Senin, 08 Januari 2018

Proaktif

Pengertian
Sikap proaktif artinya sikap yang selalu melihat ke depan. Proaktif bukan hanya sekedar aktif, namun mampu melihat ke depan dan berpikir apa yang bisa ia lakukan.
Sikap ini jelas dibutuhkan sebagai pendukung visi/cita-cita yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain, proaktif artinya memiliki action!

Proaktif juga percaya bahwa rintangan itu bukan hambatan. Rumusnya adalah rintangan=tantangan yang pasti memiliki solusi. Proaktif membentuk rule of the game, bukannya mengikuti rule tersebut. Proaktif mendobrak sistem yang kaku dan sudah tidak sesuai lagi. Memang terkesan radikal, namun seperti yang ditulis dalam paragraf di atas, orang yang proaktif sadar apa yang bisa dan belum bisa mereka ubah.

Mengubah keluarga kita, teman-teman kita, lingkungan sekitar kita bukan pekerjaan mudah. Tapi yang pasti, mengubah diri kita adalah hal yang paling mudah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah sikap kita yang masih sering reaktif menjadi proaktif. Dari sanalah, kita mampu melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk terus menyempurnakan diri kita dan bukan tak mungkin, kita mampu mengubah lingkungan kita ke arah yang lebih baik. Dengan sikap proaktif, seorang Einstein lahir. Meskipun ia sering mendapat ejekan karena temuannya yang dianggap tidak benar, ia tetap percaya pada dirinya. Ia tidak menjadi orang reaktif yang menyerah pada lingkungan, namun ia mau mengubah lingkungannya ke arah yang lebih baik. Masih banyak lagi orang-orang yang mampu mengubah dirinya sendiri dan orang lain dengan sikap proaktif ini. Sebagai manusia yang dilahirkan sama, kita pun wajib menjadi pribadi yang proaktif.

Ciri-ciri Manusia Proaktif :
1. Merespon sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
2. Menerima tanggung jawab atas perilakunya
3. Berfokus dalam lingkaran pengaruh mereka

Formula Proaktif
Pergerakan yang dinamis, itulah kalimat kunci yang menggambarkan berbagai fenomena kehidupan. Detak jantung manusia, gerakan kation dan anion mengelilingi inti atom, rotasi bumi dan planet lain mengitari matahari, bahkan bumi pun selalu berputar pada sumbunya dengan kecepatan tertentu. Tak ada yang diam, semuanya selalu bergerak. Diamnya gerak jantung berarti kematian, berhentinya rotasi bumi berarti kiamat. Dengan demikian, pada prinsipnya kehidupan tidak mengenal statis, tidak mungkin dijalani dengan pasif. Perlu ada gerakan terus-menerus, diharuskan mengambil tindakan setiap saat. Berhentinya gerakan dan tindakan berarti “mati” sebelum waktunya.
Kehidupan memang perlu dijalani dengan proaktif. Kalau saat ini kita melihat ada pribadi-pribadi sukses, ada organisasi-organisasi bisnis yang mapan, bahkan ada negara-negara yang kuat, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah proaktif. Sebaliknya banyak ditemukan adanya pribadi-pribadi terpuruk, organisasi bisnis yang ambruk, bahkan negara yang bangkrut, tak lain merupakan produk dan akumulasi dari langkah-langkah propasif. Bermula dari perosalan yang datang satu persatu atau bertubi-tubi, namun tidak ada langkah sistematis untuk penyelesaiannya.
Kalaupun ada langkah yang ditempuh, hanya sebatas rencana atau retorika, tidak berupa tindakan. Maka perlahan tapi pasti keterpurukan, keambrukan dan kebangkrutan datang menghampiri. Sekitar 14 abad yang lalu, Nabi Muhammad SAW sudah memperingatkan: “Manfaatkan sebaik-baiknya lima kesempatan, sebelum (datang) yang lima; masa muda sebelum datang masa tua Anda; kondisi sehat sebelum Anda jatuh sakit; saat kaya sebelum Anda jatuh miskin; masa hidup sebelum datang kematian anda; dan masa senggang sebelum Anda sibuk”.
Jika kita cermati, formula proaktif dari Nabi Muhammad SAW merupakan kunci untuk mensiasati kehidupan yang serba dinamis. Kondisi A yang terdiri dari usia muda, kondisi sehat, saat kaya, masa hidup dan masa senggang adalah modal utama untuk meraih kesuksesan hidup. Maka potensi tersebut harus direncanakan dan digarap secara “profesional”, jangan pernah disia-siakan. Sebab kondisi A sewaktu-waktu atau kapanpun bisa segera berubah menjadi kondisi B dengan ciri usia tua, kondisi sakit, jatuh miskin, kondisi sibuk dan datangnya kamatian.
Eksplorasi secara proaktif kondisi A sebelum tibanya kondisi B. Dalam hal ini Schwartz (1996), merumuskan cara untuk menumbuhkan kebiasaan bertindak atau proaktif:
1. Jadilah “aktivasionis“. Jadilah orang yang berbuat. Jadilah pelaksana, bukan sebaliknya.
2. Jangan menunggu hingga keadaannya sempurna karena itu tidak akan pernah terjadi.
3. Ingat, gagasan saja tidak akan memberikan keberhasilan. Gagasan mempunyai nilai hanya jika Anda melaksanakannya.
4. Gunakan tindakan untuk menghilangkan ketakutan dan mendapatkan kepercayaan diri. Kerjakan apa yang Anda takutkan dan ketakutan pun menghilang. Coba dan lihat hasilnya.
5. Mulai mesin mental Anda secara mekanis. Jangan menunggu hingga jiwa` Anda menggerakkan Anda. Ambil tindakan, galilah, dan Anda menggerakkan jiwa Anda.
6. Berpikirlah dalam pengertian sekarang. Besok, minggu depan, nanti dan kata-kata serupa kerap merupakan sinonim dari kata kegagalan tidak pernah.
7. Segeralah bertindak. Jangan membuang-buang waktu menyiapkan diri untuk bertindak. Mulailah bertindak.
8. Ambil inisiatif. Jadilah pelopor. Ambillah insiatif dan laksanakan. Jadilah sukarelawan. Perlihatkan bahwa Anda mempunyai kemampuan dan ambisi untuk berbuat.

Daftar Pustaka:
Covey, S.R. (1994). Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.
Nawawi, M. (2005). Nasehat Buat Hamba Allah (Terjemahan). Amelia. Surabaya.
Schwartz, D.J. (1996). Berpikir dan Berjiwa Besar (Terjemahan). Binarupa Aksara. Jakarta.

http://myimaginenationzone.blogspot.co.id/2008/08/proaktif-dan-reaktif_18.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar