Degradasi
moral seperti korupsi seolah menjadi permasalahan bangsa dari tahun ke tahun.
Korupsi yang dibiarkan akan berdampak pada karakter atau tingkah laku generasi
muda. Korupsi
adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk memperoleh
keuntungan pribadi secara ilegal. Korupsi sering kali terjadi ketika individu
kehilangan kendali atas karakter mereka, seperti integritas, kejujuran, dan
moralitas. Pendidikan yang mengedepankan
implementasi nilai-nilai antikorupsi perlu digalakkan sejak dini. Menciptakan generasi
antikorupsi tentu bukanlah hal yang mudah, generasi tersebut tidak muncul
secara langsung melainkan melalui proses (Mazid et al., 2019:45). Oleh sebab
itu, diperlukannya upaya atau strategi yang terprogram, holistik, dan memiliki
tolok ukur yang jelas dalam pelaksanaannya. Tolok ukur yang jelas untuk
memberantas korupsi akan membuat program tersebut dapat diteruskan pada
generasi selanjutnya (Gurning & Laura, 2014:95).
Ekstrakurikuler merupakan strategi yang termasuk dalam kegiatan pengembangan diri. Tidak seperti strategi yang lain, implementasi nilai-nilai antikorupsi melalui pengembangan diri ini dilakukan di luar kelas, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, bakat, dan minat. Di sisi lain setiap anak memiliki bakat dan peminatan yang tidak sama.
Bagaimana cara menumbuhkan kejujuran dalam diri anak/remaja/mahasiswa?
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk generasi jujur di keluarga, masyarakat, sekolah dan kampus. Sekolah yang memiliki visimisi-pengembangan nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai integritas/antikorupsi. Nilai antikorupsi yang terdiri dari jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjakeras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Nilai-nilai tersebut diimplem entasikan melalui berbagai kegiatan, seperti kegiatan belajar mengajar, pembiasaan, ekstrakurikuler, tata kelola sekolah, keteladanan guru/dosen dan orang tua, pelaksanaan ujian dan penerimaan peserta didik baru/masa orientasi siswa. Pengimplementasian Pendidikan Antikorupsi dapat dilakukan dengan pembiasaan sehingga akan terjadi perubahan perilaku dan menjadi budaya.
Integrasi Pendidikan
Antikorupsi dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan
antikorupsi dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan melalui berbagai
cara:
1. Kurikulum
yang Terintegrasi: Materi mengenai antikorupsi dapat diintegrasikan
ke dalam kurikulum sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi.
Ini termasuk pelajaran tentang etika, integritas, dan dampak korupsi pada
masyarakat.
2. Program
Pelatihan untuk Guru: Dikarenakan guru adalah agen perubahan penting
dalam pendidikan antikorupsi. Mereka perlu dilatih untuk mengajar nilai-nilai
antikorupsi kepada siswa mereka dan menjadi contoh yang baik dalam tindakan
mereka.
3. Kegiatan
Ekstrakurikuler: Sekolah dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
seperti klub antikorupsi, debat etika, atau proyek sosial yang mempromosikan
integritas dan kesadaran antikorupsi.
4. Kerjasama
dengan Lembaga Antikorupsi: Sekolah dan perguruan
tinggi dapat menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga antikorupsi pemerintah
dan organisasi non-pemerintah yang berkomitmen untuk memerangi korupsi. Ini
dapat menciptakan peluang bagi siswa untuk belajar dari praktisi antikorupsi.
5. Pelatihan
Orang Tua: Pendidikan antikorupsi tidak hanya penting di
sekolah, tetapi juga di rumah. Orang tua perlu diberikan pelatihan tentang
bagaimana mereka dapat mendukung pembentukan karakter antikorupsi pada
anak-anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar