Pengertian
Sikap proaktif artinya sikap yang selalu melihat ke
depan. Proaktif bukan hanya sekedar aktif, namun mampu melihat ke depan dan
berpikir apa yang bisa ia lakukan.
Sikap ini jelas dibutuhkan sebagai pendukung visi/cita-cita yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, proaktif artinya memiliki action!
Sikap ini jelas dibutuhkan sebagai pendukung visi/cita-cita yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, proaktif artinya memiliki action!
Proaktif juga percaya bahwa rintangan itu bukan
hambatan. Rumusnya adalah rintangan=tantangan yang pasti memiliki solusi.
Proaktif membentuk rule of the game, bukannya mengikuti rule tersebut. Proaktif
mendobrak sistem yang kaku dan sudah tidak sesuai lagi. Memang terkesan
radikal, namun seperti yang ditulis dalam paragraf di atas, orang yang proaktif
sadar apa yang bisa dan belum bisa mereka ubah.
Mengubah keluarga kita, teman-teman kita, lingkungan
sekitar kita bukan pekerjaan mudah. Tapi yang pasti, mengubah diri kita adalah
hal yang paling mudah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah sikap
kita yang masih sering reaktif menjadi proaktif. Dari sanalah, kita mampu
melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk terus menyempurnakan diri kita dan
bukan tak mungkin, kita mampu mengubah lingkungan kita ke arah yang lebih baik.
Dengan sikap proaktif, seorang Einstein lahir. Meskipun ia sering mendapat
ejekan karena temuannya yang dianggap tidak benar, ia tetap percaya pada
dirinya. Ia tidak menjadi orang reaktif yang menyerah pada lingkungan, namun ia
mau mengubah lingkungannya ke arah yang lebih baik. Masih banyak lagi
orang-orang yang mampu mengubah dirinya sendiri dan orang lain dengan sikap
proaktif ini. Sebagai manusia yang dilahirkan sama, kita pun wajib menjadi
pribadi yang proaktif.
Ciri-ciri Manusia Proaktif :
1. Merespon sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
2. Menerima tanggung jawab atas perilakunya
3. Berfokus dalam lingkaran pengaruh mereka
Formula Proaktif
Pergerakan yang dinamis, itulah kalimat kunci yang
menggambarkan berbagai fenomena kehidupan. Detak jantung manusia, gerakan
kation dan anion mengelilingi inti atom, rotasi bumi dan planet lain mengitari
matahari, bahkan bumi pun selalu berputar pada sumbunya dengan kecepatan
tertentu. Tak ada yang diam, semuanya selalu bergerak. Diamnya gerak jantung
berarti kematian, berhentinya rotasi bumi berarti kiamat. Dengan demikian, pada
prinsipnya kehidupan tidak mengenal statis, tidak mungkin dijalani dengan
pasif. Perlu ada gerakan terus-menerus, diharuskan mengambil tindakan setiap
saat. Berhentinya gerakan dan tindakan berarti “mati” sebelum waktunya.
Kehidupan memang perlu dijalani dengan proaktif. Kalau
saat ini kita melihat ada pribadi-pribadi sukses, ada organisasi-organisasi
bisnis yang mapan, bahkan ada negara-negara yang kuat, tak lain merupakan
produk dan akumulasi dari langkah-langkah proaktif. Sebaliknya banyak ditemukan
adanya pribadi-pribadi terpuruk, organisasi bisnis yang ambruk, bahkan negara
yang bangkrut, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah
propasif. Bermula dari perosalan yang datang satu persatu atau bertubi-tubi,
namun tidak ada langkah sistematis untuk penyelesaiannya.
Kalaupun ada langkah yang ditempuh, hanya sebatas
rencana atau retorika, tidak berupa tindakan. Maka perlahan tapi pasti
keterpurukan, keambrukan dan kebangkrutan datang menghampiri. Sekitar 14 abad
yang lalu, Nabi Muhammad SAW sudah memperingatkan: “Manfaatkan sebaik-baiknya
lima kesempatan, sebelum (datang) yang lima; masa muda sebelum datang masa tua
Anda; kondisi sehat sebelum Anda jatuh sakit; saat kaya sebelum Anda jatuh
miskin; masa hidup sebelum datang kematian anda; dan masa senggang sebelum Anda
sibuk”.
Jika kita cermati, formula proaktif dari Nabi Muhammad
SAW merupakan kunci untuk mensiasati kehidupan yang serba dinamis. Kondisi A
yang terdiri dari usia muda, kondisi sehat, saat kaya, masa hidup dan masa
senggang adalah modal utama untuk meraih kesuksesan hidup. Maka potensi
tersebut harus direncanakan dan digarap secara “profesional”, jangan pernah
disia-siakan. Sebab kondisi A sewaktu-waktu atau kapanpun bisa segera berubah
menjadi kondisi B dengan ciri usia tua, kondisi sakit, jatuh miskin, kondisi
sibuk dan datangnya kamatian.
Eksplorasi secara proaktif kondisi A sebelum tibanya
kondisi B. Dalam hal ini Schwartz (1996), merumuskan cara untuk menumbuhkan
kebiasaan bertindak atau proaktif:
1. Jadilah “aktivasionis“. Jadilah orang yang berbuat.
Jadilah pelaksana, bukan sebaliknya.
2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena
itu tidak akan pernah terjadi.
3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan
keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika Anda melaksanakannya.
4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan
mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang Anda takutkan dan ketakutan pun
menghilang. Coba dan lihat hasilnya.
5. Mulai mesin mental Anda secara mekanis. Jangan
menunggu hingga jiwa` Anda menggerakkan Anda. Ambil tindakan, galilah, dan Anda
menggerakkan jiwa Anda.
6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang. Besok,
minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata
kegagalan tidak pernah.
7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu
menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak.
8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambillah insiatif
dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan
dan ambisi untuk berbuat.
Daftar Pustaka:
Covey, S.R. (1994). Tujuh Kebiasaan Manusia yang
Sangat Efektif Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.
Nawawi, M. (2005). Nasehat Buat Hamba Allah
(Terjemahan). Amelia. Surabaya.
Schwartz, D.J. (1996). Berpikir dan Berjiwa Besar
(Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.
http://myimaginenationzone.blogspot.co.id/2008/08/proaktif-dan-reaktif_18.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar