Rabu, 10 Oktober 2018

KUDU PEDULI.

(Gambar 1: Mind Maping)
Oleh: Denny Farazumar Arief Kelana (@ProyekJK05, @J11-Denny).

ABSTRAK: Apa itu peduli? Peduli itu merupakan sifat yang ada di dalam setiap individu atau seseorang yang timbul karena rangsangan hati nurani yang seketika muncul saat melihat sesuatu atau peristiwa serta timbul hasrat agar sifat peduli itu muncul.

Kata Kunci: Peduli, Manfaat, Sifat, Contoh, Bukti.

A. Menunjukkan Bahwa Kamu Peduli
  Ada banyak cara agar kamu bisa menunjukkan bahwa kamu peduli. Empat cara penting adalah sebagai berikut:
  1. Perkataan. 
    Kamu bisa mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama, bahkan kepada orang-orang yang tidak terlalu kamu sukai. Mungkin kamu bertanya-tanya, "Untuk apa saya mengucapkan sesuatu yang baik kepada seseorang yang tidak saya sukai?" Seringkali, kita menyangka bahwa kita tidak suka kepada seseorang, namun yang sesungguhnya tidak kita sukai adalah perbuatannya atau sesuatu tentang dirinya. Kebanyakan orang ingin disukai. Kalau kamu bisa menemukan kata yang baik untuk diucapkan, mungkin kamu tidak akan menyangka akibatnya. Mungkin saja, ia membalasnya dengan perkataan yang baik pula.
    Terkadang, perkataan yang paling baik adalah perkataan yang tidak kamu ucapkan. Janganlah menjelekkan orang di belakang mereka. Janganlah menyebarkan gosip atau cerita buruk, seandainya pun kamu anggap itu benar. Renungkanlah bagaimana perasaanmu sendiri seandainya orang mengatakan hal-hal yang buruk tentangmu.
  2. Perbuatan.
    Kamu bisa membantu dan berbagi. Mungkin kamu bisa membereskan tempat tidur adikmu. Mungkin kamu bisa membantu seseorang yang bergumul dengan PR-nya. Kalau kamu memberi makan hewan peliharaan temannya sementara ia berlibur dengan keluarganya, kamu menunjukkan bahwa kamu peduli terhadap temanmu sekaligus hewan peliharaannya. Membagi popcorn, mainan, dan waktumu juga menunjukkan bahwa kamu peduli.
  3. Pemikiran.
    Memikirkan hal-hal baik tentang sesama bisa menolong mereka, sebab mungkin saja mereka merasakan pemikiran-pemikiran baik yang kamu pikirkan tentang mereka. Dan pemikiran yang mengungkapkan bahwa kamu peduli bisa menuntun kepada perbuatan yang mengungkapkan bahwa kamu peduli: Seringkali kamu melakukan apa yang kamu pikirkan. Pemikiran yang baik tentang orang lain juga bisa membantumu. Ketika kamu memikirkan hal-hal yang baik tentang seseorang, itu membantumu merasa lebih senang dan damai dalam hati.

    Cobalah! Mungkin kamu sedikit cemburu karena temanmu mempunyai banyak mainan, sementara kamu tidak. Janganlah membuat dirimu lebih cemburu dengan berpikir, "Sungguh tidak adil!" atau "Ia mujur sekali, mengapa aku tidak ya?" Sebagai gantinya, pikirkanlah apa yang kamu sukai tentang temanmu itu. Umpamanya, "Ia seorang teman yang baik sebab ia suka menyediakan tempat duduk bagiku di bus." Atau, "Biasanya ia mau berbagi. Sungguh senang mempunyai teman seperti itu".
  4. Pemberian.
    Kamu bisa membelikan mereka kado, tetapi seringkali kado yang kamu buat sendiri itulah yang lebih menunjukkan bahwa kamu peduli. Kamu bisa saja membuatkan kartu untuk saudara sepupumu. Atau kamu bisa saja memberikan sarung tangan bersih dan hangat atau jaket yang sudah kekecilan. Mungkin, kamu dengan ibumu bisa membantu menanamkan pohon di halaman depan tetanggamu -- itu akan menjadi pemberian bagi semua orang yang lewat. Kamu tidak perlu memberikan kado hanya pada hari ulang tahun atau liburan saja. Teruslah memberi di saat kamu senang atau pun di saat kamu susah. Ingatlah, ketika kamu melakukan sesuatu yang baik, itu bisa membuatmu senang. Suasana hatimu mungkin akan menjadi lebih baik setelah kamu memberikan sesuatu kepada seseorang.
B. Manfaat Peduli.
  Ada beberapa manfaat yang ditimbulkan dari sifat peduli, diantaranya adalah:
  1. Menumbuhkan sikap positif.
  2. Mengurangi sifat egois.
  3. Timbulnya masyarakat yang memiliki tingkat kesosialan yang tinggi.
  4. Terwujudnya sikap hidup gotong royong.
  5. Menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan.
  6. Terjadinya pemerataan kesejahteraan.
  7. Terwujudnya persatuan dan kesatuan.
C. Contoh Peduli.
  Ada beberapa contoh peduli, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Peduli pada diri sendiri.
    Peduli pada diri sendiri bukan berarti bersikap egois, melainkan anak diajarkan peduli pada kebutuhan dirinya sendiri. Contoh, diajarkannya menjaga kebersihan tubuhnya dengan cara mandi, menyikat gigi, berpakaian, makan tiga kali sehari, dan seterusnya. Ini adalah wujud kepedulian orangtua terhadap anak sehingga ia merasa dipedulikan dan akhirnya ikut peduli pada dirinya sendiri dan orang lain.

    Sewaktu-waktu, mungkin saja si anak mengingatkan adik atau kakaknya untuk tak lupa menjaga kebersihan. ”Kok, mau tidur enggak sikat gigi? Nanti giginya cepat rusak, lo.” Kepedulian anak akan terlihat dalam interaksinya dengan orang lain. Dengan peduli pada diri sendiri, anak jadi belajar bertanggung jawab pada diri sendiri.
  2. Peduli pada kakak/adik.
    - Mengekspresikan kasih sayang.
    - Selalu berbagi.
    - Biasakan berkata dan bersikap yang baik.
  3. Peduli pada orang tua.
    Sikap anak pada orangtua boleh jadi merupakan pantulan sikap orang tua terhadap anak. Semakin peduli sikap kita, maka anak pun tumbuh dengan kepedulian yang dicurahkan kembali kepada ayah-ibunya. Mulailah dengan ekspresi sayang berupa pelukan, elusan, perkataan yang lemah lembut, perhatian yang tulus, dan kesediaan untuk selalu membantu anak menjadi mandiri. Ada yang bilang, peluklah anakmu 8 kali sehari. Nasihat ini mungkin terdengar lucu, tapi maknanya sangatlah dalam. Siapa yang tidak terharu kalau si kecil tahu-tahu bertanya, ”Bunda, sakit ya? Kok diam aja?” Atau pakaian santai sang ayah di hari kerja dikomentari, ”Ayah enggak kerja ya hari ini?” Anak yang peduli pada orangtua akan menunjukkan sikap menghargai, menghormati dan menyayangi ayah-ibu, serta memiliki pribadi yang hangat karena ia merasa selalu diterima dalam keluarga. Selain itu, anak pun akan membangun kedekatan dan komunikasi yang lebih baik dengan orangtuanya di masa depan.
  4. Peduli pada teman.
    Bentuk kepedulian terhadap saudara sebagian dapat diterapkan untuk mengajarkan kepedulian terhadap teman. Yang terpenting mengingat masih kentalnya sifat egosentris di usia prasekolah adalah kesediaan untuk berbagi, bergantian, dan menunggu giliran. Kepedulian juga meliputi tata krama dalam meminjam dan mengembalikan barang yang dipinjam. Termasuk pula bagaimana menjaga perasaan teman dengan cara bertutur kata sopan, tidak membentak, tidak mengejek, dan tidak memukul. Pengertian dapat diberikan dengan mencontohkan, bagaimana kalau dirinya yang dikasari. Biar anak yang menilai sendiri. Kepedulian terhadap teman semakin subur jika orangtua juga menunjukkan hal yang sama. Tanyakan apa yang disukai teman baiknya agar anak ikut peduli. Pancinglah si prasekolah untuk bercerita bagaimana tingkah laku temanteman di sekolahnya, hal ini juga menunjukkan kepedulian. Sisipkan nilai-nilai kebaikan dengan meminta pendapatnya. Contoh, “Bagaimana kalau ada temanmu di kelas yang menangis terus, apakah ibu guru capek?” Meski apa yang orangtua jelaskan belum tentu 100% dijalankan oleh anak, manfaatnya akan selalu ada. Anak yang diajarkan peduli terhadap teman akan belajar bagaimana bersikap yang baik dalam berteman, menyayangi teman, serta menghargai adanya hak-hak orang lain.
  5. Peduli pada sesama.
    Sikap peduli yang terbentuk di lingkungan rumah, memudahkan anak untuk menaruh peduli pada lingkungan sosial yang lebih luas. Namun, anak tetap perlu contoh bahwa kedua orangtuanya peduli pada orang lain, bahkan orang yang tidak mereka kenal. Contoh kecilnya, menyisihkan uang ke kotak amal, atau menerima/menolak dengan sopan para peminta sedekah yang mampir ke rumah. Libatkan anak dengan mengajaknya mengumpulkan pakaian bekas guna disumbangkan kepada anak pembantu di rumah, korban bencana, atau panti asuhan. Jelaskan betapa senangnya jika baju-baju bekas itu diterima orang yang membutuhkan. Anak yang punya rasa peduli pada sesama akan menunjukkan pribadi yang hangat, murah hati, mudah berempati, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi pada lingkungan sekitarnya.
KESIMPULAN
Jadi dalam memahami sifat peduli dalam diri sendiri diawali dengan mengetahui serta peduli terhadap diri kita sendiri dan tidak tergantung orang lain. Dapat diambil kesimpulan juga bahwa sifat peduli harus ditanamkan kepada seseorang sejak dini agar setelah seseorang itu telah tumbuh dewasa akan terbiasa dalam peduli kepada lingkungan di sekitarnya serta disegani oleh lingkungan masyarakat maupun lingkungan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

2 komentar:

  1. (@J10Faishal)

    Terimaksih untuk info yang disampaikan di dalam artikel ini, isi artikel menarik untuk dibaca dan Memang penting untuk menjadi orang yang peduli kepada sesama.

    BalasHapus