayangkan benda yang mereka inginkan di
toko seberang rumahnya tadi. Mereka itulah orang-orang yang tidak akan pernah
maju. Seperti layaknya seorang yang berjalan di tempat, orang tipe seperti itu
tidak akan pernah mencapai tujuan yang diinginkannya.
Meraih kesuksesan adalah impian
semua orang. Bagi mereka yang benar-benar menginginkannya akan
bersungguh-sungguh menjalani prosesnya. Mereka berani mengambil risiko,
walaupun risiko tersebut sangat menantang kehidupannya. Tentu saja, risiko yang
dimaksud bukanlah risiko ringan saja, tapi juga risiko berat.
Namun bagi mereka yang hanya
menghayal, mereka menginginkan sesuatu tapi prosesnya mereka lalui dengan
santai alias tanpa melakukan pekerjaan atau melalui langkah-langkah kecil
sekalipun. Mereka terlalu cepat takut mengambil risiko bahkan tidak ingin
menghadapi risiko apapun.
Lalu, adakah langkah penting
bagi seseorang yang ingin menggapai kesuksesan dalam dunia apapun jika dia
mesti memperolehnya dengan risiko-risiko? Tentu saja ada. Hampir tak ada
masalah yang tak ada solusinya. Dalam dunia usaha juga begitu, tak ada impian
yang ingin diwujudkan tanpa jalan atau langkah-langkahnya.
Agar berani mengambil risiko,
paling tidak seseorang mesti memiliki beberapa hal:
Pertama, berbaik sangka
kepada Allah
Meyakini adanya takdir buruk
yang datang dari Allah adalah bagian dari keimanan. Takdir buruk terjadi atas
izin Allah dan ada yang benar-benar menjadi cobaan maupun pelajaran bagi
manusia. Namun, ada juga takdir buruk yang justru terjadi karena keteledoran
manusia.
Bagi siapapun yang ingin
menggapai impiannya, jika dia berani berikhtiar, maka dia mesti yakin bahwa
ikhtiarnya benar-benar berada dalam naungan Allah, berada dalam ridha Allah.
Keberanian untuk menerima hasil dengan segala macam risiko yang ditimbulkannya
termasuk berbaik sangka kepada Allah. Nah, jika apa yang dia dapatkan kelak
adalah satu di antara takdir Allah Yang Maha Kuasa di atas segalanya, lantas
alasan apalagi yang membuatnya tidak semangat?
Kedua, yakin bahwa
kesuksesan punya proses
Hampir tak ada kejadian yang
tidak melalui proses. Orang hidup saja melalui proses. Dilahirkan dan begitu
seterusnya. Begitu juga orang mati, dia mesti melalui sakaratul maut. Dan
begitu seterusnya. Dalam konteks yang lain, hampir tak ada yang mendapatkan
kesuksesan tanpa usaha serta tantangan yang bergulat di dalamnya.
Dengan demikian, jika seseorang
ingin meraih impian atau menggapai kesuksesan, maka dia mesti melalui proses
atau langkah-langkahnya. Dia harus percaya bahwa menggapai kesuksesan itu pasti
melalui langkah-langkah. Selain itu, kesuksesan juga butuh waktu pencapaian.
Kesuksesan tidak didapatkan seketika saja, dia butuh waktu yang kadang tak
sedikit. Jika langkah-langkah yang sudah tersusun mengalami kendala pencapaian,
maka itu pertanda impian tersebut butuh langkah-langkah baru yang lebih kreatif
dan fleksibel.
Ketiga, percaya bahwa
semuanya berisiko
Memiliki impian itu gratis, tapi
menjadikannya sebagai sesuatu yang nyata atau mewujudkannya butuh kerja keras
dan berisiko tinggi. Satu hal yang mesti dimiliki adalah berani mengambil
sekaligus menerima risiko. Mengapa? Karena tidak ada yang diperoleh dalam hidup
ini yang tidak berisiko. Risiko membangun bisnis adalah bangkrut atau rugi,
risiko menjadi penulis adalah ditolak penerbit, risiko menjadi aktivis literasi
ditinggal pembaca, risiko menjadi pemimpin adalah dihina, risiko menjadi
pembalap adalah tabrakan, risiko menjadi orang kaya adalah kemiskinan, risiko
menjadi orang jujur adalah pengasingan. Begitu seterusnya. Dengan adanya
kesadaran bahwa semuanya berisiko, seseorang akan matang secara psikologis. Di
samping itu, dia juga akan berusaha sejak dini untuk mencari solusi dari
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan. Dengan adanya risiko, seseorang
menjadi antisipatif dalam melakoni kehidupannya.
Keempat, percaya diri
atas hasil usaha
Orang sukses adalah dia yang
siap menerima hasil akhir dari usaha maksimalnya. Apapun impiannya, jika
perwujudannya dilalui dengan langkah-langkah terbaik dan dilalui dengan
sungguh-sungguh, apapun hasilnya, itu adalah keberhasilan. Dia sangat percaya
bahwa apa yang sudah dilaluinya adalah satu perjuangan yang tak sia-sia. Dia
sangat yakin akan mendapatkan hasil terbaik. Dia percaya bahwa apa yang
diperolehnya adalah hasil usaha dan pembuktian dari keringatnya sendiri. Dia
bangga dengan hasil apapun yang dia dapatkan dari usahanya.
Kelima, percaya akan
peluang
Orang sukses selalu meyakini
bahwa satu jalan tempuh yang sudah dicoba dan menghasilkan sesuatu yang belum
memuaskan bukanlah hasil akhir yang sesungguhnya. Itu justru pertanda bahwa dia
mesti menata kembali langkah-langkah sebelumnya, atau jika tidak, dia mesti
mencari jalan atau langkah-langkah baru yang lebih jitu. Sebab dia yakin bahwa
peluang itu selalu terbukan bagi siapapun yang menginginkan kesuksesan.
Bukankah Allah akan memberi pertolongan kepada mereka yang bersungguh-sungguh?
Pengambilan resiko menurut pandangan
kewirusahan bisa dilihat dari pengertian
kewirausahaan itu sendiri secara umunya.Mengacu dari Keputusan Menteri Koperasi
dan PembinaanPengusaha kecilNomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Sedangkan pengertian Wirausaha adalah orang yang
mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan .
DAFTAR PUSTAKA : http://www.kompasiana.com/adityabambangsundawa/pengambilan-resiko-menurut-perspektif-kewirausahaan_55107cf7a33311c639ba858b
DAFTAR PUSTAKA : http://www.kompasiana.com/adityabambangsundawa/pengambilan-resiko-menurut-perspektif-kewirausahaan_55107cf7a33311c639ba858b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar