Rabu, 08 November 2023

Mengajarkan Anti Korupsi Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler : Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Menciptakan Kesadaran

 

Degradasi moral seperti korupsi seolah menjadi permasalahan bangsa dari tahun ke tahun. Korupsi yang dibiarkan akan berdampak pada karakter atau tingkah laku generasi muda. Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk memperoleh keuntungan pribadi secara ilegal. Korupsi sering kali terjadi ketika individu kehilangan kendali atas karakter mereka, seperti integritas, kejujuran, dan moralitas. Pendidikan yang mengedepankan implementasi nilai-nilai antikorupsi perlu digalakkan sejak dini. Menciptakan generasi antikorupsi tentu bukanlah hal yang mudah, generasi tersebut tidak muncul secara langsung melainkan melalui proses (Mazid et al., 2019:45). Oleh sebab itu, diperlukannya upaya atau strategi yang terprogram, holistik, dan memiliki tolok ukur yang jelas dalam pelaksanaannya. Tolok ukur yang jelas untuk memberantas korupsi akan membuat program tersebut dapat diteruskan pada generasi selanjutnya (Gurning & Laura, 2014:95).

Ekstrakurikuler merupakan strategi yang termasuk dalam kegiatan pengembangan diri. Tidak seperti strategi yang lain, implementasi nilai-nilai antikorupsi melalui pengembangan diri ini dilakukan di luar kelas, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, bakat, dan minat. Di sisi lain setiap anak memiliki bakat dan peminatan yang tidak sama.

Bagaimana cara menumbuhkan kejujuran dalam diri anak/remaja/mahasiswa?

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk generasi jujur di keluarga, masyarakat, sekolah dan kampus. Sekolah yang memiliki visimisi-pengembangan nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai integritas/antikorupsi. Nilai antikorupsi yang terdiri dari jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjakeras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Nilai-nilai tersebut diimplem entasikan melalui berbagai kegiatan, seperti kegiatan belajar mengajar, pembiasaan, ekstrakurikuler, tata kelola sekolah, keteladanan guru/dosen dan orang tua, pelaksanaan ujian dan penerimaan peserta didik baru/masa orientasi siswa. Pengimplementasian Pendidikan Antikorupsi dapat dilakukan dengan pembiasaan sehingga akan terjadi perubahan perilaku dan menjadi budaya.

 

Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Sistem Pendidikan

Pendidikan antikorupsi dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan melalui berbagai cara:

1. Kurikulum yang Terintegrasi: Materi mengenai antikorupsi dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Ini termasuk pelajaran tentang etika, integritas, dan dampak korupsi pada masyarakat.

2. Program Pelatihan untuk Guru: Dikarenakan guru adalah agen perubahan penting dalam pendidikan antikorupsi. Mereka perlu dilatih untuk mengajar nilai-nilai antikorupsi kepada siswa mereka dan menjadi contoh yang baik dalam tindakan mereka.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler: Sekolah dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti klub antikorupsi, debat etika, atau proyek sosial yang mempromosikan integritas dan kesadaran antikorupsi.

4. Kerjasama dengan Lembaga Antikorupsi: Sekolah dan perguruan tinggi dapat menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga antikorupsi pemerintah dan organisasi non-pemerintah yang berkomitmen untuk memerangi korupsi. Ini dapat menciptakan peluang bagi siswa untuk belajar dari praktisi antikorupsi.

5. Pelatihan Orang Tua: Pendidikan antikorupsi tidak hanya penting di sekolah, tetapi juga di rumah. Orang tua perlu diberikan pelatihan tentang bagaimana mereka dapat mendukung pembentukan karakter antikorupsi pada anak-anak mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar